Kisah 21 Anak Pramuka Tersesat 8 Jam di Hutan Kolaka, Mereka Sampai Minum Air Hujan dan Dipatuk Ular Berbisa

Kamis, 14 Februari 2019 | 14:24
Dok.SAR Kendari

Anggota SAR ketika menemukan dan memberi makanan serta minuman kepada 21 bocah pramuka yang tersesat.

Gridhot.ID - Pembina Pramuka SMPN 2 Kolaka, Sulawesi Utara (Sultra) tersesat bersama dengan 21 anak-anak pramuka didikannya.

Mereka tersesat selama 8 jam lamanya di hutang Atanggao, Minggu (10/2).

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/2) awalnya rombongan pramuka itu berangkat dari Bumi Perkemahan Keakea, Kelurahan Mongolo, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Sultra sekitar pukul 08.45 Wita.

Mereka sampai ke tempat yang dituju pukul 10.30 Wita.

Disana ke-21 anak pramuka bersama Sumarjono bermain-main, mandi dan berfoto di air terjun.

"Kami mandi, pokoknya main-mainlah. Berfoto-foto, mengambil video bersama anak-anak, lengkap saat itu," kata Sumarjono lewat telepon selulernya seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (12/2).

Usai menikmati wisata air terjun, sekitar pukul 12.30 Wita, rombongan pramuka bergegas kembali menuju ke lokasi perkemahan.

Hal ini karena mereka sudah sepakat dengan sopir mobil yang akan menjemput pukul 14.00 Wita.

Baca Juga : Ahmad Dhani Tulis Surat untuk Ibunda : Keluar dari Penjara Laknat Ini Insya Allah Aku Menjadi Orang yang Sabar

Namun keadaan menjadi genting ketika jejak penanda yang mereka tinggalkan sudah hilang.

Terpaksa dengan insting, mereka mengikuti arah aliran air.

"Di tengah perjalanan entah bagaimana, kami nyasar. Jejak yang kami tinggalkan sudah tidak ada. Kami tetap mengikuti arahnya air. Tapi awalnya kami naik gunung, ketika dengar suara air, maka kami menuju ke air karena aliran air menuju ke kampung," ungkap pria yang telah menjadi pembina pramuka sejak puluhan tahun lalu itu.

Tapi ketika mengikuti arah aliran air, rombongan tidak mendapati jalan ke vumi perkemahan.

Mereka malah sampai ke atas bukit.

Kemudian, mereka memilih ke sumber air dengan memotong lurus karena medan yang sangat curam, dan akhirnya mencari jalan memutari gunung.

Tiga perbukitan diterabas anak-anak pramuka dan pembinanya itu demi mencari rute menuju bumi perkemahan.

Namun, hingga sore hari, Sumarjono bersama anak-anak binaannya yang terdiri dari 9 perempuan dan 12 laki-laki belum juga sampai di tujuan.

Tak habis akal, mereka kemudian meninggalkan tanda jejaj berupa sandal dan sepatu jikalau ada orang nantinya yang lewat disitu.

Baca Juga : Uang Angpau Rp 4 Juta Milik Seorang Bocah Raib di Bagasi Pesawat, Ia Menangis Sejadi-jadinya

Gagal setelah mencoba menuruni bukit, mereka kemudian pergi ke atas bukit demi mendapat sinyal ponsel.

"Di atas bukit baru kami dapat sinyal, kami cari Google Maps dapat petunjuk dua ratus langkah menuju Keakea. Jaraknya kurang lebih sekitar 100 meter, kami mengikuti arah tersebut sesuai petunjuk, tapi ketika sudah jauh kami heran karena tak sampai ke arah tujuan," terangnya.

Kelelahan 'ditipu' Maps, rombongan memutuskan untuk beristirahat.

Untung mereka berhasil menelpon pembina lainnya bernama Asti yang berda di bawah untuk memberitahu jikalau mereka tersesat.

Asti kemudian bersama suaminya langsung menghubungi Basarnas demi mencari rombongan pramuka tersebut.

