Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Komando Pasukan Khusus atau sering dikenal dengan Kopasus merupakan salah satu pasukan elit militer dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pasukan ini kerap diterjunkan di berbagai medan pertempuran terutama untuk menjaga garis depan pertahanan Negara Indonesia.
Keterampilan dalam taktik dan intelektualitas pasuka Kopasus menjadi bekal mereka untuk terjun langsung di meda pertempuran.
Baca Juga: Pasien Mengeluh Sakit Telinga, Saat Diperiksa Dokter Kaget Dapati Seekor Tokek Mengendap di Dalamnya
Belakangan ini operasi militer yang diikuti Kopasus adalah operasi pengamanan wilayah Papua dari serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Maraknya aksi KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini membuat Kopasus harus diterjunkan langsung ke lokasi.
Pada saat berlangsungnya operasi penggerebegan markas KKB Papua pada Oktober 2018 lalu, Kopasus bersama timnya melakukan operasi jalan kaki dari pos Timika.
Baca Juga: Asik Main Game Mobile Legend di Bawah Pohon, Dua Remaja Tewas Tersambar Petir
Melansir dari Surya.co.id Jumat (28/6/2019), seorang prajurit Kopasus telah menceritakan pengalamannya mengikuti operasi tersebut.
Kisah tersebut dituliskan dalam buku 'Kopassus untuk Indonesia' karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara.
Arus sungai yang deras, cuaca musim penghujan menjadi tantangan para prajurit.
Pada saat perjalanan hari ke lima, mereka harus menyeberangi arus sungai yang deras.
Mereka hanya menggunakan tali untuk mengarungi derasnya air sungai.
Saat itu, salah satu prajurit berpangkat kopral masuk dalam pusaran air dan hanyut.
Spontan sang komandan yang merupakan prajurit Kopassus itupun menyelam untuk menolongnya.
Baca Juga: Sediakan Karpet untuk Salat Massa Peserta Aksi di Depan Gedung MK, TNI Dapat Apresiasi
Namun sampai suatu titik, sungai itu malah berujung menjadi air terjun.
Sang komandan pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.
Karena terus berusaha mencari prajuritnya yang hilang sang komandan tersesat di dalam hutan belantara papua yang masih rapat.
Dia pun berusaha mencari arah untuk kembali ke Timika dengan harapan melaporkan anak buahnya yang hilang kepada atasan untuk selanjutnya mencari kembali.
Baca Juga: Dirawat Intensif, Walikota Surabaya Tri Rismaharini Diobati 15 Dokter Spesialis
Sampai hari keenam, prajurit Kopassus itu tak kunjung sampai di tujuan dan sudah berada di ambang sadar.
Namun ternyata prajurit tersebut masih selamat setelah dibawa arus deras sungai.
Ia menceritakan ketika sadar, semua perlengkapan termasuk sepatu sudah hanyut terbawa arus sungai yang deras.
Di tengah hutan belantara, ia mengalami pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.
Ia mengaku melihat alam lain yang tak masuk dalam akal sehat.
Dalam keadaan setengah sadar, prajurit tersebut tetap terus berjalan untuk kembali menemukan rombongan.
Di hari kesebelas, ia akhirnya berhasil menyeberangi sungai yang lebarnya 200 meter sebelum akhirnya kembali tiba di Timika.
Selama 18 hari tersesat di dalam hutan akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat.
Saat itu kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.
Yang membuat merinding, ternyata prajurit kopassus itu mengaku selama tersesat di hutan Ia merasa dirinya diikuti oleh tiga sosok tak terlihat yang selalu membantunya.
Baca Juga: Disebut Tak Beraspal oleh Saksi Kubu 02, Begini Penampakan Jalan Teras-Juwangi Boyolali
Ia mengaku selama tersesat, dirinya ditemani ketiga sosok misterius tersebut.
Pada saat matahari sudah terbenam, tiga sosok tersebut memberikan bantuan padanya.
Satu memijati kakinya, satu memijat pundak, dan yang satu lagi berbagi rokok dengannya.
Setelah berhasil diselamatkan dan mengisahkan pengalamannya selama 18 hari tersesat di tengah hutan belantara, prajurit tersebut pun mendapat perawatan dari dokter.
Meski kondisinya memprihatinkan, dokter yang memeriksanya menyatakan bahwa prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang.(*)