Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin punya pakaian unik untuk seorang Wapres.
Ma'ruf Amin sering terlihat mengenakan sarung di berbagai acara.
Seakan menjadi seragam wajib, sarung selalu tak lepas dari penampilan Ma'ruf Amin.
Gaya busana tersebut bahkan selalu digunakan Ma'ruf sebelum bergelut di dunia kepresidenan.
Dikutip dari Kompas.com, para wartawan kemudian menayakan perihal sarung tersebut.
Ma'ruf Amin yang datang untuk berkunjung ke Jusuf Kalla tampak mengenakan sarung yang dipadu dengan jas dan peci hitam.
Ma'ruf mengatakan kalau dirinya memang sudah nyaman menggunakan sarung.
"Karena saya sudah (sejak dulu) pakai sarung ya nyaman," ucap Ma'ruf.
Meski begitu, dirinya juga tak masalah jika nantinya harus menggunakan celana.
"Jika harus pakai celana juga bisa. Siap. Jadi pakai apa saja siap," tutur Ma'ruf
Terkesan dengan pakaian sehari-hari, bolehkan sarung digunakan untuk acara resmi kenegaraan?
Kepala Biro Protokol Sekertariat Presiden kemudian menjawab permasalahan ini.
Baca Juga: Adu Gaya Agnez Mo dengan Syahrini Saat Sama-sama Kenakan Sepatu Boots Unik Mirip Celana
Sapto menyebutkan kalau tidak ada masalah di gaya berpakaian Ma'ruf.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2018, penggunaan sarung diperbolehkan.
Hal ini dikarenakan sarung sudah menjadi pakaian nasional.
Baca Juga: Usai Berenang di Pantai, Lihat Apa yang Menyusup di Kaki Wanita Ini, Bikin Perih!
Jokowi bahkan pernah mengenakan sarung ketika merayakan tahun baru di Istana Kepresidenan.
Sarung sendiri ternyata mempunyai makna filosofis luar biasa.
Dikutip dari Warta Kota, Bupati Kabupaten Kampar, Jefry Noer, pernah mengungkapkan filosofi kain sarung tersebut.
Sarung dianggap mempunyai makna filosofis karena mengajarkan orang untuk belajar hidup secara sabar.
Orang yang memakai sarung akan dianggap sebagai orang yang sabar menurut Jefry.
Orang yang hidup dengan filosifi kain sarung akan mampu hidup walau dengan kondisi susah, dan akan mudah memecahkan segala persoalan yang dihadapinya.
(*)