Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Usai insiden kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan anggota Brimob di Kabupaten Nduga, kini pimpinan KKB Egianus Kogoya kembali berulah.
Tak tanggung-tanggung, pentolan KKB Egianus Kogoya bahkan mengaku siap mengagalkan ajang pesta demokrasi yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.
KKB dibawah Egianus Kogoya bahkan telah menyiapkan pasukan untuk mengobrak-abrik ajang pemilu 2019.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari akun Facebook Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat, TNPB.
Dalam sebuah unggahan tanggal 2 April 2019, Egianus Kogoya, menyatakan siap memboikot pemilu.
Egianus Kogoya mengaku melarang keras diselenggarakannya pemilu di kabupaten Nduga, Papua.
Baca Juga : Gugur Saat Kontak Senjata dengan KKB di Nduga, Bharada Aldy Baru 2 Bulan Bertugas di Papua
"Ekianus Kogeya Perintahkan 6 Bataljon Memboikot Pemilu 2019
TPNPBnews: Ndugama_30 Maret 2019, Panglima Komando Daerah Pertahanan (KODAP) III Ndugama, Brigjend.
Egianus Kogeya menyatakan dirinya bersama Pasukan terdiri dari 6 bataljon siap boikot Pemilihan umum (Pemilu) Indonesia 2019.
Brigjend. Egianus Kogeya umumkan dalam pernyataan tertulis bahwa 8 Distrik di wilayah itu warga sipil telah mengungsi total.
Delapan Distrik yang ia sebutkan diantaranya: 1. Paro, 2. Mapnduma, 3. Gilpid, 4. Darakma, 5. Mam, 6. Yal, 7. Nitkuri dan 8. Yigi.
'secara otomatis kabupaten Nduga Boikot Pemilu, jika ada oknum yang memaksa pelaksanaan pemilu maka pasukan saya siap berhadapan', tulis dalam pernyataan pesan singkat, (30/3).
Pada delapan distrik tidak ada masyarakat yang menghuni, kecuali 3 Distrik di wilayah Mbua.
Namun dari 3 Distrik bahwa Ekianus mengaku terima laporan dari tokoh masyarakat sempat, menyatakan menolak pemilu dan ancam boikot pemilu 2019 di 3 Distrik.
Brigjend. Egianus Kogeya melarang keras pelaksanaan pemilu 2019 di wilayah konflik bersenjata Kabupaten Nduga Papua.
Wilayah Kabupaten Nduga yang terdiri dari 32 Distrik, Egianus telah perintahkan 6 bataljon siap memboikot pemilu apabila pihak pemerintah setempat secara paksa mengadakan pemilu di wilayah Kabupaten Nduga.
Klaim Egianus sebab wilayah Kabupaten Nduga bukan bagian dari Indonesia maka pemilu Indonesia 2019 di Kabupaten Nduga layak boikot.
Dalam pernyataan Egianus Kogeya melalui pesan singkat yang di terima TPNPBnews, menyatakan bahwa, 'sesuai keinginan masyarakat. Saya selaku pemekang kendali perang kemerdekaan Papua Barat, siap boikot pilpres 2019 sesuai intruksi Pimpinan Komando Nasional TPNPB. KODAP III siap minum kopi bersama TNI POLRI di Ibu Kota Kabupaten Nduga', Tulisnya dalam pernyataan singkatnya.
Masih dalam pernyataan pesan singkat Egianus Kogeya, menyangkut kekuatan prajurit menyebutkan bahwa dirinya siapkan prajurit yang siap boikot pemilu.
'Saya sudah siapkan enam bataljon standar KODAP III Ndugama akan bergerak boikot pilpres. Kami berjuang bukan tujuan pribadi, kami berjuang penentuan nasib sendiri, jika siapa yang bawa turun pemilu di wilayah operasi kami, status apapun dia kami tembak'.
Baca Juga : Pimpinan KKB Papua Lekagak Telenggen Nyatakan Siap Perang Lawan TNI, Tapi Tetap Minta Bantuan PBB
Dikutip dari pernyataan singkat melalui pesan oleh Egianus Kogeya.
Ribuan masyarakat Kabupaten Nduga telah mengungsi, ke Wamena, Timika, Lanijaya.
Pengungsian akibat konflik bersenjata TPNPB dan TNI-POLRI.
TNI POLRI masih menduduki wilayah Nduga, dengan jumlah banyak ribuan militer Indonesia.
Baca Juga : Unggahan Terakhir Serda Yusdin Sebelum Tewas Tertembak KKB Papua: Menantilah dengan Sabar Walau Tanpa Kabar
Indonesia belum ada upaya penjelesaian konflik bersenjata sesuai keinginan TPNPB yang ditawarkan.
Sebagai bentuk penolakan tawaran TPNPB, Indonesia mengirim 600 prajurit tambahan TNI di Kabupaten Nduga.
Konflik bersenjata ini belum berakhir, sementara pesta demokrasi Indonesia di wilayah itu meski dilaksankan dengan pengawalan TNI-POLRI, namun Pimpinan Kombatan setempat telah mengeluarkan perintah, umumkan bahwa wilayah Nduga Boikot Pemilu 2019 dengan persiapan perajurit 6 bataljon di wilayah itu," tulis akun TPNPB dalam unggahannya.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyatakan, penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua tak mengganggu Pemilu 2019.
Hal itu disampaikan Wiranto usai memimpin rapat kesiapan pelaksanaan Pemilu 2019 di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
"Penembakan dan pemilu itu lain. Enggak ada pemilu juga penembakan ada di sana. Namanya gerombolan. Biar saja nanti diatasi aparat keamanan," ujar Wiranto.
Ia menambahkan, sejak dulu Papua merupakan daerah yang rawan sehingga selalu diberikan pengamanan khusus oleh Polri dan TNI.
Untuk pelaksanaan Pemilu 2019, Wiranto mengatakan, pemerintah juga telah menyiapkan pengamanan khusus mulai dari kampanye akbar hingga hari pencoblosan.
Menurut Wiranto, bersama Polri dan TNI, Kemenkopolhukam sudah sering membahas masalah keamanan Papua menjelang Pemilu 2019.
Karena itu, ia menjamin pelaksanaan Pemilu di provinsi itu akan berlangsung lancar.
"Kami sekarang betul-betul memberi perhatian khusus ke sana agar semua wilayah kita itu dapat kita jamin, pemilu dapat dilaksanakan dengan baik. Kembali tadi, percayakan. Kami ini kan rapat seperti ini bolak-balik, dan ini rapat yang cukup luas, dari pusat ke daerah," ujar Wiranto.
Baca Juga : Sedang Ambil Logistik, TNI Ditembaki di Sinak Papua, 1 KKB Tewas Lainnya Kabur
"Ini dapat diperiksa oleh seluruh pejabat, Pangdam, Kapolda, Danrem, jajaran, semua melihat instruksi, dan melaksanakan instruksi dari pusat. Karena sesungguhnya, jaminan keamanan itu ada di para pelaksana di daerah, kami merencanakan, mengawasi, evaluasi," lanjut dia. (*)