Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Selandia Baru berduka atas teror penembakan yang menyerang Masjid Al Noor di pusat kota Christchurch.
Melalui sebuah video tragis yang tersebar, terekam aksi gila yang dilakukan seorang teroris terhadap jemaah dua masjid di kota Christchruch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019).
Para jemaah yang tengah melakukan ibadah Shalat Jumat diberondong senapan serbu oleh teroris dan puluhan orang dilaporkan meninggal dalam kejadian itu.
Pasca tersiarnya kabar peristiwa keji tersebut, banyak pemerintah dunia yang mengutuk aksi terorisme ini.
Tak hanya pemerintah dunia, kabar duka ini juga mengundang simpati tokoh - tokoh dunia dari kalangan manapun.
Salah satunya adalah seorang Youtuber yang sudah mendunia dengan subscriber paling banyak, PewDiePie.
Selain menyampaikan simpati dukanya untuk peristiwa ini, PiwDiePie juga geram karena namanya disangkutpautkan dengan peristiwa ini oleh sang teroris.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, pada saat sang pelaku melakukan aksi pembantaian tersebut secara langsung dan merekamnya melalui layanan live streaming di media sosial Facebook.
Anehnya, sempat beredar kabar bahwa pelaku sempat meminta para penontonnya di layanan live streaming tersebut untuk men-subscribe kanal YouTube milik YouTuber dengan jumlah pengikut terbanyak, PewDiePie sebelum melakukan aksi kejinya.
Salah satu akun Twitter @KEEMSTAR membenarkan kabar tersebut.
Melalui Twitter, akun @KEEMSTAR menuliskan "Mendapat laporan bahwa pelaku penembakan masjid di Christchurch mengenai sebanyak 30 orang, menyiarkannya secara langsung di Facebook dan mengatakan untuk mengikuti kanal YouTube PewDiePie."
Mendengar namanya dibawa - bawa oleh pelaku dalam melakukan aksi kejinya, PewDiePie akhirnya buka suara melalui akun Twitter pribadinya.
"Baru saja mendengar berita tentang kekacauan yang terjadi di Christchurch, Selandia Baru. Aku benar-benar merasa muak karena namaku disebut oleh pelaku. Turut berduka untuk para korban, keluarga, dan semua orang yang terkena dampak dari kejadian ini," tulis PewDiePie.
Klarifikasi PewDiePie melalui akun Twitternya pun juga mendapat dukungan dari para penggemarnya untuk tetap tenang menghadapi teror yang terjadi.
Melalui manifesto berjudul "The Great Replacement" yang dia buat sendiri, terungkap Tarrant sudah merencanakan aksi kejinya itu.
Dilaporkan Gridhot.ID dari Independent, teroris asal Grafton Australia itu sudah berencana untuk melakukan penembakan massal selama dua tahun terakhir.
"Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir dan menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya.
Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah" yang ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah".
Ia mengaku melakukan hal itu katerna telah terinspirasi dari Anders Breivik.
Dilansir Gridhot.ID dari AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam.
Dia meledakkan bom mobil di depan kantor pemerintah, dan melakukan penembakan di kamp musim panas sayap muda Partai Buruh di Pulau Utoya dan menewaskan 77 orang.
Teroris yang kini berusia 40 tahun itu mengaku dia membunuh para korban karena mereka mendukung multikulturalisme.
Tarrant dalam manifestonya mengutarakan dia adalah pria kulit putih dengan orangtua yang merupakan keturunan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.
"Saya hanyalah pria kulit putih biasa, dari keluarga biasa saja, yang memutuskan untuk berdiri dan memastikan keberlangsungan kaum saya," katanya.
Dikutip Gridhot.ID dari Dailymail, dia menyerukan kematian bagi sejumlah pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dia mengaku mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang baru, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Baca Juga : Gunakan 2 Pesawat, Panglima TNI Turun Langsung Kawal 16 Jenazah Korban Penembakan KKB dari Papua ke Makassar
Manajer gym di Grafton Tracey Gray sebagaimana diwartakan ABC menuturkan, pria berumur 28 tahun itu bekerja sebagai personal trainer di tempatnya.
Gray berkata Tarrant bekerja sebagai pelatih gym setelah selesai sekolah pada 2009 hingga 2011 sebelum memutuskan melanglang buana.
Tarrant diketahui sudah melancong di negara kawasan Asia Tenggara, timur Asia, hingga Eropa, bahkan pernah singgah di Korea Utara (Korut).
Selain di Masjid Al Noor, penembakan juga terjadi di Masjid Linwood yang berjarak sekitar lima km, dan menewaskan hingga 49 orang.
Baca Juga : Kisah Marbot Masjid Linwood Tak Gentar Lawan Teroris yang Menyerang, Saksi : Pelaku Melarikan Diri
Polisi Selandia Baru menyatakan mereka menangkap empat orang, terdiri dari tiga pria dan satu perempuan, beberapa jam setelah penembakan.
Di mobil yang dinaiki oleh keempat terduga teroris tersebut, polisi berujar terdapat bom rakitan yang langsung dinetralkan militer.(*)