Laporan Wartawan GridHot.ID, Linda Rahmad
GridHot.ID - Bayi berusia tiga bulan berhasil lolos dari bencana alam tanah longsor yang memporak porandakan Sukabumi.
Bayi laki-laki berusia tiga bulan bernama Elan ditemukan selamat pada hari kejadian.
Namun, sayangnya pada hari Selasa (1/1/2019), nyawa Elan tak tertolong.
Baca Juga : Rayakan Tahun Baru Pertama sebagai Suami Aura Kasih, Eryck Amaral: Happy New Year, Bayiku
Elan turut menjadi korban longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Elan menyerah dan menghembuskan nafas terakhirnya lantaran sempat terkena imbas longsoran tanah.
Hingga kini, petugas gabungan TNI, Polri, tim SAR, BPBD, dan pemerintah setempat masih berupaya melakukan pencarian.
Baca Juga : 11 Jenazah Bayi Hilang Secara Misterius, Warga Juga Mendengar Lantunan Nyanyian Penyihir
Berdasarkan informasi terakhir pada pukul 10.00, proses pencarian masih dilakukan dengan menggunakan alat seadanya.
Akses jalan yang sempit menjadi kendala alat berat bisa masuk ke lokasi bencana.
Meski menggunakan alat seadanya, pencarian tetap membuahkan hasil.
Baca Juga : 11 Mayat Bayi Hilang Secara Misterius, Warga Mendengar Ada 'Nyanyian Penyihir' di Sekitar Makam
Hingga pukul 11.21 sebanyak empat orang korban berhasil dievakuasi.
Tim SAR gabungan masih terus mengevakuasi korban longsor yang menimbun 30 unit rumah di Dusun Garehong, Desa Sirnarsmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bencana longsor dilaporkan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB pada Senin (31/12/2018).
Longsor terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah Sukabumi.
Berdasarkan Peta Potensi Terjadi Gerakan Tanah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bulan Desember 2018 (PVMBG), daerah bencana sebagian besar masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi.
Baca Juga : Sedih, 3 Bayi Kembar Ikut Mendekam di Rutan Bersama Ibunya yang Tersangkut Kasus Calo PNS
"Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," kata Kasbani Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kasbani memperkirakan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut, yakni karena hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah, kemiringan lereng terjal, dan material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air.
(*)