Gridhot.ID - Rusia menampik tudingan yang disuarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump perihal serangan negeri Komunis itu ke wilayah Idlib di Suriah.
Kremlin bersikeras jikalau serangan yang dilakukan oleh tentara Rusia di wilayah Suriah hanya menargetkan apa yang mereka sebut "teroris".
Seperti diketahui sedari awal konflik, Rusia telah mendukung pasukan pemerintah Assad dalam melancarkan serangan yang menargetkan pemberontak dan kelompok militan di Idlib, meski mendapat protes dari AS dan juga Turki.
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, Senin (3/6/2019), bahwa kelompok pemberontak di Idlib telah menargetkan warga sipil dan pasukan Rusia.
"Ada penumpukan teroris dan pasukan pemberontak yang cukup besar di Idlib," ujar Peskov.
" Serangan teroris di Idlib tentu saja tidak bisa diterima. Langkah-langkah sedang diambil untuk menetralisir serangan semacam itu," tambahnya kepada wartawan.
Peskov mengatakan, Rusia dan Turki telah saling mengkoordinasikan posisi mereka dalam situasi itu.
Peskov, mengulangi pesannya pekan lalu, mengatakan bahwa Turki bertanggung jawab untuk memastikan pertempuran di Idlib berakhir.
Baca Juga: Prabowo Ungkit Pilihan Politik Ani Yudhoyono, Seketika Gestur dan Tangan SBY Bersedekap
Sebelumnya diberitakan, Presiden Trump telah menuding Rusia, Suriah, dan juga Iran, telah meningkatkan kekerasan di Idlib.
Melalui akun Twitter miliknya, Trump menyerukan agar negara-negara itu menghentikan serangan dan pengeboman di provinsi itu.
"Mendengar kabar Rusia, Suriah, dan pada tingkat lebih rendah, Iran, mengebom Provinsi Idlib di Suriah, dan tanpa pandang bulu membunuh banyak warga sipil tak berdosa," tulis Trump.
"Dunia memperhatikan pembantaian ini. Apa tujuannya, apa yang akan diperoleh? Berhentilah," lanjutnya.
Baca Juga: Sahabat Bongkar Perilaku Aneh Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Sebelum Lakukan Aksinya
Idlib merupakan benteng terakhir yang tersisa bagi pemberontak Suriah.
Area tersebut telah menjadi pusat gempuran oleh pemerintah yang mengakibatkan banyak kematian warga sipil.
Laporan AFP menyebut, organisasi-organisasi kemanusiaan di Suriah mengecam tidak adanya tindakan internasional dalam menghadapi kekerasan yang meningkat di Idlib.
Selain menewaskan puluhan warga sipil, serangan bom oleh pasukan Suriah dan Rusia baru-baru ini telah mendorong 300.000 orang ke perbatasan Turki. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dituduh AS Bantai Warga Sipil di Idlib, Rusia: Kami Hanya Targetkan Teroris"