Sementara itu, dilansir dari Tribun Manado diketahui jika Deasy bekerja sebagai seorang Kepala Laboratorium di CV Yosiki, sebuah perusahaan pembibitan mutiara milik orang Jepang.
Setiap harinya, selain menjaga lab, Deasy juga bertugas memberi makan buaya peliharaan pimpinan perusahaannya tersebut.
Hal ini diketahui dari penuturan Erling Rumengan (37), Kepala Jaga VII, Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa.
Erling juga merupakan orang pertama yang menemukan jasad Deasy Tuwo di kolam penangkaran buaya tersebut.
Baca Juga : Kesaksian Warga yang Melihat Buaya Tiba-Tiba Naik Ke Darat, Satu Jam Sebelum Tsunami Terjadi
Karena saat itu, Erling memang tengah mencari keberadaan Deasy.
Erling bersama rekannya sempat mengecek ke dalam perusahaan dan masuk ke areal perusahaan pembibitan mutiara.
Namun, sesampainya di sana mereka tak menemukan siapapun.
Sampai akhirnya Erling dan rekannya melihat ada sebuah benda terapung yang menyerupai tubuh manusia di kolam tempat peliharaan seekor buaya.
Baca Juga : 2 Dekade Hidup Dengan Hewan Buas, Begini Kisah 'Mesra' Nathip dengan Buayanya
Erling yang penasaran pun segera menghampiri ke arah kolam dan menemukan tubuh Deasy di sana.