Tak Habis Pikir dengan Kelakuan Saudaranya Sendiri, Sepupu Branton Tarrant: Dia Pantas Dihukum Mati

Senin, 18 Maret 2019 | 18:13
Kolase The Australian

Keluarga terroris mengutuk perbuatan keji Branton Tarrant, yang sudah menghancurkan nama baik keluarganya.

Laporan reporter Gridhot.id, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Suasana duka masih menyelimuti negara Selandia Baru atas teror penembakan yang menyerang Masjid di pusat kota Christchurch yang menewaskan setidaknya 49 orang.

Kejadian memilukan terjadi di kota Christchurch, Selandia Baru pada hari ini, Jumat (15/3/2019).

Dilansir Gridhot.ID dari BBC, dugaan sementara serangan aksi teror itu dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan kepada kaum muslim di Christchurch.

Baca Juga : Lilik Abdul Hamid, Sosok Taruna Berprestasi STPI Korban Penembakan di Masjid Christchurch

Empat pelaku yang terdiri dari 3 pria dan satu wanita berhasil diamankan.

Sementara itu satu pelaku pria telah ditetapkan menjadi tersangka.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengonfirmasi pelaku yang ditangkap adalah seorang pria berumur 28 tahun bernama Branton Tarrant asal Grafton, Australia.

Baca Juga : Sosok Lilik Abdul Hamid, WNI Korban Penembakan Masjid Selandia Baru di Mata Keluarga: Suka Membantu, Dermawan

Branton Tarrant mengklaim sebagai teroris yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Melalui manifesto berjudul "The Great Replacement" yang dia buat sendiri, terungkap Tarrant sudah merencanakan aksi kejinya itu.

Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah" yang ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah".

Setelah aksi kejinya ia pun berhasil diamankan dan mulai menjalani proses pengadilannya.

Baca Juga : Kisah Pengguna Jalan, Saksikan Tragedi Pilu Penembakan di Masjid Christchurch

Kolase Twitter Steve Herman dan abplive.in
Kolase Twitter Steve Herman dan abplive.in

Arti Gestur Tangan Teroris Penembakan Masjid di Selandia Baru yang Ditunjukannya Sambil Nyengir, Ada Kode Tersembunyi di Baliknya!

Atas perbuatan kejinya, sementara Ia didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan, tetapi polisi mengatakan untuk pengadilan selanjutnya akan lebih banyak lagi tuduhan yang diajukan.

Rencananya ia akan muncul kembali di pengadilan tinggi pada 5 April 2019.

Aksi kejinya yang menewaskan 49 ini pun mendapat sorotan masyarakat dunia tak terkecuali pihak keluarga Branton Tarrant sendiri.

Baca Juga : Sempat Ditangkap karena Dikira Teroris, Inilah Sosok Abdul Aziz yang Berani Hadapi Brenton Tarrant Si Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru

Dilansir Gridhot.ID dari dailymail.co.uk (17/3/2019), sepupu Branton Tarrant, bernama Donna Cox sangat menyesal nama keluarganya ternodai aksi keji Branton Tarrant.

Ia terkejut ketika tahu nama sosok sepupunya muncul di depa media karena perbuatan kejinya.

"Dia pantas dihukum mati atas apa yang telah dia lakukan dan itu menyakitkan saya untuk mengatakan itu karena dia adalah keluarga," kata Donna Cox.

"Tetapi bagi seseorang yang telah merenggut banyak nyawa dari begitu banyak orang, wajar saja jika dia layak mendapatkan hal yang sama," tambahnya.

Baca Juga : Baru Dipasang, Karpet Masjid Linwood Kini Bersimbah Darah Pasca Insiden Penembakan di Kota Christchurch

Intisari.grid.id - Dailymail
Intisari.grid.id - Dailymail

masa kecil Branton Tarrant bersama ayahnya

Cox mengatakan Brenton Tarrant berasal dari keluarga yang sangat dihormati.

"Ibunya, ayahnya, cukup terpandang di komunitas di sini," katanya.

Ibu dan saudara perempuan Tarrant kini berada di rumah yang aman, sementara kerabat lainnya di Selandia Baru menyampaikan permintaan maaf kepada para korban.

Baca Juga : Salahkan Imigran Muslim Atas Insiden Penembakan Masjid Chirstchurch, Senator Australia Dilempar Telur oleh Seorang Remaja

Sharon, ibu dari Tarrant adalah seorang guru di sekolah lokal dan ayahnya adalah seorang tukang sampah.

