GridHot.ID - Massa mendatangi Rutan Kelas IA Solo, Kamis (10/1/2019).
Berjumlah sekitar seratus orang, mereka datang menggunakan kendaraan bermotor dan mengenakan masker.
Dilansir dari TribunSolo.com, massa ini juga meneriakkan 'Al Jihad' dan kalimat takbir.
"Tidak ada negosiasi!" kata seorang yang ikut aksi.
Ada juga yang meneriakkan kalimat, "Bunuh Wallet!" dengan lantang.
Bahkan, kelompok massa ini melarang awak media untuk meliput dan mengambil gambar.
Kejadian itu bermula dari datangnya pembesuk pada pukul 09.30 WIB.
Baca Juga : Jangan Sekali-kali Dipinjamkan 6 Barang Pribadimu Ini Kepada Orang Lain
Pembesuk berjumlah sekitar 30 orang.
Mereka berniat menjenguk seorang napi bernama Ichsan.
Namun, saat berada di dalam lapas, kelompok pembesuk dan narapidana malah bentrok.
Kelompok pembesuk pulang dan diduga memanggil anggotanya yang lain untuk kemudian mendatangi lapas.
Perwakilan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono mengatakan pihaknya menyayangkan terjadinya insiden tersebut.
"Seharusnya pengamanan di rutan tak semacam ini," kata Endro kepada TribunSolo.com.
Pihaknya menjelaskan bahwa hal tersebut adalah aksi solidaritas.
"Massa ini adalah massa solidaritas, kita berkepentingan untuk melerai, solidaritas saja," katanya.
Kejadian serupa juga terjadi pada akhir Desember 2018 lalu.
Sabtu (29/12/2018) terjadi keributan di tahanan blok B Rutan Kelas I Solo.
Keributan ini terjadi karena kesalahpahaman antar dua kelompok tahanan hingga terjadi kelompok fisik.
Akibat keributan tersebut, sejumlah orang juga mendatangi rutan.
Mereka ingin mengonfirmasi tentang keributan yang terjadi pada rekan mereka di dalam tahanan.
Dilansir dari Kompas.com, kondisi di Rutan Kelas I Surakarta kini sudah kondusif.
Baca Juga : Rumah PimpinanKPK Dapat Ancaman Teror, Jokowi: Tidak Ada Toleransi, Kejar dan Cari Pelakunya!
Kepala Rutan Kelas I Surakarta Muhammad Ulin Nuha mengatakan, kericuhan terjadi akibat kesalahpahaman sesama warga binaan.
"Alhamdulillah, kondisi di dalam sudah kondusif. Tadi hanya kesalahpahaman sesama warga binaan," katanya.
Ulin mengatakan, pasca-kericuhan itu sejumlah warga binaan dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Hal itu untuk mengantisipasi agar kericuhan tidak kembali terulang.
"Dari pihak Polresta sudah memindahkan warga binaan yang terlibat salah paham ke tempat yang lebih aman. Ada 12 warga binaan yang dipindahkan," jelas Ulin.
Wakil Kepala Polresta Surakarta AKBP Andy Rifai membenarkan pemindahan warga binaan yang terlibat kericuhan.
Hal itu untuk menjaga keamanan di dalam rutan.
(*)