Laporan Reporter GridHOT.id, Nicolaus Ade Prasetyo
GridHOT.id - Sebuah negara yang maju identik dengan pembangunan infrastrukturnya yang pesat.
Hal ini didukung dengan investasi berkelanjutan dari sektor bisnis serta dukungan dari pemerintah.
Infrastruktur yang baik dapat meningkatkan perekonomian serta daya saing sebuah negara.
Baca Juga : Jangan Lupa! Tiket Kereta Api Lebaran 2019 Sudah Bisa Dipesan Sekarang
Seperti yang telah direlisasikan oleh Perdana Menteri untuk masyarakat Malaysia.
Dilansir GridHOT.id dari Tribunnews.com Senin (25/2/2019), Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menggratiskan jalan tol bagi rakyatnya.
Hal ini merupakan hasil realisasi dari janji kampanyenya Mei 2018 lalu.
Melansir dari kabar kantor berita Malaysia, Bernama, Perdana Menteri Malaysia ini telah berkonsultasi dengan Gamuda Bhd, sebuah perusahaan konstruksi Malaysia yang mengelola sejumlah jalan tol.
Baca Juga : Syahrini : Kalau Udah Sah, Halal di Mata Allah, Baru Aku Akan Perkenalkan Siapakah Suamiku
"Pakatan Harapan (Koalisi pemerintahan Malaysia saat ini) telah berjanji dalam manifesto pemilihannya untuk mengambil langkah-langkah untuk memperoleh konsesi jalan raya dan menghapuskan pengumpulan tol secara bertahap, sesuai dengan ketentuan perjanjian konsesi," ungkap Mahathir dikutip dari media Bernama, Minggu (24/2/2019).
Namun pada penerapannya, jalan tol ala Mahathir tidak benar benar digratiskan.
Ada beberapa ketentuan yang diterapkan oleh Mahathir.
Mahatir menerapkan "biaya kemacetan" (congestion charge) sebagai ganti sistem pembayaran tol selama ini.
Penguna tol hanya akan dikenai biaya saat lalu lintas sedang dalam traffic tertingginya sekitar 6 jam dalam sehari.
"Antara jam 11 malam dan jam 5 pagi, para penumpang akan bepergian di jalan raya secara gratis."
Baca Juga : Syahrini : Kalau Udah Sah, Halal di Mata Allah, Baru Aku Akan Perkenalkan Siapakah Suamiku
"Pada jam perjalanan normal lainnya, penumpang akan menikmati potongan harga hingga 30% dibandingkan dengan tarif tol yang ada," tambah Mahathir.
Mahathir menambahkan pendapatan yang dikumpulkan dari 'biaya kemacetan' akan digunakan untuk operasi dan pemeliharaan jalan raya dan pembayaran pinjaman.
Sementara surplus yang dikumpulkan kemudian akan disalurkan ke dana transportasi umum untuk meningkatkan kualitas transportasi umum di Malaysia.
Baca Juga : Tidak Disangka! Ternyata Begini Perilaku Vanessa Angel Dipenjara
Dia mengatakan rincian lebih lanjut terkait simulasi yang diusulkan akan diumumkan oleh Menteri Keuangan pada waktu yang tepat.
Meskipun begitu, hal tersebut merupakan salah satu bentuk kemajuan infrastruktur dari negara tetangga Indonesia.
Jika Malaysia akan menggratiskan tarif tol, di Indonesia persoalan tarif tol Trans Jawa masih menjadi polemik.
Baca Juga : Sang Mantan Akan Menikah, Curhat Luna Maya 'Aku Bijaksana Karena Aku Pernah Bodoh Terimakasih'
Namun sebenarnya sebuah inovasi sudah dilakukan pihak pemerintah dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Seperti yang dilansir GridHOT.id dari Kompas.com (20/12/2018), PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengusulkan penerapan diskon tarif untuk tujuh ruas Tol Trans Jawa.
Jalan tol Semarang Solo
Usulan tersebut masih disampaikan dan menunggu keputusan dari beberapa badan usaha jalan tol (BUJT).
"Ini baru usulan Jasa Marga, ada diskon untuk tol yang baru setelah berteratif," kata Direktur Operasi II Jasa Marga, Subakti Syukur saat diwawancarai (17/12/2018).
Menurutnya, rencana pembatasan tarif tol memerlukan pembahasan yang cukup panjang, seperti ketika pembahasan rasionalisasi tarif tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Masalahnya hal ini menyangkut banyak aspek. Mulai dari sisi bisnis, kemampuan membayar masyarakat, inflasi tiap daerah, hingga teknologi.
Baca Juga : Baru Beberapa Hari Nikah, Bela Luna Ferlin Dilaporkan ke Polisi Oleh Istri Sah Suaminya
Belum lagi harus diperhitungkan jarak rata rata penggunaan jalan tol untuk perjalanan jarak jauh.
"Kalau nunggu ini (pembahasan selesai) kan berarti gratisnya kelamaan, makanya perlu ada langkah lain, diskon per klaster," sambung Subakti.
Semoga saja adanya usulan diskon tarif tol yang segera direalisasikan dapat menjadi salah satu inovasi untuk mengembangkan infrastruktur di Indonesia.
(*)