Meski Berusia 60 Tahun, Defit Tetap Semangat Kerja 24 Jam untuk Bantu Korban Tsunami di Banten

Selasa, 25 Desember 2018 | 13:45
Warta Kota

Kisah Defit, kepala satpam berusia 60 tahun yang tetap semangat bekerja untuk membantu korban tsunami di Banten

Gridhot.ID - Dengan nada tinggi, Defit Tanfidiyah, meminta semua mobil yang ada di RSUD Pandeglang, Banten dipindahkan untuk jalan ambulans.

Pada Minggu (23/12/2018), Defit yang berprofesi sebagai satpam itu mulai mensterilkan area kamar mayat RSUD Pandeglang Banten untuk memudahkan sirkulasi ambulans yang terus hilir mudik di sekitar RSUD Pandeglang.

Gelombang tsunami yang menerjang pantai-pantai di Selat Sunda itu membuat RSUD Pandeglang menjadi salah satu rumah sakit tersibuk saat itu.

Korban luka dan korban meninggal dunia terus dilarikan ke Jalan Raya Labuan-Pandeglang, Banten. Sirine ambulans terus meraung, datang dan pergi ke rumah sakit ini.

Baca Juga : Tangis Ifan Seventeen Pecah Dampingi Sang Istri ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya

Sebagai Kepala Satpam, Defit Tanfidiyah menjadi yang paling sibuk, meski usianya sudah menginjak umur 60 tahun.

"Saya terakhir makan kemarin (Minggu 23 Desember 2018), sekarang ngga nafsu," kata Defit saat ditemui di Posko Security RSUD Pandeglang, Senin (24/12/2018).

Defit merasakan hal itu akibat sering berada di kamar mayat, "karena aromanya di kamar jenazah, sekarang saya coba makan langsung mual."

RSUD Pandeglang memang tidak memiliki pendingin untuk menyimpan jenazah, aroma tidak sedap dari kantong-kantong jenazah pun tidak bisa dihindarkan di area Kamar Mayat.

Baca Juga : Cerita Sedih Cynthia Wijaya Kenang Detik-detik Terakhir Kebersamaannya dengan Dylan Sahara: Kita Larinya Bareng-bareng

Ketika ditemui di Posko Security, Defit mencoba untuk beristirahat sejenak dengan makan siang, akan tetapi dirinya tetap sibuk memonitor anak buahnya.

Meski menjadi petugas yang sigap, Defit adalah mantan guru yang juga pegawai negeri sipil (PNS).

Masa tuanya kini disibukkan menjadi kepala satpam yang baru ia geluti satu tahun ini.

Tawaran menjadi satpam ia terima setelah mengetahui bagaimana kondisi RSUD Pandeglang sebelum dipegang dirinya.

Baca Juga : Foto Penampakan Kengerian Erupsi Gunung Anak Krakatau yang Berhasil Diabadikan Awak Susi Air Sehari Setelah Tsunami di Banten

"Kalau dulu di sini kaya pasar, pedagang masuk-masuk ke dalam. Setelah saya masuk, saya keluarin banyak satpam yang suka main-main begitu," ucapnya.

Defit yang akrab dipanggil Mamah mengaku dirinya adalah jebolan S3 Sumber Daya Manusia yang memilih mengabdi untuk kepentingan umum dengan menjadi kepala satpam.

"Siapa yg mau kotor-kotoranan, tapi kalau bagi Mamah itu kerjaan mulia," imbuhnya.

Gelombang tsunami yang meluluh lantakan pesisir Banten itu membuat seluruh petugas bekerja ekstra selama hampir 24 jam.

Baca Juga : Ungkapan Kesedihan Ifan Seventeen Usai Dylan Sahara Ditemukan Meninggal Akibat Tsunami di Banten

"Kemarin ada instruksi siapkan tempat untuk 20 jenazah, taunya sampai 82 lebih, kita kewalahan sampai ditaruh di luar-luar akhirnya," kata Defit yang sudah memiliki dua cucu.

Defit menceritakan, sampai Senin 24 Desember pukul 04.00 WIB keadaan baru lengang, sebagian jenazah yang berhasil diidentifikasi sudah dijemput oleh keluarganya.

Wanita asli Pandeglang itu membocorkan resepnya agar dapat terus dapat bekerja maksimal di usia senjanya. "Vitaminnya satu, ikhlas."

Setelah mencoba makan beberapa suap, Defit segera mengambil handy talky dan kembali bekerja melanjutkan tugasnya.

Baca Juga : Jenazah Dylan Sahara Sudah Ditemukan, Ifan Seventeen: Alhamdulillah Kita Udah Semobil Lagi, Yuk Pulang

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data terbaru korban tsunami Selat Sunda mencapai 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, dan 128 orang hilang. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Kepala Satpam Berusia 60 Tahun Kerja 24 Jam Bantu Korban Tsunami

Tag

Editor : Septiyanti Dwi Cahyani