Seorang Bayi Korban Tsunami Banten Tak Henti Menangis di Puskesmas, Kedua Orangtuanya Diduga Sudah Berada di Tumpukan Kantong Jenazah

Minggu, 23 Desember 2018 | 20:44
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma

Seorang bayi korban Tsunami Banten tak henti menangis di Puskesmas Carita

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.30 WIB masih menyisakan duka.

Sejumlah korban Tsunami Banten ditemukan tak bernyawa dan hilang terpisah dari keluarganya.

Termasuk seorang bayi korban Tsunami Banten berikut ini.

Baca Juga : Terlanjur Panik dan Takut Adanya Tsunami Susulan, Sejumlah Warga Pandeglang Nekat Ngungsi ke Kandang Sapi

Gelombang Tsunami yang disebut-sebut dipicu oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau itu telah memisahkan bayi malang tersebut dari kedua orangtuanya.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Tribun Jakarta.

Bayi laki-laki yang diperkirakan masih di bawah 12 bulan, terlihat terus menangis di Puskesmas Carita, Pandeglang, Banten.

Baca Juga : Pasca Tsunami Banten, Beredar Video Sejumlah Hiu Tutul Disebut Menepi ke Dekat Dermaga Pelabuhan Merak

Bayi tersebut merupakan satu dari ratusan korban selamat dari musibah tsunami yang melanda daerah Anyer dan sekitarnya.

Esra warga yang menolong bayi tersebut menuturkan, diduga orang tua bayi tersebut telah meninggal dunia dan berada didalam puluhan kantung mayat yang ada di Puskesmas Carita.

"Jadi ini bayi terus menangis di dalam puskesmas, infonya orang tuanya meninggal jadi korban tsunami," jelas Esra di Puskesmas Carita, Minggu (23/12/2018).

Terlihat, bayi tersebut pun mengalami luka goresan dibagian keningnya sambik terus menangis.

Baca Juga : Penyebab Tsunami Banten Makin Misterius! Kepala PVMBG Sebut Aktivitas Gunung Anak Krakatau Belum Tentu Jadi Pemicunya

"Ini dia nangis terus minta susu, tadi sudah ada petugas yang menangani tapi sekarang menangis lagi," kata Esra.

Tak berselang lama, ada sejumlah warga yang mengenali bayi tersebut.

"Ini anak Sinaga ini, biar saya bantu cari keluarga yang lainnya," ucap seorang wanita memakai baju berwarna hijau.

Baca Juga : Abu Vulkanik Hitam Pekat Dimuntahkan Gunung Anak Krakatau 4 Jam Sebelum Tsunami Banten Menerjang

Saat ini, kondisi Puskesmas Carita terus kedatangan puluhan kantung mayat yang berasal dari Pantai Carita.

Tribun Jabar/Istimewa
Tribun Jabar/Istimewa

Tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan

Sementara itu, dikutip dari akun Twitter Kapusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, data terbaru jumlah korban akibat Tsunami Banten terus meningkat.

Per tanggal 23 Desember 2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia.

Padahal sebelumnya pukul 13.00 WIB jumlah korban meninggal disebut ada sebanyak 168 orang.

(Pusdalsis KG)
(Pusdalsis KG)

Kondisi mobil-mobil di Wisma Kompas Gramedia Karang Bolong Banten setelah dihantam tsunami, Minggu (

Baca Juga : Suara Alarm Peringatan Dini Tsunami Kedua di Banten Buat Warga Berhamburan ke Tengah Jalan

"Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami di Selat Sunda per 23/12/2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka & 28 orang hilang. Kerusakan fisik: 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal-perahu rusak," tulis akun @Sutopo_PN dalam unggahan tanggal 23 Desember 2018.

Hingga kini evakuasi korban masih terus dilakukan.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Twitter, Tribun Jakarta