Gridhot.ID - Bukan perkara mudah menjadi Presiden RI di era transformasi daro Orde Baru ke Reformasi.
Banyak kerumitan dan masalah yang menerpa Indonesia kala itu.
Namun pemerintahan presiden ke-6 Indonesia kala itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap berusaha
Begitulah SBY menuliskan pengalamannya sebagai Presiden RI yang ditulis dalam bukunya "Selalu Ada Pilihan".
Di dalam buku setebal 807 halaman itu, SBY menceritakan kisah hidup dan pengalamannya semasa menjabat Presiden keenam RI.
Tak lupa SBY juga menceritakan kisah istrinya Ani Yudhoyono mendampingi di kala suka dan duka.
Istri tercinta, yang 1 Juni 2019 kemarin, menghembuskan nafas terakhir menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa akibat sakit kanker yang dideritanya.
Dengarkan istri
Menurut SBY, saat hinaan dan caci maki dia peroleh maka tak pernah dia lupakan istrinya yang setia mendampingi.
Dalam berbagai kesempatan, SBY juga mendengar nasihat dan menerima masukan dari berbagai kalangan masyarakat.
Yang intinya menjadi pemimpin harus senantiasa sabar.
"Mendengar nasihat seperti itu saya sering menyampaikan kepada istri bahwa nasihat itu baik dan benar. Harus kita jalankan," tulis SBY.
Ketika ada orang yang hendak jahat kepadanya, SBY kemudian mendengarkan nasihat seorang sahabat.
"Pak SBY jika Anda merasa sangat terluka dan sedih karena dikritik dan dihujat berlebihan, ambillah air Wudhu. Lakukan shalat dan lanjutkan dengan doa dan zikir. Insya Allah Tuhan akan menenangkan hati Pak SBY."
SBY menuruti nasihat itu.
"Hal itu saya lakukan. Dan bersama istri, utamanya di keheningan malam saya kerap 'mengadu' kepada Allah SWT seraya memohonkan pertolongan-Nya," ujar SBY.
Sang istri berpulang
Kini sang istri yang setia mendampinginya itu telah berpulang.
Ani tutup usia setelah berjuang melawan kanker darah di National University Hospital, Singapura, Sabtu pukul 11.50 waktu setempat.
Ani dirawat di rumah sakit tersebut sejak 2 Februari 2019.
Ani Yudhoyono akan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta sore ini.
Lanjutkan cita-cita
SBY bersama keluarga bertekad akan mengerjakan rencana dan cita-cita Ani Yudhoyono yang tidak sempat diwujudkan.
SBY mengungkap banyak hal yang ingin dilakukan Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono apabila ia sembuh dari penyakit kanker darah yang dideritanya.
SBY tidak merinci apa saja keinginan almarhumah tersebut.
Namun, rencana Ani itu berkaitan dengan sahabat-sahabatnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Tapi Tuhan menakdirkan yang lain," ujar SBY di National University Hospital (NUH), Singapura, seperti dilansir dari Kompas TV, Sabtu (1/6/2019).
Pada pukul 11.50 waktu setempat, Ani Yudhoyono yang dalam keadaan tertidur menghembuskan nafas terakhirnya.
SBY pun bertekad untuk mengerjakan rencana dan cita-cita Ani yang tidak sempat diwujudkan.
"Saya dan keluarga Insya Allah akan wujudkan mimpi-mimpi dan cita-cita Ibu Ani yang belum bisa diwujudkan," ujar SBY.
Teteskan air mata
SBY sempat berbicara kepada istrinya, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, satu jam sebelum istri tercinta menghembuskan nafas terakhir, Sabtu (1/6/2019) siang.
Saat itu, air mata SBY jatuh di kening Ibu Ani.
Sambil mengusap, SBY berbisik ke telinga Ibu Ani yang terbaring di Ruang ICU, National University Hospital, Singapura.
"'Memo (panggilan sayang untuk Ibu Ani), kami semua ada di sini. Air mata yang jatuh itu adalah air mata cinta, air mata kasih dan air mata sayang'," ucap SBY saat bercerita di depan Presiden Joko Widodo, Presiden ketiga RI BJ Habibie dan sejumlah tamu yang datang melayat di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019) malam.
SBY yakin Ibu Ani dapat mendengar kata-katanya itu meski sedang tidak sadarkan diri karena dibius.
Menurut SBY, Ibu Ani sempat menitikkan air mata.
"Tetapi saya melihat di pelupuk matanya ada titik-titik air mata. So she was listening to us. Karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikiran," kata SBY.
SBY pun menceritakan saat-saat terakhir Ibu Ani menghadap ke Sang Pencipta.
Ia mengatakan, wajah Ibu Ani terlihat bahagia dan relaks.
"Saya ucapkan, 'Ibu, selamat jalan, semoga Memo hidup tenang di sisi Allah SWT'," ucap SBY sambil menitikkan air mata dan nada bicaranya terbata-bata.
Ibu Ani Yudhoyono tutup usia setelah berjuang melawan kanker darah di National University Hospital (NUH), Singapura, Sabtu pukul 11.50 waktu setempat.
Ibu Ani dirawat di rumah sakit tersebut sejak 2 Februari 2019.
Menurut SBY, sekitar tiga minggu lalu, kondisi istrinya membaik.
Saat itu, dokter yang merawat Ibu Ani mengatakan, sel-sel kanker dalam tubuh menurun secara tajam.
Namun, tiga hari yang lalu, sel-sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan, kembali meningkat secara tajam.
Ibu Ani kemudian dirawat di ICU hingga tutup usia.
Rencananya, jenazah Ani Yudhoyono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Jakarta, pada Minggu (2/6/2019).
Prosesi pemakaman
Chief Communication Officer The Yudhoyono Institute, Ni Luh Putu Caosa Indryani menjelaskan, rangkaian kegiatan helang pemakaman Ibu Negara ke-enam itu, yakni ;
Pukul 08.00 WIB: Jenazah Ibu Ani akan disemayamkan di Pendopo Cikeas untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang akan memberikan penghormatan terakhir.
Pukul 12.00 WIB: Salat Dzuhur berjamaah dilanjutkan Salat Jenazah di Pendopo Cikeas.
Pukul 13.30 WIB Upacara persemayaman Jenazah Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono di Pendopo Cikeas, dilanjutkan dengan perjalanan menuju TMP Kalibata yang akan dipimpin oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Pukul 15.00 WIB: Upacara pemakaman Jenazah Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono yang akan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita SBY Saat Menjabat Presiden RI, Dihujat dan Dihina, Doa Tengah Malam Bersama Sang Istri