Malaysia Dibawah Kontrol China Karena Utang, PM Mahathir Peringatkan : Negara Anda akan Dikontrol Mereka

Selasa, 19 Maret 2019 | 16:12
malaymail.com

Mahathir Mohamad

Gridhot.ID - Perdana Menteri (PM) Malaysia memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang ke China.

Bagi Mahathir, utang dari China adalah jebakan.

Jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

Kini Malaysia di bawah kontrol China karena pemerintahan Najib Razak mengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.

Baca Juga : Pertempuran Gunung Matebian, Saat TNI Bombardir Pertahanan Kuat Fretilin Sampai Hancur Lebur

Hal ini membuat Mahathir harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk berhutang.

Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.

Mengutip Kontan.co.id, Selasa (19/3) Mahathir melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China.

Mahathir memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.

Baca Juga : Kesaksian Korban Selamat Gambarkan Kengerian Bom Atom Hiroshima : Air Hujan Berwarna Hitam, Seperti di Neraka!

"Jika meminjam uang dalam jumlah besar dari China, kemudian tak sanggup melunasi, pihak peminjam di bawah kontrol pemberi pinjaman," kata Mahathir kepada ABS-CBN News saat kunjungan dua hari di Filipina, mengutip The Straits Times, Jumat (8/3).

Mahathir menyarankan agar Filipina meregulasi dan membatasi pengaruh China di negara mereka.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Karena ia langsung membatalkan beberapa kesepakatan antar Malaysia-China karena dinilai tidak ada untungnya bagi Malaysia.

Sementara itu Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi pintu bagi Investor China agar menanamkan modal mereka sebesar US$108 miliar.

Baca Juga : Ketika Australia Berencana Menyerbu Jakarta Namun Malah Ketakutan Gegara Ancaman Kapal Selam TNI AL

Uang itu nantinya digunakan Filipina untuk membangun jalan raya, kereta api, bandara, dermaga dan jembatan baru dalam jangka 10 tahun ke depan.

Para pengamat ekonomi memperingatkan, poros ke China dapat mengarah pada perangkap utang.

Sri Lanka contohnya, mereka terpaksa menyerahkan kontrol dua pelabuhan utamanya setelah gagal membayar utang ke China.

Namun nampaknya Malaysia masih tetap belum bisa lepas dari utang ke China.

Mengutip navyrecognition.com, pasalnya mereka dalam kesepakatan membangun Littoral Mission Ship (LMS) di Chinese shipyard Wuchang Shipbuilding Industry Group untuk AL Malaysia.

navyrecognition
navyrecognition

First steel cutting ceremony LMS pesanan Malaysia di Chinese shipyard Wuchang Shipbuilding Industry Group.

Namun pembayaran biaya pembuatan kapal perang permukaan itu dengan cara dicicil selama puluhan tahun oleh pemerintah Malaysia alias mereka 'kasbon' dulu ke China. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kontan.co.id, navyrecognition