Miris! Demi Bawa Pulang Jenazah Bayinya dari Rumah Sakit, Sepasang Suami Istri ini Jaminkan BPKB

Jumat, 23 November 2018 | 16:47
Tangkapan layar dari Kompas TV

Sepasang suami istri jaminkan BPKB motor untuk tebus jenazah anaknya di rumah sakit

GridHot.ID - Sepasang suami istri sampai jaminkan BPKB demi bisa menebus jenazah sang buah hati.

BPKB motor rela dijaminkan demi menebus jenazah bayinya yang masih berada di rumah sakit.

Dua bayi yang sudah meninggal dua hari itu ditebus orang tuanya dengan jaminan BPKB.

Baca Juga : Beda Dari Daftar Manifes Penumpang Pesawat Lion Air JT 610, Polisi: Hasil Antemortem Ada 3 Anak dan 2 Bayi

Semua ini dilakukan karena orang tua bayi tidak memiliki uang untuk menebus jenazah sang bayi.

Akhirnya, orang tua ini jaminkan BPKB motornya ke rumah sakit.

Dua bayi bernama Topan dan Muslika itu diketahui meninggal dunia dua hari pasca dilahirkan.

Dokter menduga, dua bayi tersebut meninggal dikarenakan keracunan air ketuban.

Baca Juga : Kisah Bayi Aliza, Meninggal di Usia 8 Hari Karena Sering Dicium

Dilansir GridHot dari Kompas TV, orang tua bayi tersebut menggunakan BPKB untuk jaminan dikarenakan pemulangan jenazah bayi tidak ditanggung oleh BPJS.

Oleh sebab itu, keluarga harus membayar administrasi sebesar lima juta rupiah.

Maka, keluarga diminta untuk menjaminkan BPKB motor sekaligus membuat surat pernyataan.

Baca Juga : Nikita Mirzani Hamil Bayi Kembar?

Setelah dilakukan mediasi, kini pihak rumah sakit mengembalikan BPKB yang dipakai jaminan itu.

Keracunan Ketuban? Jangan Salah Kaprah, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Para perempuan yang tengah dalam masa kehamilan dituntut untuk mengenali perbedaan keracunan ketuban dan keracunan kehamilan.

Baca Juga : Ada Risiko Kesehatan yang Mengancam Calon Bayi Pangeran Harry Karena Meghan Markle Hamil di Usia 37 Tahun

Pasalnya, dua hal ini sama-sama berujung pada kematian.

Benny Johan Marpaung, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dalam perayaan Orami ke-5 pada Rabu (21/2/2018) di Jakarta mengatakan, selama ini masyarakat telanjur salah kaprah soal keracunan air ketuban. Menurutnya, di dalam rahim ibu, janin memang menerima asupan nutrisi lewat air ketuban.

Jadi secara normal, janin memang akan meminum ketuban.

Itu tidak bisa disebut sebagai keracunan ketuban.

Baca Juga : Namanya Tertulis di Plang Lokasi, Inilah 3 Fakta Penangkapan Hercules si Bos Preman di Jakarta

“Tidak ada keracunan air ketuban sebenarnya. Yang ada adalah Meconium Aspiration Syndrome (MAS). Ini di mana air ketuban bercampur dengan kencing dan tinja janin. Lalu terhirup janin,” ujarnya.

Janin yang menyerap air kemih dan fesesnya sendiri akan mengalami kesulitan bernapas hingga memunculkan gangguan pernapasan.

Risiko keracunan lantas muncul.

Dikatakan Benny, akibat terburuk yang bisa menimpa yakni janin mati saat di kandungan.

Sementara kondisi yang kerap disebut keracunan saat kehamilan sejatinya adalah toksimia.

Pemicunya adalah kurangnya minimnya pasokan oksigen dan nutrisi ke bayi lewat plasenta.

Baca Juga : Sisca Dewi Diduga Lakukan Pemerasan Terhadap Seorang Jendral, Ternyata Bangun Masjid Mewah

Sebab dari itu sendiri adalah kurangnya darah yang mengalir ke plasenta.

Kurangnya aliran darah bisa disebabkan oleh preeklamsia.

Dalam kondisi itu, ibu hamil dilanda hipertensi hebat.

Tanda yang ditunjukkan yakni tekanan darah naik, protein pada urin meningkat, kaki mengalami pembengkakan.

Kondisi itu bisa menyebabkan pendarahan yang akibatnya adalah kurangnya pasokan darah ke plasenta.

Baca Juga : 7Fakta Terbaru Insiden Jatuhnya Lion Air JT 610: Jenazah Pilot Bhavye Suneja Berhasil Teridentifikasi Hingga Identifikasi Korban Resmi Dihentikan

Pendarahan selain bisa memicu toksimia juga dapat memicu stroke pada ibu hamil karena pembuluh darah di otak pecah.

Para wanita yang memasuki periode 20 minggu kehamilan diminta waspada munculnya preeklamsia. Deteksi dini perlu diupayakan agar tidak berdampak buruk pada janin maupun ibu.

Benny belum bisa memastikan penyebab preeklamsia.

Benny mengira, karena rahim perempuan terinseminasi sperma pria.

“ Hamil kan perempuan dititipi “saham” laki-laki. Itu kan benda asing sama seperti transplantasi. Implantasi plasenta pada dinding rahim ini, mungkin saja bikin tekanan darah meningkat,” ujarnya.

(*)

Tag

Editor : Linda Rahmadanti

Sumber Kompas.com, Kompas TV