Cara Penetapan Tanggal 1 Ramadhan Menggunakan Metode Astronomis Modern

Jumat, 03 Mei 2019 | 15:36
Weebnel via Kompas.com

Ilustrasi ramadhan

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Tinggal beberapa hari lagi, bulan suci Ramadhan 2019 akan segera tiba.

Di bulan Ramadhan 2019 ini, seluruh umat Islam di berbagai tempat akan melaksanakan ibadah puasa wajib.

Dilansir GridHot.ID dari laman Kompas.com, untuk menentukan hari pertama bulan Ramadhan 2019, biasanya Kementerian Agama, BMKG, LAPAN, dan berbagai pihak terkait akan mengadakan sidang isbat.

Baca Juga : Kisah Rizky Oktaviana, TKI yang Membuat Australia Merubah Aturan Kerja

Bagian terpenting dalam sidang isbat adalah pemantauan hilal.

Hilal atau bulan sabit muda pertama merupakan tanda dari permulaan bulan dalam kalender Islam.

Seperti definisi di atas, hilal merupakan salah satu fase bulan. Hal ini berarti, hilal juga seperti bulan purnama atau gerhana bulan yang bisa dihitung dan diperkirakan dengan metode astronomi masa kini.

Baca Juga : Viral Aksi Nekat Pemuda Mesir, Panjat Piramida Agung Giza dan Lempari Petugas Keamanan dengan Batu

Menurut Rukman Nugraha selaku peneliti muda BMKG, karena hilal adalah salah satu fase bulan maka secara umum proses penghitungannya sama saja.

Rukman menyebut saat ini, perhitungan posisi hilal sudah sedemikian akurat, hingga orde titik busur.

Meski begitu, Rukman juga menjelaskan ada setidaknya 5 hal yang perlu kita pahami untuk bisa menghitung data hilal.

Pertama, perlunya untuk tahu perihal waktu fase bulan baru atau juga dikenal sebagai fase konjungsi atau ijtima'.

Baca Juga : Diseret-seret Petugas Hingga Videonya Viral, Berikut Identitas 10 Napi yang Diperlakukan Tak Manusiawi di Nusakambangan

Kedua, hilal juga dipengaruhi oleh waktu terbenam matahari dan bulan di lokasi yang dihitung.

Ketiga, informasi astronomis hilal pada saat matahari terbenam (hingga saat bulan terbenam), seperti tinggi hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan

"(Ketiga), informasi astronomis hilal pada saat matahari terbenam (hingga saat bulan terbenam). Informasi astronomis yang dimaksud adalah tinggi hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan.

Baca Juga : Bupati Sri Wahyumi Ditangkap, Suaminya Langsung Kena Stroke dan Anak-anaknya Ngungsi ke Rumah Kontrakan

Keempat, perbandingan antara data yang dihitung tersebut dengan kriteria visibilitas hilal yang digunakan di Indonesia.

Kelima, menurut Rukman, jika rukyat akan dilaksanakan maka data Hilal tersebut berfungsi sebagai panduan bagi pengamat.

Pixabay
Pixabay

Jelang awal puasa 2019 di Ramadhan 1440 H

"Sebagai contoh hal ini adalah pada penentuan awal Ramadhan nanti, data hilalnya akan memenuhi ketiga kriteria (visibilitas hilal) di atas. Karena itu, secara perhitungan puasa Ramadhan 1440 H akan bersamaan pada 6 Mei 2019," ungkapnya.

Hal ini juga mengacu pada prakiraan hilal saat matahari terbenam pada 5 Mei 2019 mendatang.

Baca Juga : Sungguh Malang Nasib Lelaki Ini, 7 Tahun Ditinggal Istri Jadi TKW Pulang-Pulang Bawa Dua Anak dan Minta Cerai

Prakiraan ini, kata Rukman, merupakan data hasil perhitungan atau hisab dengan menggunakan metode astronomis modern.

Menurut data yang dipublikasikan oleh BMKG, informasi hilal saat Matahari terbenam, pada hari Ahad, tanggal 5 Mei 2019 M sebagai penentu awal bulan Ramadhan 1440 H.

"Pada intinya, data hilal itu dihitung pada saat matahari terbenam, karena nantinya diperlukan pada saat rukyat dilaksanakan," kata Rukman.

Baca Juga : Hormati Keinginan Mendiang Istri, Keluarga Ini Rela Lakukan Sesi Foto Bersama 'Arwah'

"Saat ini, BMKG juga melakukan pengamatan/rukyat hilal yang tersebar di seluruh Indonesia. BMKG melakukan rukyat Hilal setiap bulan, bukan hanya saat ramadhan, Syawal atau Dzulhijjah saja," imbuhnya.

Lokasi rukyat atau pengamatan hilal Tim BMKG saat ini ada 30 lokasi. 26 di antaranya, bahkan akan melakukan live streaming. Rukman menyebut hal ini dilakukan agar masyarakat luas bisa mengetahui proses rukyat hilal.

Dengan kata lain, perhitungan astronomis atau hisab merupakan data awal untuk menentukan awal Ramadhan. Namun, perhitungan tersebut perlu dibuktikan dengan pengamatan atau rukyat.

Sementara itu,melansir dari Tribunnews, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Muhammadiyah, 1 Ramadhan akan jatuh pada Senin (6/5/2019).

Baca Juga : Hisahito, Bocah Ingusan yang Sudah Didapuk Sebagai Penerus Takhta Kekaisaran Jepang

Dikutip dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2019 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1440 Hijriah, ijtimak jelang Ramadhan 1440 terjadi pada Minggu (5/5/2019) pukul 05.48.25 WIB.

Sementara itu, tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud. Melalui maklumat tersebut, Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 syawal atau Hari Raya Idul Fitri.

Ijtimak jelang Syawal 1440 H terjadi pada hari Senin (3/6/2019) pukul 17:04:46 WIB.

Baca Juga : Permohonannya Dicuekin Pemerintah, Pria 45 Tahun Ini Putuskan Bangun Sendiri Jalan Desanya

Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta artinya hilal belum wujud.

Tanggal 1 Syawal kemudian ditetapkan jatuh pada Rabu (5/6/2019).(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Tribunews