Usai Jadi Saksi Rekapitulasi Suara Pemilu, Anggota DPRD Medan Mengaku Diculik dan Hendak Dibawa ke Gunung

Jumat, 17 Mei 2019 | 13:07
Tribun Medan/Hendrik Fernandes

Anggota DPRD Kota Medan Boydo HK Panjaitan.

Gridhot.ID - Anggota DPRD Kota Medan, Boydo HK Panjaitan tak habis pikir dengan apa yang menimpanya.

Ia mengaku diculik usai menjadi saksi rekapitulasi suara Pemilu 2019 di Medan Helvetia.

Mengutip Kompas.com, Jumat (17/5/2019) kronologi kejadiannya ialah pada hari Jumat (10/5/2019) Boydo keluar menuju lokas parki di Hotel Grand Inna Medan dimana penghitungan suara dilakukan di sana.

Saat menuju tempar parkir itulah Boydo didekati orang yang dikenalnya dan dipaksa ikut dengannya.

Baca Juga: Bukan Sekedar Menganiaya, Saksi Katakan Bahar bin Smith Juga Beri Pendidikan Saat Penganiayaan Berlangsung

Namun Boydo menolak.

"Awalnya saya katakan kenapa tidak di sini, katanya enggak, di sana aja biar bagus. Tiga kali saya bertahan, lalu ada lagi dua orang yang mencoba membawa saya ke mobil mereka," katanya, Jumat.

Karena dipaksa akhirnya Boydo masuk ke mobil orang-orang itu untuk segera melaju pergi dari hotel pukul 16.30 WIB.

Selama perjalanan Boydo mengaku diinterogasi.

Baca Juga: Anak Raja Judi Mah Bebas, Demi Lamaran Romantis Crazy Rich Ini Sewa Satu Mall Agar Kekasihnya Terkesan

Sekitar pukul 17.00 WIB, dia tiba di suatu tempat yang terdapat semacam danau dan gubuk-gubuk. Di lokasi tersebut, ada sekitar lima orang lagi yang hanya melihatnya.

"(Ini) Sebenarnya karena kekesalan. Karena saya sebagai saksi partai, membuka pleno dan menjalankan tugas saya. Yang diminta gimana dia bisa duduk. Dengan cara apapun juga, saya yang dipaksa mencari cara secepatnya," katanya.

Tiga jam lamanya Boydo dan orang-orang tersebut berada di sana.

Kemudian ia dibawa pergi lagi ke suatu tempat ke arah gunung.

Baca Juga: Mantan Kepala BIN Bicara Soal Kudeta Terhadap Pemerintah : Kudeta Sipil Pun Enggak Pernah Ada Sejarahnya Berhasil

Namun ketika dalam perjalanan ada keluarganya yang menelpon pelaku agar korban dikembalikan saja dan tak usah dibawa kemana-mana.

"Di pintu pagar itu sudah ada keluarga di sana. Sebelumnya saya akan dibawa lagi ke tempat lain kita mutar-mutar katanya ke arah gunung, tiba-tiba ada telepon itu. Disuruh balik lagi, akhirnya diantar balik ke tanah lokasi semula. Lokasinya di daerah Flamboyan," kata Boydo.

Usai diserahkan ke keluarga, Boydo segera menuju Polresta Medan untuk membuat laporan.

PDIP-P dan Junimart Girsang juga turut menyediakan bantuan hukum kepada Boydo hingga kasusnya ini ditarik ke Polda Sumut.

"Saya berterima kasih dan mengapresiasi Polda Sumut yang sudah bergerak dengan cepat," katanya.

Baca Juga : Grid Network

Dari kasus ini Boydo mengharapkan pengamanan bagi anggota DPRD Kota Medan.

"Untuk kita saja pengamanan masih kurang, apalagi masyarakat biasa. Untung keluarga saya ada yang kenal-kenal banyak, jadi bisa diselamatkan, kalau tidak," kata Boydo.

"Dan di DPRD Medan, harapannya ada dibuat ajudan atau pengamanan pada tiap orang. Selama ini tidak ada pengamanan. Sendiri-sendiri. Tak ada yang mengamankan kita," tambahnya.

Saat ini satu pelaku penculikan berinisal WZK sudah berhasil ditangkap Polda Sumut.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, WZK merupakan otak pelaku sedangkan tiga orang lainnya turut serta dalam penculikan tersebut.

"Sudah satu kita tangkap, tiga lagi masih kita lakukan lidik, keberadaannya," katanya. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com