Kejam, 50 Budak Seks ISIS Dimutilasi, Kepala Mereka Dibuang ke Tong Sampah

Rabu, 27 Februari 2019 | 16:15
Tangkap Layar/ economics.indiatimes.com

Nadia Murad, mantan budak seks ISIS yang jadi peraih hadiah Nobel Perdamaian 2018

Gridhot.ID - Pasukan Komando Special Air Service (SAS) Inggris menemukan tong sampah yang berisi 50 kepala budak seks wanita Yazidi yang dipenggal oleh jihadis ISIS.

Penemuan kepala-kepala budak seks itu beertempat Baghuz, sebuah kota di Suriah utara dekat pertahanan terakhir ISIS.

Mengutip express.co.uk via suar.grid.id, Rabu (27/2) ISIS memang sengaja memenggal lusinan budak seks wanita mereka.

Wanita yang ditangkap oleh ISIS sering diberikan kepada pejuang sebagai "hadiah" atau dianggap pampasan perang.

Baca Juga : Seorang Pemburu Hantu Rekam Arwah Keluar dari Kuburan, Ternyata Ada Kehidupan Setelah Kematian

Kementerian Hak Asasi Manusia Irak melaporkan banyak perempuan dan anak-anak dari suku minoritas Yazidi sejak 2014 lalu.

Namun saat ISIS sudah kepepet dan hancur di Suriah, mereka lantas membunuhi wanita dan anak-anak yang diculiknya.

"Di saat kekalahan mereka, kekejaman para jihadis (teroris) ini tidak mengenal batas."

"Mereka melakukan pembantaian pengecut terhadap para wanita yang sangat malang ini sebagai tindakan terakhir dari kebobrokan dan meninggalkan kepala mereka yang terpenggal untuk kita temukan," kata seorang sumber.

Baca Juga : Kemandirian Alutsista, Bulan Maret PT PAL Luncurkan Kapal Selam Buatan dalam Negeri

SAS
SAS

SAS Inggris

"Motivasi untuk tindakan memuakkan seperti itu di luar pemahaman untuk manusia normal," tambahnya.

SAS Inggris yang menjadi tulang punggung kekuatan pembasmi ISIS di Irak dan Suriah dilaporkan sudah melakukan serangan strategis sejak awal bulan lalu.

Mereka berhasil menewaskan 100 anggota ISIS di pertempuran Baghouz.

Baca Juga : Panjang Umur Sampai 114 Tahun, Pria Ini Bagikan Makanan yang Buat Ia Hidup Lama

Dengan bantuan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang juga menentang Assad, SAS berhasil mendesak ISIS sehingga kelompok teroris itu terpaksa menggunakan terowongan sebagai jalur kabur.

"Namun, para tikus itu tak bakal bisa kabur karena meski mereka bersembunyi, drone kami secara efektif bisa mengidentifikasinya," kata sumber tersebut.

Dalam melancarkan operasi, SAS menggunakan taktik kontra gerilya dimana pasukan khusus itu bergerak dengan tim kecil namun mematikan. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber express.co.uk, Suar.grid.id