Puluhan Tahun Ditinggal Sang Putra, Nenek 90 Tahun Ini Rundukan Kepulangan Anaknya Untuk Rayakan Idul Fitri Bersama

Kamis, 06 Juni 2019 | 14:08
Sinarharian.com.my

Fatimah, nenek 90 tahun ditinggal putrannya dan kesepian saat rayakan Idul Fitri.

Laporan reporter Gridhot.ID - Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Mudik merupakan momen yang ditunggu oleh para perantau untuk berkumpul dengan keluarga tercinta di hari yang Fitri.

Namun, hal itu terkadang tak berlaku untuk beberapa orang.

Kesibukan pekerjaan atau situasi dan kondisi yang tak mendukung membuat seseorang tak bisa berkumpul bersama dengan keluarga tercinta ketika hari Raya Lebaran.

Baca Juga: Greget, Pemudik Jadikan Bodi Mobilnya Kanvas Ungkap Kerinduan Pada Kampung Halaman

Seperti yang dialami oleh seorang nenek berusia 90 tahun bernama Fatimah Mat Diah.

Tak hanya satu atau dua kali perayaan Idul Fitri saja, melainkan sudah bertahun-tahun sang nenek tak pernah mendapat kunjungan dari putranya.

Melansir dari SinarHarian.com.my, Fatimah ditinggal putranya, Ibrahim Daud, merantau ke kota besar.

Baca Juga: Fenomena Unik Pemudik Sepeda Motor, Pasang Tulisan Ungkapan Rindu Kampung Halaman

Kini, nenek 90 tahun ini hanya tinggal sendirian di gubuk kecilnya, di Kampung Padang Jelapang, Chicha Tinggi, Malaysia.

Meski sudah berumur dan mengalami gangguan pendengaran, Fatimah tetap terlihat kuat mengurus dirinya sendiri.

Namun di balik ketegarannya, nenek Fatimah masih memendam rasa rindu akan anaknya, Ibrahim Daud, yang sudah bertahun-tahun tak pulang ke rumah.

"Pulanglah Him (Ibrahim), emak rindu kamu," ucap Fatimah.

Baca Juga: Tergabung Dalam Jaringan ISIS, Pelaku Bom Bunuh Diri Tugu Kartasura Kerap Minta Uang Orang Tua untuk Rakit Bom

Rasa rindunya pun semakin menyesakkan dadanya jika mengingat Hari Raya Idul Fitri kian mendekat.

Nenek 90 tahun ini pun hanya bisa percaya dan berdoa agar putranya pulang ke rumah.

"Nak... nak.. setiap hari emak berdoa kepada Allah, supaya Him bisa pulang ke sini."

Baca Juga: Misteri Dibalik Kain Batik Sawunggaling Hitam Penutup Jenazah Ani Yudhoyono, SBY Juga Baru Menyadari

"Emak rindu Him, cuma Tuhan saja yang tahu rindu emak," ujar sang nenek.

Rasa rindu sang nenek itu tak pernah terpuaskan.

Jangankan pulang ke rumah, Ibrahim bahkan tak pernah basa-basi menelepon untuk sekadar memberi kabar.

"Mau menelepon tak ada telepon, cuma berharap Him mau nelepon sepupunya," ucap Fatimah, sembari mengusap pipinya yang basah.

Baca Juga: Isak Tangis Pengungsi Tragedi Gempa dan Tsunami Palu Pecah Saat Menunaikan Shalat Id di Kamp Pengungsian, Seorang Wanita Tak Sadarkan Diri

Rasa rindu itu hanya bisa ditambalnya dengan kenangan-kenangan manis saat Ibrahim masih mau bercanda dan makan bersamanya.

Walau rindu, Fatimah tetap berusaha mengerti, mungkin Ibrahim sibuk karena memiliki anak dan cucu yang banyak.

"Tapi baliklah Him, emak sangat ingin ketemu," tambahnya lagi.

Baca Juga: Junjung Tinggi Toleransi, Ribuan Umat Muslim di Sikka Jalankan Shalat Id dengan Khusuk di Halaman Depan Gereja GMIT Maumere

Beruntung, Fatimah masih memiliki seorang keluarga lagi yang masih mau merawatnya, yakni Mohd Khawi.

Mohd Khawi yang juga adalah sepupu Ibrahim, menjadi satu-satunya orang yang masih mau merawat Fatimah.

"Setiap hari saya datang ke rumah untuk jenguk keadaannya. Kalau sakit atau demam, saya antar ke klinik," ungkap Khawi.

Sebagai satu-satunya yang mau merawat Fatimah, Khawi mengaku kagum dengan sosok sang nenek berusia 90 tahun itu.

Baca Juga: Usai Shalat Id, Tri Rismaharini Kembali Tertangkap Kamera Lakukan Aktivitas di Tengah Masyarakat Dengan Kursi Roda

"Walaupun emak Fatimah berusia 90 tahun, namun dia tidak punya penyakit dan masih kuat. Cuma kadang-kadang pusing karena tekanan darah rendah, itu saja," pungkas Khawi. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber SinarHarapan.com.my