Cox juga menceritakan bahwa pada saat Tarrant kecil, ia sangat terobsesi dengan senapan melalui sebuah video game.

Dilansir Gridhot.ID dari Sky News Minggu (17/3/2019), Terry Fitzgerald, paman dari Tarrant telah meminta maaf kepada keluarga para korban atas perbuatan keji keponakannya.

“Kami sangat menyesal untuk keluarga di sana, untuk orang yang meninggal dan yang terluka. Apa yang telah ia lakukan tidak benar," kata Fitzgerald.

Intisari.grid.id - Dailymail
Intisari.grid.id - Dailymail

Branton Tarrant

Baca Juga : Pengakuan Korban Selamat Penembakan di Masjid Al Noor : Darah Terpecik ke Muka Saya, Ya Tuhan Saya Akan Mati!

Permintaan maaf itu datang ketika nenek Tarrant, Marie Fitzgerald mengungkapkan ibu dan saudara perempuan Tarrant telah dibawa ke tempat yang aman untuk perlindungan mereka.

"Polisi akan melakukan tugas mereka dan menjaga mereka tetap dilindungi, itulah yang mereka butuhkan dan tidak ada kontak telepon, mereka mengatakan Anda tidak dapat menghubungi mereka," kata wanita berusia 81 tahun itu.

Fitzgerald mengatakan keluarga itu sangat kaget karena mengetahui bahwa Tarrant didakwa membunuh umat Muslim di masjid-masjid di Christchurch.

Baca Juga : Kengerian di Sekitar Masjid Al Noor Selandia Baru Saat Tragedi Penembakan Terjadi: Suasana Mencekam, Helicopter Berseliweran di Atas Rumah

"Sangat tidak menyangka sekali sehingga seseorang di keluarga kami akan melakukan hal seperti ini," katanya.

"Media mengatakan dia sudah merencanakannya sejak lama sehingga dia jelas tidak waras." tambahnya.

Menurut Fitzgerald, Tarrant pergi ke Eropa setelah ayahnya meninggal karena kanker pada tahun 2010 dan kembali dengan menjadi sosok pria yang berbeda.

"Sejak dia bepergian ke luar negeri, saya pikir begitu, anak itu telah berubah total," katanya.

Baca Juga : Curahan Hati Istri Zulfirman Syah, Korban Penembakan di Kota Christchurch Selandia Baru: Saya Belum Melihatnya

Fitzgerald mengatakan Tarrant kembali ke Grafton 12 bulan lalu untuk ulang tahun saudara perempuannya.

"Dia hanya menjadi dirinya yang normal, anda tahu, kita semua mengobrol dan makan bersama untuk merayakan kesempatan itu dan sekarang semua orang hancur," katanya.

Marie nenek pelaku mengatakan, Tarrant sempat berkelana ke berbagai negara di Asia maupun Eropa selepas ayahnya meninggal karena kanker 2010 silam.

Kolase | Daily Mail dan abplive.in
Kolase | Daily Mail dan abplive.in

Teman sekolah ungkap masa kecil pelaku penembakan masjid di Selandia Baru, Brenton Tarrant.

Baca Juga : Bantai Jamaah Sholat Jumat Masjid Christchurch Secara Membabi Buta, Satu dari 4 Pelaku Penembakan Adalah Perempuan

Namun setelah pulang ke Grafton, teroris berumur 28 tahun itu sudah berubah.

"Dia bukan lagi seperti Brenton yang kami kenal," ungkapnya.

Selama bersekolah, Marie menjelaskan Tarrant lebih suka menghabiskan waktu bermain komputer daripada mencoba berkumpul dengan lawan jenis.

Penyelidik meyakini selain merencanakan aksi di Christchurch, mantan personal trainer tersebut sudah berniat melakukan penembakan sejak dua tahun lalu.

Baca Juga : Biadab! Ini Kalimat Terakhir yang Diucapkan Pelaku Penembakan Sebelum Bantai Jamaah Sholat Jumat Masjid Christchurch

Sebanyak 50 orang dipastikan tewas tertembak peluru senapan Tarrant.

Tarrant diyakini tinggal di Dunedin selama dua tahun, menghabiskan sebagian besar waktunya bepergian ke luar negeri.

Dia tidak ada dalam daftar pantauan otoritas keamanan di Selandia Baru atau pun Australia.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber BBC, skynews.com, Daiymail.co.uk