Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Tsunami menerjang pantai-pantai di area Selat Sunda, Sabtu (22/12/2019).
Salah satunya yang terdampak paling parah ialah Pantai Tanjung Lesung.
Grup band Seventeen yang sedang manggung dalam sebuah acara di Pantai Tanjung Lesung pun menjadi korban dalam bencana tersebut.
Dilansir dari Grid.ID, Ifan, vokalis Seventeen yang selamat dari bencana menceritakan kejadian saat gelombang tsunami menerjang.
Baca Juga : Seismometer Rusak Jadi Penyebab Tsunami Anyer Tak Terdeteksi
Melalui sambungan telepon bersama TV One, Ifan Seventeen menceritakan bagaimana kronologis tsunami Banten tersebut.
“Itu lagu kedua kebetulan. Jadi kita baru main lagu kedua terus memang kita ga tau apa yang terjadi tiba-tiba panggungnya kebalik,” cerita Ifan Seventeen dikutip Grid.ID dari siaran langsung TV One, Minggu (23/12/2018).
Ifan Seventeen mengatakan bahwa dirinya tak melihat langsung bagaimana air laut datang ke daratan.
Sebab, posisi panggung tempat dia pentas membelakangi laut.
Baca Juga : Pemain Bass Band Seventeen Jadi Korban Meninggal Bencana Tsunami Banten
Seketika, Ifan Seventeen hanya merasakan panggungnya terbalik dihantam air yang disertai oleh lumpur.
“Banyak lumpur, nelen air, banyak kegulung, kepentok kayu besi makanya pada patah (tulang para korban),” cerita pria bernama lengkap Reifian Fajarsyah itu.
Berdasarkan cerita Ifan Seventeen, panggung hiburan tersebut merupakan sebuah pesta perusahaan.
Ada 260 peserta yang terdaftar ikut dan belum termasuk anggota keluarga dari karyawan perusahaan terkait.
Baca Juga : Panik Hingga Turun ke Jalan Akibat Kabar Tsunami, Warga Anyer: Cari Berita yang Bener
Menurut Ifan, ketika tsunami terjadi, sebagian penonton terseret ke laut, kemudian air ombak membawa mereka kembali lagi ke daratan.
“Sebagian yang terlempar ke laut mungkin 70 persen yang terlempar ke daratan selamat tapi yang terlempar ke laut sebagian besar meninggal.”
Sebelum kejadian, Ifan Seventeen mengaku sempat menyaksikan ada luapan bara api dari mulut gunung anak Krakatau.
Namun Ifan mengaku tak ada himbauan sehingga acara masih terus berlangsung saat itu.
Baca Juga : 5 Fakta Penemuan Puluhan Kerangka Diduga Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu, Jenazah Terbalut Plastik
"Tenang banget itu anginnya juga kecil kayak ga menyangka. Cuma dari kejauhan kita melihat ada baranya anak gunung krakatau, sebelum manggung persis," cerita Ifan Seventeen.
"Nggak ada tanda-tanda apa-apa semuanya aman, kita ga menerima himbauan sama sekali, kalaupun ada kita tidak menerima," ungkap Ifan Seventeen.
Miris memang, Ifan Seventeen melihat bagaimana para korban mencoba menyelamatkan diri masing-masing dengan cara saling menenggelamkan apapun yang diraihnya, termasuk rekannya sendiri.
Sementara Ifan Seventeen berhasil selamat setelah meraih sebuah box dan memilih untuk segera menepi.
Baca Juga : 45 Jenazah Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Silam Ditemukan Saat Hendak Menggali Lubang Untuk Septic Tank
“Cakar-mencakar semua orang saling menenggelamkan masing-masing. Saya berusaha meraih box.”
“Suasana sepi ternyata sudah jadi mayat semua,” cerita Ifan Seventeen terdengar sambil terisak menangis.
Setelah kejadian, beredar video amatir detik-detik saat band Seventeen sedang beraksi di atas panggung dan gelombang tsunami menghantam dari belakang.
Akun Instagram @igers.banten adalah salah satu yang mengunggah video tersebut.
Berikut video selengkapnya:
Bassist grup band Seventeen, M. Awal Purbani atau Bani menjadi korban tewas dalam tsunami tersebut.
Selain Bani, Road Manager Seventeen, Oki Wijaya juga meninggal dunia.
Dilansir dari Kompas.com, istri Ifan yakni Dylan Sahara serta dua personel Seventeen yakni Herman dan Andi belum ditemukan.
Sempat ada orang yang mengaku melihat Dylan dirawat di klinik, namun keberadaannya belum dapat dipastikan.
(*)