Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Di zaman yang semakin modern ini, banyak negara maju berlomba mengembangkan persenjataan demi pertahanan wilayahnya.
Korea Utara, Rusia, China dan Amerika Serikat dikenal dengan negara pengembang senjata yang mematikan.
Namun, belakangan ini beberapa negara berkembang pun mulai megikuti negara - negara maju dalam mengembangkan senjata.
Baca Juga : 3 Opsi 'Mengerikan' Bakal Dilakukan Amerika Jika Perundingan Nuklir dengan Korut Gagal
Salah satunya adalah India.
Dilansir Gridhot.ID dari AFP Rabu (27/3/2019), Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dengan bangga negaranya sudah berada di jajaran superpower luar angkasa.
Hal itu disampaikannya setelah dirinya mengklaim bahwa Negeri "Bollywood" itu telah berhasil melakukan uji coba rudal.
Dalam klaimnya, PM berusia 68 tahun itu, mengatakan bahwa teknisi mereka berhasil menembak jatuh satelit yang tengah mengangkasa di orbit rendah Bumi.
Dia menjelaskan, satelit tersebut berada di orbit dengan ketinggian sekitar 300 kilometer dari Bumi ketika rudal tersebut menghantamnya.
"Ini adalah momen yang membanggakan bagi India," kata Modi dalam pidatonya.
Dia juga menuturkan misi uji coba rudal berlangsung damai, dan menegaskan mereka tidak berusaha menjadikan negara lain musuh, dan situasi angkasa jadi tidak aman.
Baca Juga : China Uji Coba 'Induk dari Segala Bom', Hanya Kekuatan Ledakan Nuklir yang Mampu Menandinginya
Dengan keberhasilan uji coba rudal itu, Modi mengklaim India kini setara dengan Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China sebagai negara adidaya angkasa.
Meski begitu seperti diwartakan The Independent, seorang pakar mengungkapkan satelit yang dijadikan target sudah dipersiapkan sejak satu bulan lalu.
Pengumuman itu terjadi menjelang pemilihan umum di India di mana Modi hendak melanggengkan kekuasaannya di periode kedua 11 April 2019 mendatang.
Baca Juga : Deretan Potret Memilukan dari Lokasi Pengembangan Senjata Nuklir Pemusnah Massal
Pemilu tersebut bakal terjadi selama enam pekan ke depan di mana sekitar 900 juta rakyat India akan ambil bagian dalam pemilu terbesar dunia.
Selain itu, pernyataan tersebut terjadi beberapa pekan pasca-perseteruan New Delhi dengan Pakistan terkait perbatasan di Kashmir.(*)