Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Keterbatasan fisik kerap kali dijadikan alasan sebagian orang untuk menyerah pada keadaan.
Semua mimpi dipasrahkan kepada sang pencipta lantaran seolah-olah hidup tidak ada harapan.
Namun, tidak sedikit penyandang disabilitas yang pantang menyerah dan tak ingin menjadi beban untuk orang lain.
Baca Juga : Kisah Jhon Kei, Pembunuh Paling Bengis di Jakarta yang Kini Tobat Jadi Pendeta
Hal itu mungkin yang tengah dirasakan pria asal Tiongkok ini.
Pria asal Tiongkok tersebut menderita polio sejak kecil hingga membuat dua kakinya tak bisa digerakkan.
Dikutip Gridhot.ID dari South China Morning Postvia Kompas, Senin (15/4/2019), pria itu diketahui bernamaWang Cunwei asal Feng di provinsi Jiangsu.
Meski kakinya lumpuh, Wang Cunwei berani menantang dirinya sendiri untuk mendaki Gunung Tai.
Dengan menyeret tubuhnya, pria pemberani itumenghabiskan waktu 23 jam saat mendaki di salah satu dari Lima Puncak Agung diTiongkok itu.
Wang Cunwei pun sudah mengantongi restu dan dukungan dari keluarga saat ia mendaki gunung.
Pria 33 tahun itumenyiapkan 12 pasang sarung tangan, empat pasang pelindung lutut, dan belasan bantal penghangat.
Dengan ditemani tiga kerabatnya, Wang Cunwe memulai pendakian pada pukul 09.30 dari Gerbang Merah.
"Ini untuk menunjukkan kami penyandang disabilitas dapat mencapai seperti yang orang sehat bisa lakukan," katanya.
Baca Juga : Bukan Hanya Andika eks Kangen Band, Pria Ini Juga Ketiban Hoki Gegara Disebut Babang Tamvan
Bagian jalur 'bluestone' menjadi tantangan bagi Wang Cunwe sehingga dia harus beristirahat setelah mendaki beberapa meter.
Butuh waktu 8 jam bagi Wang Cunwe untuk mencapai pemandangan paling indah.
Padahal jalur itu biasanya dapat dicapai oleh pendaki lain dalam satu jam.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Seorang Penyapu Jalan Di China, Rela Jadi Pahlawan Bagi Anak-anak Miskin
Wang Cunwe pun menghabiskan malam hari untuk terus mendaki Gunung Tai.
Celana dan sepatu yang Wang Cunwe kenakan pun sudah menjadi kotor dan rambutnya basah dipenuhi keringat.
Pada pagi harinya, salju turun sehingga pendaki lain menyewa mantel tebal untuk mengatasi dingin.
Baca Juga : Tak Disangka, Bayi Usia 10 Hari Meninggal Usai Diberi Makan Bubur Pisang
Namun saatpendaki lain menyewa mantel tebal, Wang Cunwe tidak bisa melakukannya lantaran bisa menghalangi pendakiannya.
Melihat kegigihan Wang Cunwe, ada seorang turis terkesan dengan usaha pria pemberani itu.
Turis itu punmelepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Wang Cunwe.
Baca Juga : Terekam USG, Janin Bayi Kembar Ini Saling Adu Jotos dalam Kandungan Ibunya
"Saya jadi lebih hangat setelahnya, tapi mantel itu kemudian berat karena salju," ujar Wang.
"Saya melepasnya agar pendakian menjadi ringan," ucapnya.
"Banyak pengunjung yang menyemangati dan membantu saya melalui kesulitan ini," imbuhnya.
Perjuangan Wang Cunwe pun tak sia-sia, iaberhasil merampungkan pendakiannyadi gunung setinggi 1.500 meter itu.
Wang Cunwe pun sangat bahagia saat mencapai puncak tertinggi gunung atau yang kerap disebut Gerbang Selatan Menuju Surga.
"Kami butuh istirahat setelah satu hari satu malam mendaki," ucapnya.
(*)