Benny Wenda, Pemimpin OPM yang Hidup Enak di Luar Negeri Sedangkan Pengikutnya Menyabung Nyawa Keluar Masuk Hutan

Sabtu, 08 Desember 2018 | 09:48
Twitter/@BennyWenda

Benny Wenda (kanan) sekarang hidup enak di Inggris.

Gridhot.ID - Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berdiri pada Desember 1963 ialah gerakan pemberontakan menuntut Irian Jaya merdeka dari Indonesia.

OPM sendiri ada berawal dari rasa sakit hati pemerintah Belanda karena Irian Barat harus diserahkan secara sah kepada Indonesia dengan naungan PBB pada pada 1 Mei 1963.

Tak terima, Belanda kemudian membentuk pasukan sukarelawan lokal bernama Papua Volunteer Corps (PVC).

PVC dilatih oleh militer Belanda dan digunakan untuk melawan Indonesia saat Operasi Trikora.

Baca Juga : Kapolda dan Pangdam Akan Pimpin Tim Buru Egianus Kogeya Beserta Komplotannya

Setelah Belanda angkat kaki dari bumi Cenderawasih, PVC merasa tertekan karena ditinggalkan begitu saja oleh majikan penjajahnya.

PVC lantas masuk hutan dan mulai membentuk OPM pada Desember 1963 sebagai gerakan pemberontakan kepada Indonesia.

Dikutip dari Radio New Zealand, dalam perjalanannya, pendiri OPM Nicolaas Jouwe dan dua komandannya Seth Jafeth Roemkorem beserta Jacob Hendrik Prai mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada 1971.

Namun apa daya, kepentingan pribadi membuat Hendrik dan Roemkorem mulai beda pandangan menyoal Papua.

Baca Juga : Apache AH-64 , Si Monster Mi-35 dan Super Tucano, Trio Senjata Canggih TNI yang Ditakuti Pimpinan KKB Egianus Kogeya

Keduanya lantas keluar dari OPM dan membentuk faksi sendiri-sendiri, PEMKA oleh Prai serta TPN bentukan Roemkorem.

Perseteruan internal ini membuat kekuatan OPM kendur drastis.

OPM semakin tak populer ketika Nicolaas Jouwe pada tahun 2010 kembali ke Indonesia dari pelariannya di Belanda.

Jouwe akhirnya jadi WNI kembali, dan ia sekarang berubah dari pro-kemerdekaan papua menjadi seorang manusia Pancasila yang cinta NKRI.

Baca Juga : Konyol, Pimpinan KKB Egianus Kogeya Nyatakan Siap Perang Namun di Darat Saja, TNI Tak Boleh Pakai Helikopter dan Bom

Sekarang, diantara pentolan OPM yang masih tersisa dan tak populer, maka tersebutlah nama Benny Wenda.

Wenda lahir di Lembah Baliem tepat pada HUT Republik Indonesia 1974.

Wenda kemudian menjadi antipati dengan pemerintah Indonesia setelah dirinya mengklaim jika ada serangan udara yang membuat keluarganya menjadi korban.

Dirinya juga mengklaim akibat serangan udara itu kakinya putus satu.

Baca Juga : Wakil Presiden Jusuf Kalla Minta TNI Lakukan Operasi Militer Skala Besar untuk Tumpas KKB di Papua

Maka setelah rezim Soeharto tumbang, Wenda lantas angkat senjata meminta papua merdeka walaupun keluarganya sendiri memilih bergabung dengan NKRI.

Ia melakukan lobi-lobi kepada pemerintahan Indonesia.

Pada pemerintahan Megawati, usaha lobi Wenda sebenarnya berhasil yakni menjadikan papua sebagai daerah otonomi khusus.

Namun apa lacur, Wenda masih kurang puas dan menuntut lagi kemerdekaan papua.

Baca Juga : Kanibal Gila, Kisah Joe Metheny yang Bersetubuh dengan Tengkorak dan Jual Daging Manusia untuk Dibuat Barbeque

Aparat keamanan Indonesia tak bisa lagi mentolerir lagi Wenda ditangkap karena ia mengacaukan keamanan pada tahun 2001.

6 Juni 2002, Wenda kemudian ditahan di Jayapura.

Dirinya kemudian berhasil kabur dari penjara pada 27 Oktober 2002.

Dibantu simpatisan OPM, Wenda diselundupkan ke Papua Nugini yang lantas ia ngacir ke Inggris bersama LSM Eropa setelah mendapat suaka politik.

Sampai saat ini Wenda hidup aman, nyaman di bawah perlindungan dan pengawasan negeri Ratu Elizabeth II.

Di Inggris ia hanya bisa menyuarakan kemerdekaan Papua lewat media massa dan media sosial.

Sedangkan anak buahnya harus keluar masuk rimba, tidur di hutan, kekurangan makanan dan harus menyabung nyawa berperang dengan aparat keamanan Indonesia.

Entah apakah Benny Wenda bakal kembali ke tengah-tengah pengikutnya, memimpin gerakan separatis OPM yang semakin tak populer.

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Antara, tribunnews, Radio New Zealand, Twitter/@BennyWenda