Gridhot.ID - Jika di Eropa pada Perang Dunia II ada Gestapo milik Nazi Jerman, maka di Asia ada Kempeitai milik Kekaisaran Jepang.
Usai Jepang menyerang Hindia Belanda Maret 1942, semua serdadu American-British-Dutch-Australian (ABDA) Command di Jawa ditangkap dan diinterogasi.
Nah, tugas interogasi ini bukan dari tentara kekaisaran Jepang melainkan dari unit polisi rahasia Kempeitai.
Bagi penduduk pribumi dan tawanan tentara ABDA, kehadiran Kempeitai merupakan mimpi buruk.
Baca Juga : Pimpinan KKB Papua Lekagak Telenggen Nyatakan Siap Perang Lawan TNI, Tapi Tetap Minta Bantuan PBB
Hal ini lantaran tak jauh beda dengan Gestapo Nazi Jerman : bengis, kejam dan tak takut dosa jikalau jalankan perintah atasan.
Dikutip dari listverse.com, Kamis (31/1) contoh saja saat tawanan ABDA dikerangkeng menggunakan kandang babi dan dilayarkan ke Surabaya.
Sebelum diangkut kapal, tawanan ras kulit putih dikandang babi itu dipertontonkan kepada masyarakat Jawa sebagai bentuk penghinaan kepada mantan kolonial Hindia Belanda.
"Mereka diikat berpasangan, satu sama lain, saling berhadapan, dan ditumpuk, seperti babi, di keranjang, berbaring."
Baca Juga : Ketika Serdadu Bengis Jepang Lari Terbirit-birit Ketakutan dengan Bambu Runcing Pejuang Indonesia
"Saya melihat salah satu penjaga Jepang membuka resletingnya dan mengencingi tawanan."
"Truk-truk dikendarai melewati kota sebagai sebuah pertunjukan kepada orang Indonesia atas penghinaan terhadap ras kulit putih," ujar saksi saat proses pengadilan penjahat perang di Den Haag tahun 1946.
Ditengah laut kerangkeng berisi manusia itu dibuang ke laut agar tenggelam atau menjadi santapan hiu.
Serangkaian eksekusi sadis Kempeitai di Hindia Belanda seperti contoh diatas adalah hasil buah pikir dari Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.
Baca Juga : Wajah Pucat dan Badan Menggigil, Vanessa Angel Sempat Ungkap Keinginannya Bunuh Diri Menyusul sang Ibu
Yang paling menyiksa batin ialah saat Kempeitai mengorganisir para wanita muda di koloni jajahannya.
Wanita-wanita itu berasal dari Jepang, Korea, China, Malaya, Thailand, Filipina, Indonesia, Myanmar, Vietnam beserta perempuan Eropa yang tinggal di bekas jajahan negerinya.
Kempeitai lantas membangun barak bordil militer dan memasukkan wanita-wanita itu kesana.
Tujuannya untuk dilacurkan, dipaksa memenuhi hasrat seksual para serdadu Jepang.
Bahkan ada gadis usia 13 tahun yang ikut dalam rombongan budak seks ini.
Dikelilingi kawat berduri dan dijaga oleh Gangster Yakuza, wanita-wanita yang dikenal sebagai Jugun Ianfu tersebut tak bisa berbuat banyak untuk melarikan diri.
Dalam sebuah kesaksian,para Jugun Ianfu mengaku jika Uterus mereka membusuk karena penyakit kelamin yang disebabkan 'dipakai' ribuan kali untuk melayani para serdadu Jepang selama beberapa tahun.
Selama babakan Perang Pasifik, tercatat total 200 ribu wanita dipaksa menjadi Jugun Ianfu untuk melayani hasrat seksual 3.5 jta tentara Jepang. (Seto Aji/Gridhot.ID)