Terjerat Kasus Suap, Bos Lippo Group Ungkap Alasan Meikarta Dibangun

Minggu, 09 Desember 2018 | 08:08
kompas

Kondisi terkini Meikarta

GridHot.ID - Pemberitaan mengenai Meikarta dihebohkan dengan dugaan suap yang melibatkan Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin serta sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Bekasi dan sejumlah pegawai Lippo Group.

KPK telah menetapkan Billy, Neneng dan tiga lainnya sebagai tersangka.

Meikarta sendiri dikembangkan oleh PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) sebagai anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).

Baca Juga : Keberadaannya Dipertanyakan Warganet Saat Jokowi Unggah Foto Liburan di Kebun Raya Bogor, Kaesang Pangarep Angkat Bicara

Walaupun terbelit dugaan suap, namun mega proyek Meikarta ini masih terus dilanjutkan.

Harga properti yang relatif murah membuat pasar Indonesia menarik bagi para investor asing.

Chairman Lippo Group James Riady menyebut apartemen Meikarta di Cikarang dibuat untuk bisa menampung permintaan investasi properti dari luar negeri tersebut.

"At the end of the day kami mengantisipasi booming asing masuk termasuk Singapura dan Hongkong," ujar James di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (1/11/2017) pada Kompas.com.

Baca Juga : Maia Estianty Tak Terpikirkan Punya Anak Lagi dengan Irwan Mussry

James menuturkan, harga sewa gedung kantor milik Lippo di Hongkong saat ini mencapai 35.000-45.000 dollar Amerika Serikat per meter persegi.

Kondisi di Singapura juga tidak jauh berbeda.

Meski tidak menyebut angka pasti, James menilai harga properti di negara kota itu sangat tidak terjangkau lagi.

"Di Singapura sudah enggak ada barang yang tersedia, karena terlalu mahal. Karena itulah, sekarang pasar terbaik ada di Indonesia. Still very cheap," jelas James.

Baca Juga : Sempat Chubby, Intip Transformasi Paula Verhoeven Hingga Jadi Supermodel Seperti Sekarang!

Meikarta sendiri dijual Rp 7 juta per meter persegi.

Sebelum menetapkan harga tersebut, James mengaku ada beberapa pertimbangan dan tes pasar yang dilakukan.

Pada tes pasar pertama, ia mengaku menjual Meikarta dengan harga Rp 12 juta per meter persegi.

Hasilnya, dalam setahun hanya terjual 400 unit.

Baca Juga : Apakah Sebenarnya Bilik Asmara yang Disewakan Suami Inneke Koesherawati di Lapas Sukamiskin?

Kemudian, James mengetes pasar kembali dengan harga Rp 10 juta per meter persegi dan terjual 1.000 unit.

Pada akhirnya, harga yang ditentukan adalah sebesar Rp 7 juta per meter persegi.

"Kami find out dengan Rp 7 juta per meter persegi, volume (yang terjual) luar biasa. Kami testing dulu karyawan kita sehari jual 16.000 unit," jelas James.

Artikel ini telah tayang di iDea Online dengan judul Kini Terjerat Dugaan Suap, Bos Lippo Sebut Meikarta Dibuat Untuk Mengantisipasi Investor Asing

(*)

Tag

Editor : Chandra Wulan

Sumber iDea Online