Laporan Wartawan GridHot.ID, Linda Rahmad
GridHot.ID - Raditya Dika menggandeng Limbad untuk berkolaborasi dalam YouTube channel miliknya.
Dalam video tersebut, Master Limbad mengatakan bahwa dirinya suka tidur di kuburan.
Di kesempatan itu, Master Limbad didampingi oleh asistennya untuk membantunya berkomunikasi dengan Raditya Dika.
Dilansir dari YouTube channel Raditya Dika, Master Limbad sangat suka tidur di kuburan orang yang meninggal secara tidak wajar, misalnya kecelakaan.
Menurut Master Limbad, ada sensasi tersendiri ketika tidur di makam orang yang mati penasaran.
"Ada perbedaan yang sangat, kalau di makam orang yang meninggal secara normal itu biasa saja. Tapi kalau yang meninggal kecelakaan itu ruhnya kan belum sempurna jadi pasti ada sesuatu yang unik," ungkap Limbad.
Ada satu pengalaman Master Limbad saat tidur di kuburan yang membuat Raditya Dika terkejut.
Saat itu, Master Limbad tidur di sebelah makam orang yang meninggal karena tertabrak kereta api.
"Pengalaman saat beliau tidur di makam, orang itu kecelakaan habis tertabrak kereta. Saat master Limbad tidur di sebelahnya, tanpa sengaja tangan master Limbad itu mengambil tangan masih berlumuran darah, belahan tangan," ucap Limbad yang diwakili asistennya.
Merasa penasaran, Master Limbad langsung menggali kuburan itu dengan tangannya.
Namun aksi tersebut terpaksa harus terhenti karena kehadiran keluarga pemilik makan itu.
Master Limbad lalu memperhatikan gerak-gerik keluarga pemilik makam yang ternyata ingin membongkar makam tersebut.
Baca Juga : Bela Vanessa Angel, Emak-emak Demo Polda Jatim Tuntut Polisi Tangkap Juga Pria Pengguna Prostitusi Online
Betapa terkejutnya Master Limbad saat melihat jenazah tersebut masih terbungkus utuh dengan kain kafan.
Limbad kemudian menggelar ritual klenik untuk mengetahui apa yang tengah terjadi di kuburan tersebut.
"Waduh ! mungkin karena dia ngasih tangan kali ya jadi bisa diajak ngobrol," kata Raditya Dika.
Raditya Dika dan Master Limbad
Baca Juga : Tanpa Gamis, Penampilan Habib Usman Saat Liburan ke Amerika Bersama Kartika Putri Beda 180 Derajat
Master Limbad kemudian menemukan jawaban mengapa diirnya diganggu oleh kejadian mistis tersebut.
Ternyata, waktu master berdiskusi (dengan ruh), tangan itu suatu tanda untuk minta tolong masih ada organ tubuh bagian lain yang tercecer," ungkap Limbad.
Keesokannya, Limbad beserta keluarga korban itu mencari ke lokasi kejadian.
Baca Juga : Cari Muka ke PBB, Pentolan OPM Putar Balik Fakta Pembantaian Pekerja Trans Papua di Nduga
Mengejutkannya, mereka menemukan bagian potongan tubuh.
"Ternyata benar, waktu itu ditemukan potongan telinga sedikit, potongan tangan dan satu jari kelingking kiri. Belum busuk tapi sudah tercium aroma yang tidak enak karena itu 3 hari setelah dimakamkan," imbuh Limbad yang diwakili sang asisten.
Lebih lanjut Limbad bercerita bahwa pemilik makam tersebut meninggal bukan karena tidak sengaja tertabrak kereta, melainkan bunuh diri.
Oleh karena itu, arwah makam itu akan tetap mengejar sosok yang membuatnya tak tenang ketika hidup di dunia.
"Bukan, secara physically memang sudah disempurnakan. Tapi kalau kita bilang tenang ternyata belum kata master. Setelah ditelusuri dia bukan mati terabrak kereta biasa, tapi menyengajakan diri.
Jadi masih ada beban, dia ada masalah yang sangat besar, dan dia ingin mengejar si A," imbuh asisten Limbad.
Baca Juga : Viral di Twitter, Kisah Satpam Sekolah yang Parkirkan Motor Sesuai dengan Warna Kendaraan
Selanjutnya, Raditya Dika menanyakan kebiasaan Master Limbad yang hobi mengoleksi barang klenik.
Total barang klenik yang dikoleksi Master Limbad mencapai ribuan.
"Di Tegal, Master Limbad sudah mengoleksi 1400 benda klenik di rumahnya.
Baca Juga : Bersahabat Sejak Remaja, Shandy Aulia Ungkap Sifat Asli Saphira Indah
"Sedangkan untuk yang di Jakarta, Master Limbad baru mengoleksi 700 an benda klenik," kata asisten Master Limbad.
Benda koleksi milik Master Limbad itu berbeda dengan milik orang lain pada umumnya.
Beberapa koleksi benda klenik Master Limbad diantaranya tali pocong bekas, kain bekas orang bunuh diri yang kini sudah lapuk, hingga jenglot.
(*)