GridHot.ID -Bos lembaga penyiaran regional milik Iran, IRIB, dipecat karena secara tidak sengaja membiarkan adegan seks Jackie Chan lolos dari aturan sensor yang ketat.
Laporan dari AFP, Senin (31/12/2018), menyebutkan penduduk di Pulau Kish, Iran, dikejutkan ketika stasiun TV lokal menyiarkan adegan seks aktor laga tersebut di salah satu filmnya.
Tentu saja, hal semacam itu melampaui batas di Iran, di mana adegan pria dan wanita berjabat tangan bahkan tidak boleh ditayangkan.
"Cuplikan adegan amoral dari film yang menampilkan Jackie Chan beredar di media sosial yang tampaknya disiarkan oleh Kish IRIB," demikian laporan dari kantor berita ISNA.
Baca Juga : Liburan di Swiss, Intip Deretan Potret Mesra Priyanka Chopra dan Nick Jonas di Tengah Hamparan Salju
"Adegan itu bertentangan dengan prinsip IRIB, yang akhirnya mengarah pada pemecatan dan teguran beberapa karyawan IRIB di Kish," imbuh laporan ISNA.
Pemecatan tersebut termasuk direktur jenderal IRIB untuk wilayah Pulau Kish.
Dilansir dari Kompas.com, media sosial segera diramaikan oleh warganet yang mengomentari siaran tersebut dengan menggunakan tagar #Kish_channel dalam bahasa Persia.
Beberapa penduduk Iran justru menunjukkan kekesalan karena tidak ada yang dipecat dalam peristiwa kecelakaan bus fatal menewaskan 10 mahasiswa di Universitas Azad pekan lalu.
Baca Juga : Luna Maya Unggah Best Nine Foto Instagram, Dua di Antaranya Bersama Reino Barack
"Bus terbalik, pesawat jatuh, kapal tenggelam... tidak ada yang diberhentikan... Beberapa detik adegan Jackie Chan bercinta di IRIB dan segera semua staf di bagian itu dipecat," tulis seorang netizen di Twitter.
Presenter TV IRIB Reza Rashidpoor bahkan bercanda di acara bincang-bincang tentang kontroversi itu agar bisa dihindari.
Dia berkelakar, IRIB dapat memberikan keterangan yang menyebutkan Jackie Chan menikah dengan aktris dalam adegan seks tersebut.
Gurauannya itu merujuk pada program pekan lalu ketika IRIB menambahkan keterangan adegan pasangan yang berpegang tangan telah menikah dalam kehidupan nyata.
Baca Juga : Dari Denny Sumargo Sampai Luna Maya, Inilah Deretan Artis yang Batal Menikah di Tahun 2018
Sejak Revolusi Iran, film dilarang tayang karena dianggap sebagai lambang imperialisme dan penetrasi asing.
Ayatollah Ruhollah Khomeini pada awal masa pemerintahannya mencekal lebih dari 500 film mancanegara.
Hamid Nematollah, seorang sutradara dari Iran mengatakan dalam interviewnya dengan Sydney Morning Herald tahun 2017 bahwa Iran merupakan tempat yang sangat bagus untuk memproduksi sebuah film.
Namun, beda cerita soal penayangannya.
Baca Juga : Hingga Kini Belum Ditemukan, Jenazah Jamal Khashoggi Diduga Dibawa Pembunuhnya dengan Kantong Plastik
Ia pun akhirnya lebih memilih mengikutkan filmnya di festival film di luar negeri karena mendapat tantangan begitu besar di negerinya sendiri.
Sensor terhadap minuman keras, rokok, perempuan yang tidak berhijab dan hubungan antara laki-laki dan perempuan sangat ketat sejak tiga dekade lalu.
Tapi menurutnya semua sudah lebih mudah dibandingkan setidaknya keadaan dua puluh tahun silam.
Nematollah mengungkapkan dilema yang dihadapinya sebagai pembuat film di Iran.
Baca Juga : Ngeri, Seorang Penambang Emas Dimutilasi, Kepalanya Ditemukan Terpisah di Atas Jembatan
Pemerintah selalu ikut campur dan seringkali pada akhirnya melarang penayangan filmnya.
Akhirnya, mereka pun harus bergantung pada penjualan ke luar negeri.
Menurut dia, itulah 'sensor' yang sesungguhnya, bukan sekadar pemotongan adegan dengan gambar-gambar yang dinilai sensitif.
(*)