Laporan reporter Gridhot.id, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Lilik Abdul Hamid (57) merupakan salah satu WNI yang menjadi korban penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.
Setelah sempat dikabarkan hilang, akhirnya Lilik dinyatakan sebagai korban tewas dalam tragedi berdarah di Selandia Baru lewat siaran pers resmi KBRI Wellington.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari siaran pers KBRI Wellington pada 16 Maret 2019 waktu Indonesia.
"Hingga pukul 22.40 waktu Selandia Baru, tanggal 16 Maret 2019, KBRI Wellington telah melakukan berbagai upaya sebagai berikut:
1. KBRI Wellington menerima kabar pukul 22.10 bahwa WNI a.n. Bapak Lilik Abdul Hamid (Pak Lilik) yang sebelumnya dilaporkan hilang saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch.
2. Menteri Luar Negeri RI malam ini telah menyampaikan ucapan belasungkawa langsung kepada Ibu Nina Lilik Abdul Hamid melaui sambungan telepon.
Baca Juga : Kisah Pengguna Jalan, Saksikan Tragedi Pilu Penembakan di Masjid Christchurch
3. Duta Besar RI malam hari ini bersama segenap masyarakat Indonesia di Christchurch mengunjungi kediaman keluarga Pak Lilik di Christchurch dalam rangka memberikan support terhadap musibah ini.
4. Pada sore hari, Duta Besar RI Bapak Tantowi Yahya melakukan peninjauan ke lokasi Masjid Al-Noor serta melakukan doa bersama masyarakat di taman Hagley Park yang ditujukan bagi bagi para korban serta keluarganya," tulis pernyataan pers KBRI Wellington.
Sebelumnya, istri Lilik Abdul Hamid yang bernama Nina juga sempat kebingungan mencari tahu keberadaan suaminya.
Seperti yang dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, Lilik sudah tinggal dan menetap di Selandia Baru selama kurang lebih 17 tahun yakni sejak tahun 2002.
Geram aamanya dibawa sang teroris dalam aksi penembakan masjid Christchurch, PiwDiePie klarifikasi hal tersebut melalui Twitternya
Lilik juga dianggap sebagai WNI yang paling senior di Selandia Baru.
Selain itu, Lilik juga dikenal aktif dalam berbagai macam kegiatan.
Termasuk kegiatan-kegiatan saat hari besar keagamaan.
Baca Juga : Baru Dipasang, Karpet Masjid Linwood Kini Bersimbah Darah Pasca Insiden Penembakan di Kota Christchurch
Denny adik ipar Lilik juga menyebutkan, dalam berbagai macam kegiatan Lilik selalu didapuk menjadi koordinator.
"Dia juga suka membantu, dermawan. Ada (WNI) yang nikah sama (orang) Selandia Baru dia yang bantu. Ada mualaf juga dia bantu" ujar Denny mengenang kebaikan kakak iparnya.
Bahkan Lilik juga disebut sebagai pentolan orang Indonesia yang ada di Selandia Baru.
Lilik merupakan alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten.
Ketua Ikatan Alumni STPI Curug, Salahudin Rafi, mengatakan almarhum merupakan lulusan tahun 1982 saat STPI masih bernama Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (PLP).
Unggahan terakhir Lilik Abdul hamid sebelum tewas tertembak di Masjid Christchurch.
"Beliau masuk tahun 1981 berarti lulus 1983. Kalau dilihat dari tahunnya, saat itu masih PLP, kaena baru berubah jadi STPI sekitar tahun 2000-an," kata Rafi ketika dihubungi Kompas.com melalui telepon, Minggu (17/3/2019).
Rafi juga merasa cukup terkejut dengan kabar meninggalnya Lilik pasca peristiwa penembakan di Masjid kota Christchurch.
Walaupun ia belum pernah bertemu langsung dengan LIlik, Rafi cukup mengenal sosok Lilik dari kalangan alumni dan juga WNI di Selandia Baru.
Rekan - rekan Lilik mengenal sosoknya sebagai taruna berprestasi sehingga ia bisa merasakan tugas di Selandia Baru sebagai teknisi Air New Zealand.
Sampai sekarang Rafi dan teman - temannya masih mengikuti perkembangan kabar terbaru dari Selandia Baru soal jenazah almarhum.
Apakah jenazah almarhum akan dikebumikan di Indonesia atau di Selandia Baru.
"Untuk sementara, kami ikut pemerintah dulu saja. Menlu juga sudah mengutus ke sana, BPSDM Kementerian Perhubungan sudah mengucapkan bela sungkawa," ujar Rafi Dosen di STPI Curug ini.
Tjiji, mertua Lilik menjelaskan bahwa tempat tinggal menantunya memang dekat dengan Masjid Al Noorsekitar 200 sampai 300 meter dari rumahnya.
Tjiji mengatakan jika Lilik meninggalkan istri dan satu orang anak.
Dan kini mereka harus terpisah untuk selama-lamanya. (*)