Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar pada Minggu (16/12/2018) malam.
Guguran lava pijar terpantau terjadi pada pukul 19.08 WIB.
Beberapa hari sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengunjungi Pos Pemantauan Gunung Merapi di Kaliurang untuk memastikan kondisi terkini puncak Gunung Merapi.
Akun resmi Twitter BPPTKG menyebutkan, guguran lava mengarah ke bukaan kawah yaitu hulu Kali Gendol dengan jarak luncur sebesar 300 m.
Baca Juga : Perbandingan Potret Slank 1997 Versus 2018, Siapa yang Paling Berubah?
Saat ini intensitas guguran masih rendah.
Untuk itu, BPPTKG memberikan rekomendasi berikut:
1. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
2. Masyarakat di Kawasan Rawan Bencana III dihimbau untuk terus mengikuti informasi pertumbuhan kubah & guguran lava.
3. Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
Dilansir dari Kompas.com, Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, saat ini Gunung Merapi memasuki fase magmatik dengan tipe erupsi efusif.
Radius bahaya 3 Km dari puncak gunung Merapi.
"Kubah lava baru kondisinya saat ini masih stabil dan saat ini (sebaran material) sudah meliputi seluruh kawah, maka di ujung-ujungnya ada potensi terjadi guguran. Perkembangan pembentukan kubah lava sangat lambat, jauh jika dibandingkan tahun 2006 dan 2010 lalu," kata dia, Rabu (12/12/2018).
Seperti diketahui, empat hari kemudian, guguran lava terjadi di puncak Merapi dengan arah luncuran ke Tenggara.
Berikut keterangan resmi dari Kepala BPPTKG:
Baca Juga : Berjuluk Tuan Muda Koin, Berikut Identitas Pemuda 24 Tahun di Balik Fenomena Hujan Uang Hong Kong
Dilansir dari Twitter @BPPTKG, berikut lima potret kondisi terkini Gunung Merapi dari pos pengamatan di Yogyakarta dan Jawa Tengah:
Baca Juga : Sedih, 3 Bayi Kembar Ikut Mendekam di Rutan Bersama Ibunya yang Tersangkut Kasus Calo PNS
Dilansir dari Kompas.com,Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah akan melibatkan awak media dalam upaya penanggulangan bencana, khususnya erupsi Gunung Merapi.
"Mungkin saya sedikit terlambat merespons kepada media. Ini koreksi bagi birokrasi kami. Ternyata media perlu membentuk suatu forum untuk edukasi kebencanaan dan akan saya eksekusi 2019 nanti," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana di Klaten, Sabtu (15/12/2018).
Selain edukasi tentang kebencanaan melalui media, Sarwa juga berharap informasi melalui awak media dapat menangkal hoaks. BPBD akan mengklarifikasi informasi tentang bencana dengan lembaga resmi.
"Terkait hoaks, kami selalu klarifikasi kepada lembaga yang berkompetensi, biasanya dengan Pak Topo (HUmas BNPB), kalau soal Merapi dengan Bu Heni (Kepala BPPTKG Yogyakarta)," ujar Sarwa.
(*)