Gridhot.ID - Tanggal 2 Desember 2018, mata publik Indonesia dan dunia tertuju pada aksi brutal yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Egianus Kogeya.
Bagaimana tidak, Egianus Kogeya beserta anak buahnya membantai para pekerja Trans Papua PT Istaka Karya yang berjumlah 25 orang.
KKSB Egianus Kogeya lantas menembak mati 19 orang diantaranya.
Salah satu korban selamat yakni Jimmy Rajagukguk (Aritonang) mengungkapkan rentetan peristiwa berdarah itu.
Baca Juga : TNI-Polri Hanya Gunakan Granat, KKSB Egianus Kogeya Sudah Ngacir Melarikan Diri
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/12) pada 1 Desember 2018, Jimmy dan 24 rekannya di satroni KKSB saat sedang istirahat di salah satu ruangan kantor.
Sejurus kemudian datanglah 50 orang KKSB mendobrak pintu kantor dan menangkapi Jimmy beserta rekan-rekannya.
"Saat itu mereka mengatakan buka pintu-buka pintu. Tapi tidak akan tembak. Akhirnya mereka mendobrak dan dibukalah semua pintu, hingga ke kamar," ungkap Jimmy, Selasa (11/12) siang.
"Lalu kami dikumpulkan dan disuruh berbaris. Tak hanya itu mereka meminta kami membuka baju dan merampas telepon, dompet dan uang milik kami," katanya lagi.
Baca Juga : Begini Trik Culas dan Pengecut KKSB Egianus Kogeya Ketika Berhadapan dengan TNI-Polri
KKSB juga menanyakan dimana pimpinan proyek ini dan dijawab oleh para korban jika pimpinannya tak ada di sini.
"Kami menjawab. Namanya Jonny Arung (korban yang belum ditemukan). Pimpinan tidak ada di sini. Dia lagi ikut bakar batu," jelasnya.