Gridhot.ID - Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tak lepas dari apa yang namanya Bambu Runcing.
Banyak para pejuang kemerdekaan memakai Bambu Runcing karena minim/sulitnya mendapatkan senapan plus amunisi.
Namun itu tak menghalangi semangat para pejuang untuk mengobarkan perlawanan kepada penjajah.
Meski terlihat sederhana, namun faktanya bambu runcing sangat efektif melaksanakan serangan senyap.
Gerilyawan Indonesia kerap menggunakannya untuk menyergap serdadu Jepang yang lengah atau sedang tertidur.
Pasukan Jepang yang lengah biasanya ditikam bambu runcing pada bagian perut.
Seramnya, korban akan tewas kesakitan perlahan dengan luka yang mengerikan.
Karena harus tersiksa sebelum mati inilah para serdadu Jepang amat paranoid jika melihat ada pejuang membawa bambu runcing.
Baca Juga : 7 Fakta Tukang Las Bawah Air, Bergaji Rp 177 Juta per Tahun
Ada kisah menarik dimana bambu runcing amat berjasa dalam kemerdekaan Indonesia.
Seperti dikutip dari Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Saat itu 18 Agustus 1945, sehari setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Karena lelah dan kecapaian, Bung Karno terkena malaria.
Dirinya lantas beristirahat di rumah dan dijaga oleh barisan pemuda bersenjatakan apa saja, termasuk bambu runcing.
Baca Juga : Seram, Pria Ini Tak Sadar Dirinya Tidur Bersama Mayat yang Sudah Membusuk
Wajar, pengawalan Bung Karno kala itu amat ketat karena serdadu Jepang diperintahkan oleh Sekutu agar Indonesia tak boleh merdeka sebelum mereka datang.
Esok harinya datang lima anggota polisi Jepang yang terkenal kejam dan brutal (Kempeitai) untuk menemui sekaligus bermaksud membawa Bung Karno ke kantor Kempeitai.
Oleh Kempeitai, Bung Karno dianggap telah bersalah karena memproklamasikan kemerdekaan RI secara sepihak.
Sesampainya di rumah Bung Karno, kelima Kempeitai itu hendak membawa beliau ke kantornya untuk membatalkan kemerdekaan Indonesia.
Barisan pemuda pengawal Bung Karno marah akan hal ini.
Mereka kemudian mengepung kelima polisi Jepang itu dengan mengacungkan golok, kapak, cangkul dan tak lupa bambu runcing.
Kempeitai auto ketakutan ketika pemuda menghunus bambu runcing, apalagi kalau sampai tertusuk maka habislah sudah, pikir mereka.
Tak perlu menunggu lama, kelima Kempeitai langsung lari terbirit-birit, kabur dan tak sudi lagi berurusan dengan para pejuang Indonesia bersenjatakan bambu runcing. (*)