Gridhot.ID - Sebuah perkubuan dan markas Kelompok Kriminal Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (KKB-OPM) di pedalaman hutan Papua berhasil ditemukan.
Markas ini ditemukan oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri yang melakukan patroli tempur di sana.
Markas tersebut lantas dihancurkan oleh para personel Brimob.
Dikutip dari Tribun Medan dan akun Facebook Komunitas Cinta Polri, Kamis (20/12) markas KKB tersebut masih semi-permanen.
Baca Juga : Sempat Menjual Kue Berbahan Daging Manusia, Pasangan Kanibal Ini Lantas Buat Pernyataan Mengejutkan
Yakni hanya terbuat dari kayu dan seng.
"Ini adalah markas KKB OPM dan kami akan menghancurkannya karena mereka telah berkhianat kepada negara Republik Indonesia," ucap seorang personel Brimob di dalam video tersebut.
Namun sayangnya, aparat tak menemukan kombatan KKB di dalam maupun sekitar markas tersebut.
"Ini adalah markas KKB yang memang masih baru dibangun. Sayang sekali ketika kami dari kepolisian, Brimob, tidak mendapatkan mereka sedang berada di sini," tambahnya.
Sementara itu mantan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw menyebut KKB adalah 'Free Man.'
Baca Juga : Kerap Kena Nyinyir Karena Perbedaan Fisik, Wanita Cantik Ini Tetap Nikahi Kekasihnya
KKB Free Men itu menurut Paulus berisi pemuda-pemuda yang merasa bebas melakukan apa saja.
"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini free man. Manusia yang bebas."
Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?," ujar Paulus.
Bahkan Paulus selama menjabat sebagai Kapolda Papua tak pernah dengar nama KKB Egianus Kogoya yang ia anggap orang baru di OPM.
Baca Juga : Nur Khamid, Pria yang Nikahi Wanita Bule Cantik Bakal Temui Mertuanya di Manchester, Inggris
"Tidak. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru, ya."
"Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya. Nama pimpinan yang terkenal sekali sampai sekarang itu adalah Goliath Tabuni. Dulu ada Kelik Kwalik (seorang pemimpin separatis senior dan komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka. Kelik meninggal di Timika, 16 Desember 2009, Red). Kalau Egianus itu, saya tidak mengetahui," ucap Paulus.
(*)