“Banyak lumpur, nelen air, banyak kegulung, kepentok kayu besi makanya pada patah (tulang para korban),” cerita pria bernama lengkap Reifian Fajarsyah itu.
Berdasarkan cerita Ifan Seventeen, panggung hiburan tersebut merupakan sebuah pesta perusahaan.
Ada 260 peserta yang terdaftar ikut dan belum termasuk anggota keluarga dari karyawan perusahaan terkait.
Baca Juga : Panik Hingga Turun ke Jalan Akibat Kabar Tsunami, Warga Anyer: Cari Berita yang Bener
Menurut Ifan, ketika tsunami terjadi, sebagian penonton terseret ke laut, kemudian air ombak membawa mereka kembali lagi ke daratan.
“Sebagian yang terlempar ke laut mungkin 70 persen yang terlempar ke daratan selamat tapi yang terlempar ke laut sebagian besar meninggal.”
Sebelum kejadian, Ifan Seventeen mengaku sempat menyaksikan ada luapan bara api dari mulut gunung anak Krakatau.
Namun Ifan mengaku tak ada himbauan sehingga acara masih terus berlangsung saat itu.
Baca Juga : 5 Fakta Penemuan Puluhan Kerangka Diduga Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu, Jenazah Terbalut Plastik
"Tenang banget itu anginnya juga kecil kayak ga menyangka. Cuma dari kejauhan kita melihat ada baranya anak gunung krakatau, sebelum manggung persis," cerita Ifan Seventeen.
"Nggak ada tanda-tanda apa-apa semuanya aman, kita ga menerima himbauan sama sekali, kalaupun ada kita tidak menerima," ungkap Ifan Seventeen.
Miris memang, Ifan Seventeen melihat bagaimana para korban mencoba menyelamatkan diri masing-masing dengan cara saling menenggelamkan apapun yang diraihnya, termasuk rekannya sendiri.