Los Frikis, Sekelompok Anak Punk yang Sengaja Suntikkan Virus HIV ke Tubuhnya Sendiri demi Kedamaian

Senin, 03 Desember 2018 | 08:40
ranker.com

Sekelompok punk menyuntikan virus HIV ke dalam tubuhnya sendiri

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Human Immunodeficiency Virus ( HIV) mungkin menjadi momok yang hidup di masyarakat hingga saat ini. Bukan hanya saat ini, HIV telah menjadi mimpi buruk yang menyelimuti dunia sejak 1920-an.

Pasalnya, virus HIV yang menyebabkan wabah AIDS yang belum ditemukan obatnya itu, dapat mengancam nyawa penderitanya.

Namun, ketika banyak yang berlomba-lomba terbebas dari virus HIV, sekelompok anak punk bernama Los Frikis justru dengan sengaja menyuntikkan virus HIV ke tubuh mereka sendiri.

Baca Juga : Sedih, Denada Kabarkan Kondisi Shakira Aurum Terkini yang Hanya Sanggup Makan 1 Hingga 2 Suap...

Bukan untuk membahayakan orang lain, Los Frikis justru melakukan hal nekat ini demi diri mereka sendiri.

Kelompok anak punk yang berbasis di Kuba ini, melakukan hal ekstrem tersebut ketika masa pemerintahan Fidel Castro.

Dikutip GridHot.ID dari Intisari, saat itu pemerintahan Fidel Castro berusaha keras untuk mempertahankan ketertiban nasional dengan paksa.

Salah satu caranya, polisi menindak keras para gelandangan dan orang-orang yang dianggap berada di “luar” kelompok mereka.

Baca Juga : Jawaban Tidak Terduga Sang Istri Ketika Suami Minta Nikah Lagi...

Para anggota Los Frikis menjadi salah satu target penertiban itu.

Hal ini lantaran mereka dianggap berbeda, dianggap melalaikan norma kehidupan di bawah sosialisme Kuba.

Lebih dari itu, mereka sering dilecehkan, ditangkap, dipenjarakan, atau dipaksa melakukan kerja kasar.

Nah, salah satu bentuk protes yang mereka lakukan adalah dengan menginfeksi diri mereka sendiri dengan HIV yang mereka ambil dari teman-teman Frikis mereka yang positif HIV.

Baca Juga : Engku Emran Senang Ditinggal Laudya Cynthia Bella, Ternyata Sang Suami Ingin Lakukan Ini

Bagaimanapun juga, ini sangat membingungkan.

Tapi dengan beragam alasan, apa yang dilakukan kelompok ini cukup beralasan.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Kuba relatif berjuang sendirian. Kondisi ini membuat negara yang terletak di Amerika Tengah itu mengalami krisis pangan yang secara fisik mengubah orang Kuba untuk selamanya.

Nah, di waktu yang sama, wabah AIDS semakin memburuk. Negara-negara di seluruh dunia pun segera mengendalikan penyebaran virus ini.

Baca Juga : Kepalanya Tersambar Pesawat Pelita Air, Hasil Rontgen Tunjukkan Tengkorak Brigpol Jackson Ferdinandus Tak Alami Keretakan

Yang paling kontroversial adalah yang dilakukan Kuba. Orang-orang dewasa di negara itu yang terjangkit HIV dimasukkan ke sanatorium untuk dikarantina.

Nah, dalam kondisi inilah para Frikis melihat ada kesempatan untuk melarikan diri dari masyarakat yang diskriminatif, yang berusaha merampas kebebasan mereka.

“Ia tahu, dengan menginfesi diri, ia akan dikirim ke sanitarium,”ujar Niurka Fuentes, bercerita tentang suaminya, seorang Frikis bernama Papo La Bala alias Papo si Peluru, kepada Vice.

“Ia tahu akan bertemu orang seperti dirinya di sana, polisi akan meninggalkannya, dan ia bisa menjalani hidupnya dengan damai.”

Baca Juga : Perjalanan Cinta Priyanka Chopra yang Pernah Dituding Sebagai Wanita Selingkuhan Hingga Ingin Bunuh Diri

Menurut laporan Ranker.com, Papo menginfeksi dirinya dengan HIV menggunakan darah yang diperolehnya di sebuah konser.

Ia mengklaim, dirinya melakukan itu karena pemerintah Kuba tidak akan membiarkannya menjalani hidup dengan caranya, cara punk-nya.

Jadi ia akan melawan, bagaimanapun caranya.

Lebih dari itu, ia sadar dengan konsekuensi yang akan ia tanggung di depannya.

Baca Juga : Ramai di Twitter Usai Pernikahan Crazy Rich Surabayan, Berikut 10 Cuitan Kocak Bertagar #AndaiNikahanku10M

Benar, daripada harus hidup di jalanan atau di tempat di mana mereka kerap dilecehkan dan dianiaya, para Los Frikis yang terinfeksi ini menemukan tempat di mana mereka dapat makan gratis, tempat tinggal, dan pengobatan.

Karena saking banyaknya Los Frikis yang dikirim ke sanitarium, tempat itu lantas menjadi surga punk.

“Anda bisa mendengar rock’n roll dan heavy metal yang keluar dari setiap rumah (di sanitarium),” ujar Yoandra Cardoso, seorang anggota Los Friki yang kini tinggal di area bekas sanitarium.

“Ketika sanitarium dibuka pertama kali, 100 persen isinya Friki … kami semua bersama,” tambahnya.

Baca Juga : Resmi Menikah, Kue Pernikahan Pasangan Crazy Rich Surabaya Jusup Maruta Cayadi dan Clarissa Wang Bak Istana Disney

Masih menurut Vice, pada 1989, militer menyerahkan kendali sanitarium kepada Kementerian Kesehatan.

Dan di bawah metodologi progresif, para pasien yang tinggal di sana diperbolehkan mendengar dan memainkan alat musik, berpakaian sesuai selera, dan bersosialisasi dengan orang lain baik di dalam maupun di luar sanitarium.

“Kami menciptakan dunia kami sendiri di sana,” tambah Fuentas.

Kini, hampir seluruh sanitarium sudah ditutup.

Baca Juga : Begini Sosok Priyanka Chopra yang Buat Hati Nick Jonas Luluh

Kalaupun ada, fungsinya lebih untuk rawat jalan alih-alih tempat karantina.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, HIV hanya terdapat di darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu.

HIV umumnya menular melalui hubungan seksual dan penggunaan napza suntik.

Namun, ketika jumlah virus telah ditekan karena rutin konsumsi ARV, virus pun tak menular.

Baca Juga : Bukan Untuk Vicky Prasetyo, Angel Lelga Minta Maaf untuk Korban Vicky

HIV juga tidak bisa menular ketika menggunakan toilet duduk yang baru saja digunakan pasien HIV/AIDS, menggunakan alat makan yang sama, atau menular lewat keringat ketika bersalaman maupun berpelukan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara penularan HIV membuat stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih tinggi.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, intisari