Kerangka sang Ayah Ditemukan, Anak Sopir Taksi Online Korban Pembunuhan: Itu Ikat Pinggang Papa

Kamis, 15 November 2018 | 08:51
KOMPAS.com/ Aji YK Putra

Jenazah Sofyan (43) yang tinggal tulang belulang usai dibunuh empat pelaku perampokan ketika tiba di ruang kamar jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan Rabu (14/11/2018)

Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan

GridHot.ID - Kerangka yang diduga milik Sofyan, sopir taksi online yang jadi korban pembunuhan di Palembang telah ditemukan.

Sofyan yang merupakan seorang sopir taksi online di Palembang dilaporkan sempat hilang selama dua minggu.

Polisi menyatakan Sofyan telah menjadi korban perampokan serta pembunuhan pada 12 November 2018 lalu.

"Iya korbannya sudah tewas, pelakunya lupa di mana jenazahnya. Sekarang masih diperiksa petugas, untuk mencari korban," kata Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara seperti dilansir dari Kompas.com (13/11/2018).

Baca Juga : Boneka dengan Bercak Darah Jadi Saksi Bisu Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Para pelaku diketahui turut membawa kabur mobil korban.

Salah satu pelaku, Ridwan (45) telah ditangkap.

Namun celakanya, ia mengaku lupa di mana membuang mayat korban.

Setelah ditelusuri, jasad Sofyan ditemukan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, yang berada di pinggir jalan raya dekat semak-semak.

Baca Juga : Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Tetangga Lihat Pintu Rumah Korban Terbuka dan Televisi Menyala Dini Hari

Dilansir dari Grid.ID, saat ditemukan, jenazah Sofyan hanya tinggal tulang belulang beserta pakaian yang masih digunakan saat dilaporkan hilang sejak 29 Oktober 2018.

Kerangka tersebut dibawa ke RS Bhayangkara Palembang untuk dilakukan tes DNA dan memastikan jika tulang itu adalah memang Sofyan.

Kompas.com mewartakan, selain tulang, baju kemeja, serta celana warna hitam dan ikat pinggang warna hitam, ikut ditemukan di lokasi tersebut.

Dari baju yang ditemukan itu, Fitriani (32) yakin betul tulang itu adalah suaminya.

Baca Juga : Jemaat Gereja Penuhi Kebaktian Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Kerabat: Buah dari Kebaikan Almarhum

Selain Fitriani, putra pertama mereka Rafli (15) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga yakin itu adalah ayah kandungnya yang telah hilang.

“Itu ikat pinggang papa,”kata Rafli setelah melihat kondisi tulang yang ditemukan peyidik di ruang jenazah RS Bhayangkara Palembang, Kamis (15/11/2018).

Pelajar SMP kelas 9 ini mengatakan, selama ayahnya itu hidup, ia dan Sofyan sering saling tukar ikat pinggang.

Berbagai jenis ikat pinggang miliknya dan Sofyan pun sama-sama saling tahu jenisnya.

Baca Juga : Dari Temuan Boneka dengan Bercak Darah Sampai Surat Terakhir Sarah, Inilah 4 Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Ikat pinggang warna hitam yang ditemukan penyidik pun diyakini Rafli adalah milik ayahnya.

“Kadang saling pakai sama Papa, misalnya hari ini saya pakai jenis ini, besok tukaran lagi dengan Papa. Itu memang punya Papa (ikat pinggang),” ujarnya.

Meski dalam data sekunder telah diyakini kuat jika tulang itu adalah Sofyan, polisi tak mau salah langkah dan akan menunggu hasil tes DNA kepada keluarga Sofyan.

Sampel DNA milik Rafli pun ikut diambil untuk dicocokkan dengan tulang belulang itu.

Selain Rafli, sampel DNA Norma (65) ibu kandung Sofyan pun ikut diambil.

Baca Juga : Diduga Jadi Saksi, Anjing Peliharaan Satu Keluarga Korban Pembunuhan di Bekasi Terus Berlinang Air Mata

Hasil otopsi sementara terhadap tulang yang diduga Sofyan berbeda dari pengakuan Ridwan kepada polisi.

Pelaku mengaku mereka menghabisi nyawa Sofyan dengan menggunakan seutas tali.

Tali tersebut menjerat leher Sofyan dari kursi belakang penumpang.

Empat pelaku pun memegangi tangan dan kaki korban ketika hendak memberontak.

Kondisi hanya seorang diri membuat korban kalah tenaga hingga akhirnya tewas.

Baca Juga : Ditemukan Ada Luka Fakta di Bagian Kepala dan Leher Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Kejanggalan dari pengakuan Ridwan membuat polisi harus ekstra sabar mengorek keterangan aksi bejat para pelaku perampokan ini.

“Kalau dilihat dari kondisi tempurung kepala yang retak dan rahang kiri remuk ini sangat berbeda. Kemungkinan korban dipukul dengan benda tumpul,” ujar Zulkarnain,Rabu (14/11/2018).

(*)

Tag

Editor : Chandra Wulan

Sumber Kompas.com, Grid.ID