Pemilu di Korea Utara, Barangsiapa Tak Coblos Kim Jong Un Siap-siap Nyawa Melayang

Kamis, 14 Maret 2019 | 13:21
KCNA

Kim Jong-un turut serta dalam pemilu Korea Utara, Minggu (10/3)

Gridhot.ID - Proses Pemilihan Umum (Pemilu) sebentar lagi akan diadakan di Indonesia.

Pemilu di Indonesia sendiri menganut asas 'Luber Jurdil' yakni singkatan dari Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

Seperti itulah wujud demokrasi, namun berbeda dengan demokrasi ala Korea Utara.

Mengutip KCNA via Kompas.com, Kamis (14/3) Korea Utara (Korut) baru saja melaksanakan Pemilu di negaranya pada Minggu (10/3).

Baca Juga : Janin Bertahan Hidup di Kandungan Tanpa Air Ketuban, Sang Ibu Malah Menyebut Anaknya Itu Bayi Setan

Sama seperti Indonesia, Korut juga menggelar pemilu legislatif selang lima tahun sekali.

Mereka jug bakal memilih pemimpin negara dalam pemilu tersebut.

Jika di Indonesia, jabatan pemimpin negara alias presiden bisa diperebutkan dalam Pemilu maka di Korut hanya ada satu kandidat yang tak lain adalah Dinasti Kim yang sekarang dipegang oleh Kim Jong-un.

Sebenarnya warga Korut bisa saja mencoret nama Kim Jong-un dari surat suara sebelum memasukkannya ke kotak suara sebagai bentuk mereka tak memilih Kim.

Baca Juga : Ketika Personel Kopassus Tak Gentar Sekalipun Ditodong Senapan Oleh Tentara Israel Demi Bebaskan Sandera

Tapi hal itu belum pernah terjadi semenjak Korut dikuasai Dinasti Kim.

Jika kedapatan berbuat demikian maka si pemilih akan dikejar oleh polisi rahasia Korut.

Nasib selanjutnya bisa ditebak, bakal dihukum mati karena tak setia kepada negara.

Twitter/samkimasia
Twitter/samkimasia

Masker berlogo wajah Kim Jong Un laris manis di Korea Selatan

Dalam pemilu kali ini tercatat 99,97 persen suara memilih Kim Jong-un sebagai pemimpin Korut.

Baca Juga : Kondisi Terkini Rumah Terduga Teroris di Sibolga, Polisi Temukan Tubuh Istri Abu Hamzah Hancur Berserakan

"Kami menganggap semua orang di negara kami sebagai satu keluarga sehingga kami akan bersatu dengan satu pikiran dan kami akan memberikan suara untuk kandidat yang telah disepakati," kata pejabat Persatuan Perempuan Sosialis Korut Song Yang Ran.

"Sistem kami adalah yang terbaik."

"Kami tidak mengakui siapa pun selain Pemimpin Tertinggi," imbuhnya

Lantas apa fungsi badan legislatif di Korea Utara? bisa dipastikan Majelis Rakyat Tinggi (DPR-nya Korut) hanyalah pelengkap negara saja.

Mereka tak punya suara dalam menentang kebijakan Kim Jong-un sebagai kepala pemerintahan.

Nah, dengan demikian para pengamat luar negeri menganggap pemilu di Korut hanya Ritual Politik saja. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com, kcna