Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Kota Utrecht Belanda masih dalam suasana tegang pasca terjadinya peristiwa penembakan sebuah Trem pada Senin (18/3/2019).
Melansir dari Dailymail, beberapa pria bersenjata menembak ke arah trem di pusat kota pukul 10.45 waktu setempat, dikutip dari Daily Mail, 18 Maret 2019.
Polisi setempat menyatakan terdapat sejumlah orang yang terluka pada saat kejadian itu berlangsung.
Para korban yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit oleh tim medis yang berada di lokasi kejadian.
Awalnya dinyatakan satu orang tewas dalam peristiwa ini.
Namun, Setelah adanya perkembangan investigasi, Pemerintah Utrecht, Belanda, mengonfirmasi jumlah korban tewas dalam insiden penembakan di trem bertambah.
Wali Kota Utrecht Jan van Zanen dalam keterangan video di Twitter sebagaimana dilaporkan AFP Senin (18/3/2019), korban tewas bertambah jadi tiga orang.
"Pada tahap ini, kami mengonfirmasi terdapat tiga korban tewas dan sembilan terluka, tiga di antaranya dalam kondisi serius," ucap Zanen.
Sementara itu, Kepolisian Belanda mengumumkan berhasil menahan seorang pria kelahiran Turki yang diduga sebagai pelaku penembakan di sebuah trem di kota Utrecht, Senin (18/3/2019) waktu setempat.
Dilansir AFP, polisi menahan Gokmen Tanis (37) setelah menggelar pencarian besar-besaran dan mengepung sebuah bangunan di kota terbesar keempat di Belanda itu.
Baca Juga : Kesaksian Warga di Sekitar Lokasi Penembakan di Kota Utrecht, Belanda
"Kami baru saja mendapat kabar bahwa tersangka yang kami cari telah ditangkap," kata kepala kepolisian Utrecht, Rob van Bree, di akhir konferensi pers setelah menerima selembar kertas yang berisi kabar penangkapan.
Insiden penembakan terjadi di sebuah trem di Utrecht, meninggalkan tiga orang tewas dan beberapa luka-luka, dari ringan hingga serius.
Kabar penangkapan tersangka turut dibenarkan kepala dinas penanggulangan terorisme nasional Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg, seraya mengatakan pihak berwenang telah menurunkan tingkat ancaman di Utrecht dari level lima atau tertinggi.
Baca Juga : Lilik Abdul Hamid, Sosok Taruna Berprestasi STPI Korban Penembakan di Masjid Christchurch
Otoritas Belanda kini tengah menyelidiki motif penembakan yang diduga sebagai aksi terorisme itu, tetapi menegaskan bahwa mereka "tidak dapat mengesampingkan" motif lain, termasuk masalah keluarga.
Seorang Mahasiswi asal Indonesia di Utrecht University, Maratussholikhah, berada sekitar 12 km dari lokasi penembakan saat peristiwa itu terjadi.
Dia memilih untuk tetap berada di laboratorium universitas sampai imbauan lebih lanjut.
"Tapi satu sama lain diminta untuk berhati-hati dan menghindari area itu, polisi selalu melaporkan perkembangan terkini lewat media sosial," ujarnya.
Mendengar kabar ini, Kedutaan Besar RI (KBRI) Den Haag merilis pengumuman agar seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Belanda selalu waspada dan tetap tenang, pasca penembakan di sebuah trem di kota Utrecht, Belanda, Senin (18/3/2019).
Dilansir Gridhot.ID dari Tribunnews.com (19/3/2019), KBRI Den Haag telah memosting imbauan tersebut dalam media sosial resmi KBRI Den Haag.
Tertulis lima poin imbauan dari KBRI Den Haag untuk para WNI yang berada di Utrecht dan sekitarnya.
Baca Juga : Kisah Pengguna Jalan, Saksikan Tragedi Pilu Penembakan di Masjid Christchurch
1. Agar senantiasa waspada dan selalu memantau perkembangan situasi keamanan di wilayah tempat tinggal/bekerja masing-masing.
2. Agar menghindari kerumunan massa dan daerah-daerah yang menjadi konsentrasi kegiatan massa.
3. Apabila tidak terdapat kepentingan, dimohon agar tidak meninggalkan rumah.
4. Tetap mematuhi hukum yang berlaku dan instruksi/himbauan aparat keamanan setempat.
5. Sekiranya terdapat hal yang perlu diketahui/dilaporkan, dapat menghubungi KBRI Den Haag dengan alamat: Tobias Asserlaan 8, 2517 KC, Den Haag, atau Hotline KBRI Den Haag : +31 6 28860509, Email:bidkons@indonesia.nl. (*)