Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Ibu Ani Yudhoyono, mantan ibu negara sekaligus istri dari presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghembuskan nafas terakhirnya di National University Hospital (NUH), Singapura.
Ani Yudhoyono meninggal pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura.
Sebelumnya Ani Yudhoyono harus menjalani perawatan selama empat bulan di Singapura karena menderita penyakit kanker darah.
Pasca jenazah Ani Yudhoyono, kini keluarga besar SBY dan orang orang terdekat Ani hanya bisa mengenang momen-momen kisah hidup almarhumah.
Bebagai kisah terungkap dari mulut keluarga maupun para orang terdekat Ani.
Salah satu kisah yang membuat trenyuh adalah kain batik penutup jenazah Ani Yudhoyono.
Sebelumnya, Pimpinan Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi telah menjelaskan jika kain batik yang dipergunakan untuk menutupi jenazah Ani Yudhoyono mempunyai makna mendalam.
Kain batik itu rencananya hendak dipakai bu Ani saat Idul Fitri tiba dan berkumpul bersama keluarga.
"Saya mendengar kain batik itu sesungguhnya disiapkan Bu Ani untuk dipakai di hari raya Idul Fitri, dan kain itu memang dipakai ibu Ani di hari terakhirnya," jelas Rosi.
Sementara itu, sang suami tercinta, SBY ternyata juga menyimpan cerita dibalik kain batik yang dikenakan almarhumah istrinya tersebut.
Melansir dari wartakotalive (5/6/2019), Kain tersebut merupakan Batik Sawunggaling yang SBY kenakan beserta keluarga saat berziarah ke makam Ani Yudhoyono.
Itu menjadi jawaban dan isyarat tersebut.
“Ibu Ani menjelang Lebaran dari dulu, ketika 10 tahun menjadi Ibu Negara, pasti memikirkan nanti kalau kita Solat Id kemudian melakukan halalbihalal, apa pakaian kita?” cerita SBY di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
SBY mengaku baru sadar ternyata pemilihan batik sawunggaling berwana hitam adalah isyarat istrinya akan tutup usia.
Ia kembali menceritakan bagaiman almarhum Ani Yudhoyono memilih batik tersebut dan menyampaikan kepada SBY.
“Waktu itu Bu Ani ketika masih di rumah sakit berpesan nanti Lebaran kita pakai batik. Saya bilang, Memo kan masih dirawat, biar kami saja yang pakai. Sekitar seminggu batik sudah jadi,” ungkapnya.
“Memo gimana pakainya, kan di RS ada alat-alat yang dipakai untuk perawatan? Ternyata subhanallah, kami tidak cukup cerdas dan sensitif apa yang disampaikan Bu Ani,” kata SBY.
Baca Juga: Makam Ani Yudhoyono Berdekatan dengan Ainun Besari, SBY Punya Alasan Khusus Dibaliknya
SBY juga menyampaikan hal ini tak seperti kebiasaan istrinya.
Biasanya Ani memilih kain batik yang berwwarna terang, namun kali ini memilih hitam.
Dan ia baru menyadari maksud pemilihan batik tersebut, apalagi dengan filosofi batik sawunggaling, setelah Ani Yudhoyono tutup usia.
Baca Juga: Terletak di Atas 503 Mdpl, Bukit Tidar Magelang Jadi Saksi Bisu Kisah Cinta SBY dan Ani Yudhoyono
“Setelah wafat di ICU, setelah dibersihkan dan kita sucikan dan doakan di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, jenazah ibu Ani inilah yang kami tutup dengan baik dengan batik yang Bu Ani pilih,” jelas SBY.
“Itulah kenangan yang indah. Biasanya pula dengan batik ini kita saling minta maaf,” sambung SBY.
Selain itu, semasa hidupnya ternyata Ani merupakan salah satu penggemar kain tradisional.
Sebelum meninggal ia sempat menyampaikan harapanya pada sang menantu Annisa Pohan bahwa dirinya ingin sekali memiliki museum pribadi yang berisi koleksi kain tradisional.
"Ibu Ani ingin sekali punya museum berdua sama Bapak (SBY) museum galeri Ani, karena selama jadi Ibu Negara banyak sekali koleksi beliau terutama kain tradisional," ucap Annisa.
Menurut istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), museum tersebut dibuat untuk menampilkan berbagai koleksi yang dimiliki Ani Yudhoyono semasa hidupnya.
"Beliau ingin sekali membuat galeri untuk pajang itu semua supaya bisa jadi informasi kepada masyarakat," ucapnya.
"Nanti akan ditampilkan karya dari Bapak selama menjabat, memperlihatkan apa saja yang telah mereka kerjakan, memajang kain tradisional jadi edukasi untuk budaya," sambungnya.
Annisa Pohan pun mengatakan jika keinginan Ani Yudhoyono tersebut sedang berjalan.
Lokasi museum berada di kampung halaman Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu sudah kita proses (pembangunannya) di Pacitan tanahnya sudah ada, tapi memang qadarullah-nya Ibu enggak lihat sampai jadi," imbuhnya.(*)