Miris, Presiden Sudan Terancam Digulingkan Rakyat Hanya Karena Naikkan Harga Roti Jadi Rp 900 Perak!

Jumat, 21 Desember 2018 | 13:39
Albert González Farran/Unamid

Harga roti Sudan jadi Rp 900 perak, Presiden terancam digulingkan.

Gridhot.ID - Beruntunglah kita hidup di Indonesia!

Walau banyak yang mengeluh mengenai ini-itu, setidaknya di negeri ini bahan pangan masih bisa dijangkau oleh masyarakatnya.

Namun tidak bagi warga negara Sudan, Afrika.

Seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/12) AFP mewartakan jika 8 orang demonstran warga Sudan meregang nyawa setelah ikut protes kenaikan harga roti.

Baca Juga : Ekspresi Sri Sultan Hamengkubuwono X Saat Kejebak Macet di Yogyakarta : Waduh, Walah 3,5 Jam

Kenaikan harga roti ini mungkin terlihat sepele di mata dunia internasional, yakni dari 1 pound (Rp 304 perak) menjadi 3 pound (Rp 912 perak).

Bayangkan saja di Indonesia untuk gunakan toilet umum dikenakan bayar Rp 2 ribu.

Demonstrasi besar lantas melanda Sudan usai penetapan harga baru roti.

Protes bahkan menyebar sampai ibu kota Khartoum di mana polisi huru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa.

Baca Juga : Ketika Paskhas Hendak Ledakkan Tentara Australia Gegara Todongkan Senjata Kepada Perwira TNI AU

Dari 8 orang demonstran yang tewas ada seorang mahasiswa yang ikut demo di Al-Qadarif.

"Situasi di Al-Qadarif di luar kendali dan mahasiswa bernama Moayed Ahmad Mahmoud terbunuh," kata anggota parlemen Mubarak al-Nur.

"Pihak berwenang mohon untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran, yang diminta untuk secara damai menggunakan hak mereka (untuk protes)," imbuhnya.

Meski begitu polisi tetap melakukan tindakan pembubaran menggunakan kekerasan.

Baca Juga : Jenazah Bocah Berteriak Saat Hendak Dimakamkan, Ini yang Terjadi Kemudian

Massa juga sebelumnya membakar markas Partai Kongres Nasional (NCP) milik presiden Omar al-Bashir.

Ada juga kantor cabang NCP di dua tempat berbeda juga kena amuk massa.

"Mereka bahkan melempar batu ke bank-bank dan menghancurkan mobil," kata warga di Al-Qadarif, Tayep Omar Bashir.

Massa lantas bergerak ke kantor polisi, menyuarakan penggulingan rezim Omar al-Bashir.

Tiga pekan terakhir, pasokan roti di kota-kota Sudan mengalami kekurangan.

Miris benar nasib negara Sudan, sudah harga komoditas tak mampu lagi di jangkau rakyat, kini roti sebagai makanan pokok mereka juga mau 'dibinasakan' sehingga mereka bingung mau makan apa.

Inflasi negara Sudan juga parah, mencapai 70 persen dan nilai tukar mata uang anjlok.

Sebenarnya Sudan negeri kaya minyak di Afrika.

Namun gara-gara campur tangan asing, negara itu pecah menjadi Sudan dan Sudan Selatan pada 2011.

Gegara itu, Sudan kehilangan tiga perempat dari cadangan minyaknya. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com, afp