Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Tiga bayi kembar ikut mendekam dalam rumah tahanan bersama sang ibu.
Mereka dirawat di rumah tahanan cabang Bireuen, Aceh karena tak ada yang bisa merawatnya lagi.
Maghfirah, sang ibu, tersangkut kasus calo PNS tahun 2015 silam.
Namun, hingga saat ini, kasus Maghfirah belum sampai putusan akhir.
Dilansir dari Kompas TV, Maghfirah mengatakan bahwa dirinya harus menyusui ketiga bayinya.
Karena itulah, ia terpaksa membawa ketiga bayinya untuk hidup dalam rutan meski kondisinya sangat tidak layak.
Suami Maghfirah sehari-harinya bekerja, sehingga tidak mungkin merawat tiga buah hatinya sendiri.
Sebelumnya, ada ibu mertua Maghfirah, namun baru saja ibu mertuanya meninggal.
Dalam keadaan begitu rupa, tak ada yang bisa dilakukan Maghfirah untuk ketiga anaknya selain merawat mereka di dalam rutan.
Pihak Rutan Beireuen, Aceh juga menyebut bahwa mereka ikut membantu Maghfirah.
Tahanan wanita sehari-harinya membantu terutama jika malam hari, sehingga Maghfirah dapat memperoleh tidur cukup.
Sudah lebih dari 20 hari ketiga bayi ini dirawat di Rutan Bireuen.
Baca Juga : Sopir Angkot di Cianjur Syukuran Setelah Bupatinya Ditangkap KPK Atas Dugaan Korupsi Dana Pendidikan
Melansir dari Serambinews.com, keadaan Maghfirah mendapat perhatian dari Ketua Fraksi PA di DPR Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky.
Iskandar menjenguk ketiga bayi kembar tersebut pada Selasa (11/12/2018).
Kedatangannya disambut Kepala Rutan Bireuen, Sofyan dan pegawai rutan lainnya.
Di hadapan wartawan, Iskandar mengutarakan bahwa kondisi bayi dalam rutan sangat menggugah rasa kemanusiaannya.
Baca Juga : Hanya Karena Minuman Kemasan, Mulut Seorang Kepala Desa di Bali Melepuh, Tenggorokan Serasa Terbakar
Iskandar menyerahkan bantuan berupa uang tunai untuk kebutuhan bayi tersebut.
Selain itu, anggota Komisi I DPRA yang membidangi hukum, politik, keamanan, dan pemerintahan ini meminta penangguhanan penahanan terhadap Maghfirah.
Iskandar berkomunikasi langsung dengan Ketua PN Bireuen, Fadli.
"Saya sudah komunikasi dan tidak ada kendala. Tinggal buat surat permohonan saja. Namun saya saya tanyakan ke suaminya, mereka nyaman di mana. Karena jawaban mereka nyaman di dalam, banyak napi perempuan yang ikut bantu lihat si bayi," jelas Iskandar.
"Mereka juga tidak ada rumah di Bireuen, jika pulang ke Peureulak, saat ikut sidang jauh. Maka sementara waktu mereka milih di dalam. Tapi saya lihat tadi semua ikut membantu mengurusi si bayi termasuk pegawai rutan," kata Iskandar di hadapan wartawan yang hadir dalam kunjungan itu. (*)