Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Ledakan bom bunuh diri terjadi di Pos Pengaman (Pospam) Lebaran 2019 di Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo, Senin (3/6/2019) pukul 23.00 WIB.
Seperti yang sudah diwartakan Kompas.com, terduga pelaku peledakan di pos polisi Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, masih hidup.
Identitas terduga pelaku ledakan bom bunuh diri ini pun terungkap.
Baca Juga: Obati Rindu Pada Ibu, Pria Pemalang Boyong 5 Keluarganya ke Surabaya Pakai Satu Motor Tua
RA (22) seorang pemuda yang merupakan pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura pada Senin (3/6/2019) malam kini dalam pengamanan pihak polisi.
Melansir dari Tribun Solo Selasa (4/6/2019), seorang sahabat RA bernama Masil (19) dari Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukhoharjo memberikan penjelasan kehidupan pelaku.
Pelaku diketahui adalah seorang pekerja serabutan.
Menurut pengakuan Masil, dirinya pernah menawari RA pekerjaan.
"Kebetulan, saya ada informasi pekerjaan untuknya namun ia menolak," ujar Masil.
Masil mengungkapkan, kepribadian RA yang makin tertutup membuat dirinya dan warga sekitar kesulitan berkomunikasi dengannya.
Namun, dirinya mengaku masih sesekali berkomunikasi dengan RA.
Hanya saja, Masil tak pernah tahu secara pasti apa yang membuat temannya itu mengalami perubahan drastis dan berperilaku aneh.
Masil menduga, RA sudah mendapat semacam pencucian otak dari orang yang tak dikenal.
Terlebih, semenjak RA mulai enggan diajak pergi ke masjid.
RA juga diketahui kerap menghilang secara misterius dan tiba-tiba pulang ke rumah dan juga sempat dinyatakan hilang.
"Dulu, bahkan sampai masuk ke akun Facebook Info Cegatan Solo, masuk daftar orang hilang," ucapnya.
Ia juga mulai menyadari perubahan pada diri RA, yang mulai gemar meyaksikan video dokumentasi perang maupun aksi radikal di Timur Tengah.
"Ia mulai senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala menggunakan handphone," ungkap Masil, kepada Tribun Solo, usai penggeledahan di rumah RA, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Baca Juga: Makam Ani Yudhoyono Berdekatan dengan Ainun Besari, SBY Punya Alasan Khusus Dibaliknya
Masil menduga, RA mendapat pencucian otak dari orang yang tak dikenal.
Apalagi, semenjak RA mulai enggan diajak untuk pergi ke masjid.
"Padahal dulu orangnya biasa saja, dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, namun tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," ucapnya.
Baca Juga: Terletak di Atas 503 Mdpl, Bukit Tidar Magelang Jadi Saksi Bisu Kisah Cinta SBY dan Ani Yudhoyono
Masih juga mengungkapkan hobi RA sebelumnya, yakni bermain musik.
"Namun ia berhenti, katanya main musik itu haram," lanjutnya.
Biasanya di daerah Wirogunan, ada musik campur sari diputar kala ada yang menikah. Tapi Rofiq bahkan mengeluarkan ancaman kalau musik diputar.
"Dia menolak musik campur sari saat kakaknya menikah, dan mengancam akan minggat dari rumah," tambahnya.
Sejak lulus 3 tahun lalu dari MAN 2 Solo, Rofiq bekerja di pabrik roti. Rofiq tak pernah aktif di bidang keagamaan di lingkungan rumah, namun setelah bekerja di pabrik roti, pada pertengahan 2018 bahkan dia pernah meninggalkan rumah 1 - 2 bulan dengan alasan belajar agama.
"Keluarga tidak ada yang tahu tujuan Rofiq pergi kemana," jelas dia.
Kini pemuda berinisial RA dirujuk ke RS Bhayangkara Semarang, Selasa (4/6/2019) pukul 05.25 WIB setelah sebelumnya sudah ditangani di RS Dr Moewardi Jebres, Solo.(*)