Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Sekolah merupakan tempat untuk seseorang menimba ilmu dan mendapatkan pendidikan.
Di zaman yang semakin maju ini, fasilitas untuk bersekolah semakin mudah untuk di dapatkan.
Semakin banyak pula sekolah yang didirikan dan membuat banyak pilihan bagi orang-orang untuk bersekolah.
Namun, semakin banyaknya sekolah semakin banyak juga persaingan yang ada di dunia pendidikan.
Salah satu persaingan yang sering terlihat adalah masalah untuk menarik dan mencari murid.
Biasanya untuk sekolah yang kurang favorit akan mengalami kesulitan mencari murid dan kekurangan murid.
Baca Juga : BREAKING NEWS: Pemuda yang Ancam Akan Penggal Kepala Jokowi Berhasil Diciduk Polisi
Seperti yang terjadi di Sekolah dasar Jules Ferry di desa Crets-en-Belledome di pegunungan Alpen tak jauh dari kota Grenoble.
Sekolah itu dikabarkan sedang kekurangan murid.
Namun, ada suatu yang menarik di balik kabar itu.
Untuk mengatasi masalah Sekolah dasar Jules Ferry, seorang peternak mendaftarkan 15 ekor domba miliknya untuk mendongkrak jumlah siswa di ekolah tersebut.
Baca Juga : Sumbang Uang Rp 1000 Perak, Minimarket Digeruduk Massa Penggalangan Dana
Peristiwa unik ini pun menjadi viral di Twitter dan menjadi sorotan banyak media.
Sebuah video yang diposting akun Twitter @valentineletess memperlihatkan puluhan domba sedang digiring menuju ke sekolah.
Disana juga terlihat anak-anak murid yang antusias menyambut teman-teman baru sekolahnya berupa puluhan ekor domba.
Dilansir Gridhot.ID dari BBC, murid sekolah itu kini tercatat hanya 261 orang dan akibatnya pemerintah berencana menutup satu kelas di sekolah itu.
Namun, warga desa menolak rencana penutupan dan Michel Girerd memasukkan domba-dombanya sebagai bentuk perlawanan.
Di antara para murid itu terdapat nama-nama Baa-bete, Dolly, dan Shaun.
Girerd muncul di sekolah itu dengan 50 ekor dombanya untuk menghadiri sebuah upacara khusus yang dihadiri para guru, murid, dan pejabat desa.
Baca Juga : Dikira Pemuda yang Ancam Akan Penggal Leher Jokowi, Dheva Suprayoga: Saya Jamin Itu Bukan Saya!
Kepala desa Jean-Louis Maret juga hadir dan menerima akta kelahiran para domba tersebut.
Jean-Louis mempertanyakan aturan ambang batas jumlah murid yang bisa memicu penutupan sebuah kelas atau bahkan sekolah.
"Kini tidak akan ada lagi penutupan," ujar Gaelle Laval, salah satu orangtua murid.
Baca Juga : Penuh dengan Makna, Tradisi Tabuh Beduk Saat Ramadan Buat Belanda Kocar-Kacir Pada Masa Penjajahan
Dia menambahkan, sistem pendidikan Perancis sama sekali tidak mempedulikan kondisi di lapangan dan hanya sibuk berkutat dengan angka. Sementara anak-anak yang datang ke acara itu membawa spanduk berbunyi, "Kami bukan domba".(*)