Ngaku Tak Punya Ambisi Pribadi untuk Jadi Presiden RI, Prabowo Subianto: Demi Allah, Tak Ada Niat!

Rabu, 15 Mei 2019 | 17:18
Instagram/@rizky_irmansyah

Prabowo Subianto

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Pilpres 2019 ini diikuti oleh dua pasang calon, yakni pasangan nomor urut 01Jokowi-Maruf Amin dan pasangan nomor urut 02Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pasangan Jokowi-Maruf Amin diusung sembilan partai politik, sedangan pasanganPrabowo Subianto-Sandiaga Uno diusung empat partai politik.

Kendati demikian, Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 02 mengatakan bahwa dirinya tak memiliki ambisi pribadi untuk menjadi presiden pada Pilpres 2019.

Baca Juga : Viral! Bayinya Luka di Pipi Sampai Menderita Berhari-hari, Seorang Ayah Menyesal Ajak Putranya ke Kondangan

Hal tersebut dikatakan Prabowo dalam acara 'Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

"Saya dan saudara Sandi bukan atas ambisi pribadi kita ingin jadi apa-apa," ujar Prabowo sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Gerindra TV, Selasa (14/5/2019).

"Demi Allah tak ada niat," sambung dia.

Baca Juga : Tolak Hasi Perhitungan Suara KPU, Kubu Prabowo Yakin Menang Pemilu dengan Peroleh Suara 54,24 Persen

Ketua umum Partai Gerindra itujustru mengungkapkan bahwa sebenarnya dirinya sudah ingin istirahat.

"Sesungguhnya kalau kau tanya hati saya, saya inginnya istirahat," ungkap Prabowo.

Walau begitu, kata Prabowo, ada suatu getaran dalam dirinya yang tak bisa dia abaikan setelah bertemu dengan rakyat Indonesia.

Sabrina Asril/Kompas.com
Sabrina Asril/Kompas.com

Prabowo Subianto

Untuk itulah, Prabowo menyebut tidak mungkin baginya untuk meninggalkan rakyat Indonesia.

Baca Juga : Sebut Kemenangan Pasangan Prabowo-Sandi Sudah di Depan Mata, Laode Kamaluddin: Hanya Bisa Berubah Jika Terjadi Kecurangan

"Tapi saudara-saudara, setelah saya keliling, setelah saya melihat mata daripada rakyat kita, setelah saya pegang tangan mereka, setelah saya merasakan getaran dan saya mendengarkan ungkapan-ungkapan mereka, harapan mereka rakyat Indonesia, penderitaan rakyat, harapan rakyat akan suatu negara yang adil itu telah menjadi bagian dari diri saya," papar Prabowo.

"Karena itu tidak mungkin saya meninggalkan rakyat Indonesia. Saya akan timbul dan saya akan tenggelam bersama rakyat Indonesia," tegas dia.

Baca Juga : Sebut Kemenangan Pasangan Prabowo-Sandi Sudah di Depan Mata, Laode Kamaluddin: Hanya Bisa Berubah Jika Terjadi Kecurangan

Pernyataan Prabowo tersebut lantas disambut riuh oleh para pendukungnya.

Dia pun menambahkan, jika dugaan kecurangan pada pilpres benar adanya, maka biarlah rakyat yang menentukan.

"Kalau proses 'rampasan dan pemerkosaan' ini berjalan terus, hanya rakyatlah yang menentukan," ujar Prabowo.

"Selama rakyat percaya dengan saya, selama itu lah saya bersama rakyat Indonesia, jangan khawatir, saya bersama rakyat, selalu bersama rakyat sampai titik darah saya yang terakhir," tandasnya.

Baca Juga : Viral Tantangan #WahyooChallenge, Bentuk Kebaikan Berbagi Makanan Buka Puasa untuk Pengemudi Ojek Online

Pada kesempatan yang sama, sebelumnya Prabowo juga sempat menyatakan penolakannnya terhadap hasil perhitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Danny Permana/Tribunnews.com
Danny Permana/Tribunnews.com

Prabowo Subianto

Prabowo menolak hasil perhitungan suara KPU lantaran menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan Pemilu.

"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo seperti yang dikutip GridHot.ID dari Kompas.com.

Baca Juga : Bolak Balik Mencalonkan Diri Jadi Anggota Dewan, Kali Ini Venna Melinda Diprediksi Gagal Mempertahankan Kursinya di Senayan

Prabowo mengatakan, selama ini pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) telah mengumpulkan bukti terkait dugaan kecurangan yang terjadi.

Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.

Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber YouTube, Kompas.com