Laporan Wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Sebuah pabrik mancis di Jalan Teungku Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Kecamatan Langkat, Kabupaten Binjai, ludes terbakar pada Jumat (21/6/2019).
Dikutip GridHot.ID dari Tribun Medan, berdasarkan informasi yang didapatkan, api membakar dengan cepat lantaran bahan-bahan di dalam pabrik mancis berisi bahan-bahan yang mudah terbakar
Kasubdit Bencana BPBD Langkat, Sugiono mengatakan ada 30 orang meninggal.
Seorang mantan pekerja pabrik yang dijumpai Tribun Medan mengatakan, para pekerja selalu dikunci oleh pemilik pabrik atau mandor ketika merakit mancis.
Tindakan ini dilakukan untuk mengantisipasi pencurian.
Baca Juga: Calon Istrinya Tewas Terpanggang di Pabrik Mancis, Bagas: Kamis Malam Hairani Nampak Berbeda
Beberapa warga sekitar juga mempertanyakan legalitas pabrik mancis itu.
Mereka mengatakan, tak sembarang orang bisa keluar dan masuk ke dalam rumah yang menjadi pabrik itu.
Dilansir dari Antara, saat jenazah korban kebakaran pabrik Mancis di Binjai di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, seorang pria nampak memeluk erat bantal berwarna pink.
Benda empuk berukuran kecil itu didekap erat oleh Rusmantomeskipun bentuk dan warnanya sangat lusuh.
Baca Juga: Ikut Ibunya Kerja, 4 Anak Korban Tewas Terpanggang di Pabrik Mancis Masih Berusia Balita
Namun benda yang disebut bantal itu tak sekalipun terlepas dari pelukannya untuk diberikan kepada jenazah anaknya saat menjemput dari RS Bhayangkara, Medan, Sabtu.
Bantal itu dibawanya dari kota Binjai sampai ke RS Bhayangkara Medan, saat hendak menjemput istri dan kedua anaknya yang kini tak lagi dapat dikenali olehnya.
Istri dan kedua anak Rusmanto adalah korban yang hangus terpanggang pada peristiwa kebakaran pabrik perakitan korek api di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Jumat (21/6).
Baca Juga: Berawal dari Pengecekan Batu Mancis, Kronologi Kebakaran Pabrik Korek Api di Binjai Bikin Miris
Istri Rusmanto bernama Yunita Sari, dan kedua anaknya Vinkza Parisyah (10) dan Runisa Syaqila (2).
Rusmanto pada Sabtu malam terlihat sibuk dengan beberapa berkas di tangannya, yakni berkas yang menjadi syarat bagi dirinya untuk bisa membawa pulang kembali jenazah istri dan kedua anaknya yang sudah dua hari bermalam di RS Bhayangkara Medan.
Meski begitu, bantal kecil merah muda itu tetap dipeluk erat olehnya.
Bantal yang dibawanya itu adalah milik putri kecilnya yang bernama Runisa Syaqila.
"Ini bantal kesayangan anak saya. Cuma ini yang bisa saya peluk," ujarnya lirih kepada Antara.
Saat ditanya mengenai alasannya membawa bantal tersebut, seketika tangis Rusmanto pecah.
Berulang kali ia menyeka air mata yang tak henti-hentinya menetes membasahi pipi tirusnya itu.
"Saya juga enggak tau, bantal ini terbawa gitu aja. Bantal ini juga mengingatkan saya sama anak saya itu, makanya saya enggak mau ngelepasin bantal ini," ucapnya sesenggukan sambil membelai lembut bantal tersebut.
Hingga Sabtu malam, janazah yang bisa dibawa pulang oleh Rusmanto adalah jenazah kedua anaknya.
Sebab, jenazah Yunita Sari belum juga teridentifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara.(*)