Sumarjono juga berhasil menghubungi menantunya yang merupakan anggota Pencinta Alam daerah sekitar.

Akan tetapi rombongan pramuka tersebut harus sabar.

Pukul 20.00 Wita mereka juga belum diketemukan, logistik dan baterai ponsel sudah habis.

Lapar dan kehausan juga mendera mereka semua.

Untuk mengatasi kegertiran tersebut, mereka membuat api unggun.

Tapi tak berapa lama hujan turun, api unggun yang mereka sulut padam.

"Dengan adanya hujan, anak-anak bisa agak lega, karena kehausan semua. Kami minum air hujanlah, sedikit-sedikit biar segar," tutur Sumarjono.

Baca Juga : Abiem Ngesti, Si Pangeran Dangdut yang Harus Tewas dalam Kecelakaan Tragis di Usia 16 Tahun

Sumarjono menyemangati anak didiknya supaya tetap tenang dan berdoa karena pasti mereka akan diketemukan.

Hinga jam 9 malam belum ada tanda-tanda tim SAR akan datang.

Tanpa penerangan, gelap dan dingin ke-21 pramuka membentuk lingkaran agar saling menguatkan.

Namun ada satu anak perempuan dipatuk ular kecil di bagian tangannya.

Syukur, racunnya dapat dikeluarkan.

Malam semakin larut, sebagian di antara mereka tertidur lelap. Tiba-tiba ada ada sinar, mereka berteriak ke arah sumber cahaya namun karena gelap mereka tak didengar.

Mereka kemudian menunggu lagi sembari berbaring ditanah karena kelelahan. Padahal tempat mereka tidur berada di kemiringan bukit.

Baca Juga : Teler, Pemuda Nekat Menyelinap dan Perkosa Nenek Tetangganya yang Sedang Sakit Keras

"Pokoknya pakai sandi saja. Kalau jam 12 berarti arah barat, jam 3 arah utara, jam 6 arah timur, jam 9 arah selatan," jelas Sumarjono.

Hingga tiga kali mereka melihat sumber cahaya yang berasal dari senter tim SAR kembali terlihat. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan mereka berteriak sekuat-kuatnya dan baru dapat ditemukan oleh tim SAR gabungan pada posisi arah jam 6 tepat di belakang rombongan.

"Terus di atas ada balasan katanya ‘sabar, sabar, Alhamdulilah anak-anak langsung senang," ujar Sumarjono.

Kompas TV
Kompas TV

Keadaan anak-anak pramuka yang kelelahan usai ditemukan oleh tim SAR.

Saat ditemukan, rombongan pramuka langsung disodori makanan dan minuman oleh tim SAR, mereka makan sangat lahap karena kelaparan.

Sumarjono sempat berpikir mereka tersesat karena ada mitos hutan keramat di daerah itu.

Namun, yang ia tahu, lokasi itu berada di atas atau lebih jauh lagi dari tempat mereka tersesat.

Sementara Kepala Pos SAR Kolaka Asep mengatakan, berawal dari laporan yang diterima dari masyarakat, tim SAR gabungan menuju lokasi.

Mereka berangkat pukul 19.30 Wita. Informasi yang diterima ada 22 orang anggota pramuka hilang di sekitar 3 kilometer arah timur Bumi Perkemahan Keakea.

Kompas TV
Kompas TV

Para anggota pramuka dievakuasi dengan cara digendong dan ditandu.

"Perintah kepala Basarnas Kendari malam itu juga kami harus cari rombongan sampai ditemukan, sebab mereka kelaparan dan banyak anak-anak," ujar Asep dihubungi via telepon, Kamis siang.

Setelah ditemukan, para anggota pramuka itu langsung dievakuasi dengan cara digendong dan menggunakan tandu.

Kemudian, korban perempuan yang dipatok ular itu langsung dievakuasi ke rumah sakit Benyamin Guluh, Kolaka. Semua korban yang ditemukan dalam keadaan selamat.

(*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com