Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Pertemuan tertutup digelar oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (27/11/2018).
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo mengungkapkan pertemuan dilakukan secara tertutup karena keluarga korban adalah pihak pertama yang berhak tahu hasil investigasi KNKT.
Pertemuan ini dilakukan untuk menginformasikan hasil investigasi awal kepada keluarga korban.
KNKT masih terus melakukan penyidikan terkait penyebab jatuhnya Lion Air PK LQP di Perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 lalu.
Baca Juga : Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air Temui Hotman Paris, Atur Strategi Tuntut Keadilan!
M.Rifani, salah satu keluarga korban mengatakan KNKT menyebut ada kerusakan pada pesawat tersebut dalam penerbangan sebelumnya dari Bali ke Jakarta.
"Mereka (KNKT) tadi mengatakan memang ada kerusakan saat penerbangan dari Bali ke Jakarta. Tapi, tidak jelas apakah pengujian dilakukan oleh komputer atau manusia sehingga diputuskan layak terbang. Apakah perbaikannya belum fix seratus persen, atau dipaksakan terbang, pihak Lion-lah yang tahu," ujar Rifani.
Sementara itu, The New York Times melaporkan bahwa data dari flight data recorder, salah satu bagian black box Lion Air JT 610 yang telah ditemukan menunjukkan bahwa pilot telah berjuang mati-matian sejak awal pesawat lepas landas.
Dalam durasi sebelas menit pertama pesawat lepas landas, pesawat menukik turun lebih dari 24 kali.
Baca Juga : Menyayat Hati, Inilah Unggahan Pacar Pramugari Lion Air JT 610 Setelah Jenazah Kekasihnya Dimakamkan
Pilot sudah berperang melawan mesin dan berhasil mengangkat pesawat ke keadaan normal berkali-kali hingga akhirnya kalah.
Saat itulah, Lion Air JT 610 menabrak permukaan air laut dengan kecepatan sekitar 700km/jam.
Data tersebut cocok dengan perkiraan para peneliti.
Bahwa ada sistem komputer yang terpasang pada mesin-mesin pesawat terbaru Boeing, termasuk 737.
Baca Juga : Analisis Black Box Lion Air JT 610, KNKT Temukan Masalah di Kokpit
Sistem ini mencegah moncong pesawat naik terlalu tinggi.
Akibatnya justru memaksa pesawat untuk menukik turun karena kesalahan informasi yang diterima oleh sistem.
Setelah kecelakaan Lion Air JT 610, banyak pilot yang berujar bahwa mereka belum diberitahu soal sistem baru di mesin Boeing ini.
Sistem ini disebut MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System).
Baca Juga : Penyelam Syachrul Anto Meninggal Akibat Dekompresi Saat Evakuasi Korban Lion Air
Professor Aeronautika dan Astronautika serta Direktur Pusat Transportasi Udara Internasional di Massachussetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan bahwa semua data tersebut sesuai dengan hipotesis awal peneliti.
Sementara itu, pihak Boeing mengatakan bahwa langkah-langkah untuk menyelamatkan diri dan pesawat ketika terjadi keadaan serupa sebenarnya sudah dijelaskan dalam buku manual petunjuknya.
Boeing juga menyebut bahwa pihaknya tak bisa menjelaskan apapun terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 karena masih ada di tangan investigator.
Namun, mereka menegaskan bahwa prosedur penyelamatan pesawat jika mengalami keadaan serupa sudah ada dalam petunjuk yang diberikan.
(*)