Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Bagi seorang anak, ibu adalah orang yang paling nyaman dan aman untuk merasakan kasih dalam keluarga.
Maka dari itu tak heran juga apabila seorang ibu akan marah jika buah hatinya diganggu atau dicelakai oleh orang lain.
Sebagai seorang ibu sudah sewajarnya akan membela anaknya apapun yang terjadi.
Baca Juga : Miris! Cuma Gara-gara Salah Naik Taksi Online, Samantha Tewas Dibunuh dan Mayatnya Dibuang di Pedesaan
Seperti yang dialami oleh seorang ibu dan anaknya di Afrika Selatan.
Dilansir Gridhot.ID dari BBC News (31/3/2019), seorang ibu bernama Nokubonga Qampi mendapat julukan "Lion Mama" setelah dia membunuh salah satu dari tiga pria yang memerkosa putrinya dan mencederai dua lainnya.
Dia telah didakwa dengan tuduhan pembunuhan.
Namun setelah warga Afrika Selatan menuntut agar dia dibebaskan, Nokubonga bebas dari jerat hukum dan kini berfokus pada pemulihan putrinya.
Kisahnya berawal di suatu malam sunyi yang kemudian dipecahkan deringan telepon membangunkan Nokubonga dari tidurnya.
Dari ujung sana, sekitar 500 meter dari posisi Nokubonga, seorang perempuan mengatakan putri Nokubonga, Siphokazi, telah diperkosa tiga pria yang mereka kenal dengan baik.
Ketika itu, Nokubonga langsung menghubungi polisi, namun tidak ada tanggapan.
Ia juga paham situasi pada waktu itu semisal polisi merespons, perlu waktu bagi mereka untuk mencapai desanya di wilayah pegunungan Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan.
Nokubonga tak punya pilihan lain untuk menyelamatkan putrinya secara cepat, selain mengandalkan dirinya sendiri.
"Saya takut, namun saya terpaksa pergi karena itu putri saya," ujarnya.
Baca Juga : Hendak Menikah Juni Mendatang, ini Sosok Tunangan Calon Pendeta yang Dibunuh
"Saya berpikir bahwa ketika saya sampai di sana, dia mungkin sudah meningga. Karena dia mengenal para pelakunya dan mereka mengenalnya, mereka mungkin berpikir untuk membunuhnya supaya dia tidak melapor."
Sebelum pemerkosaan terjadi, Siphokazi, putri Nokubonga pergi mengunjungi teman-temannya di empat rumah kecil di desa yang sama.
Namun, dia ditinggalkan sendirian dalam keadaan tertidur ketika teman-temannya keluar pada pukul 01.30 dini hari.
Tiga pria yang sedang minum-minum di salah satu rumah kemudian menyerangnya.
Nokubonga pun langsung menuju dapur untuk mengambil sebilah pisau.
"Saya mengambilnya karena perjalanan dari sini ke tempat lokasi kejadian tidak aman. Saat itu gelap dan saya harus menggunakan senter pada ponsel saya untuk menerangi jalan," kata dia.
Nokubonga bisa mendengar jeritan putrinya ketika dia mendekati rumah tersebut.
Baca Juga : Langkah Polres Malang Kota Ungkap Sosok Bocah SD yang Dipaksa ke Luar dari Dalam Mobil oleh Ibunya Sendiri
Saat memasuki kamar tidur, pancaran sinar dari ponselnya membuat dia dapat menyaksikan pemandangan mengerikan, putrinya tengah diperkosa.
"Saya takut...Saya duduk di lantai dan bertanya apa yang mereka lakukan. Tatkala mereka melihat saya, mereka datang menyerang saya. Di situlah saya berpikir saya perlu membela diri, reaksi otomatis," tutur Nokubonga menolak menceritakan secara rinci kejadian waktu itu.
Hakim di pengadilan mengatakan dala kasus ini Nukobungo menjadi sangat emosional ketika melihat putrinya diperkosa oleh tiga pria sekaligus.
"Saya bisa memahami bahwa dia diliputi amarah." kata Hakim pengadilan.
Baca Juga : Dikubur Hidup-hidup oleh Ibu Kandungnya Sendiri, Bayi Dian Kini Kritis, Paru-parunya Dipenuhi Pasir
Namun, saat menceritakan kembali kejadian saat itu, Nokubonga mengaku dirinya takut, atas keselamatan dirinya dan putrinya.
Wajahnya hanya menunjukkan kesedihan dan rasa sakit.
Menjadi jelas dalam persidangan manakala pria-pria itu menyerang Nokubonga, dia melawan balik menggunakan pisaunya.
Baca Juga : Ribuan Katak Beracun Menyerbu Satu Kota di Miami, Penuhi Kolam dan Toliet!
Dia menikam mereka selagi mereka kabur, bahkan salah satunya melompat keluar jendela.
Dua di antara mereka luka parah, satu lainnya tewas dan waktu itu Nokubonga tak memikirkan nasib pelaku.
Dia langsung membawa putrinya ke rumah seorang teman di dekat situ.
Ketika polisi datang, Nokubonga ditahan dan dibawa ke kantor polisi.
Baca Juga : Pilu! Ibu ini Membagikan Foto Janinnya yang Masih Berusia 14 Minggu Setelah Keguguran
"Saya memikirkan anak saya. Saya tidak punya informasi (tentangnya). Pengalaman waktu itu membuat trauma." katanya.
Pada saat bersamaan, Siphokazi dirawat di rumah sakit sembari mengkhawatirkan ibunya, membayangkan ibunya mendekam di sel tahanan, dan terbayang kemungkinan dia dipenjara seumur hidup.
"Saya berharap jika dia dipenjara seumur hidup di penjara, saya yang akan menggantikannya," kata Siphokazi.
Baca Juga : Kisah Paul Phua, Dewa Judi Asal Kalimantan yang Diburu FBI Karena Buat Amerika Serikat Khawatir
Dalam keadaan masih terguncang, Siphokazi tidak mengingat penyerangan tersebut.
Ia hanya mengetahuinya dari cerita yang dikisahkan ibunya saat dia datang berkunjung ke rumah sakit dua hari setelah dibebaskan dengan jaminan.
"Saya tidak menerima konseling, tapi ibu saya bisa mendampingi saya. Saya sedang pulih," kata Siphokazi.
Upaya Nokubonga kini berfokus dalam memastikan kehidupan putrinya terus berlanjut seperti sediakala.
Baca Juga : Tulang Tengkoraknya Hancur Saat Selamatkan Sang Ibu dari Pemerkosaan, Nyawanya Hingga Melayang
Setelah kasus ini rampung, Siphokazi memutuskan untuk melepas status anonimnya untuk memberi dorongan semangat kepada para penyintas pemerkosaan lainnya.
"Saya ingin mengatakan setelah serangan semacam itu, masih ada kehidupan. Anda masih bisa kembali ke masyarakat. Anda masih bisa menjalani kehidupan," ujarnya.
Alih-alih seperti seekor singa betina "Lion Mama" yang digambarkan media, Nokubonga tidak menunjukkan amarah yang dahsyat pada para pelaku pemerkosa putrinya setelah kasusnya selesai.
Baca Juga : Ngeri! Seorang Ibu Muda Kehilangan Indung Telur, Rahim dan Jari Kakinya Akibat Alat Kontrasepsi
"Saya berharap ketika mereka selesai menjalani hukuman, mereka bisa kembali sebagai orang yang bertobat atau berubah untuk menceritakan kisah mereka dan menjadi contoh hidup," ujar sang Lion Mama.(*)