Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Sedang viral di sosial media terkait aplikasi edit foto bernama FaceApp.
Masyarakat kemudian beramai-ramai menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan 10 years challenge.
Dimana nantinya wajah yang ditampilkan akan diedit otomatis oleh aplikasi menjadi lebih tua 10 tahun.
Aplikasi tersebut kemudian menadi sangat populer dan digunakan para artis-artis dan influencer.
Namun dikutip dari Tribunnews, tiba-tiba heboh terkait kabar aplikasi FaceApp curi data penggunanya.
Melalui daftar lisensi dan persetujuan, FaceApp menerangkan kalau aplikasinya bisa saja menggunakan foto milik pengguna untuk kepentingan komersial.
Namun ada pula yang menerangkan kalau FaceApp bisa mengambil data di handphone penggunanya.
Hal ini kemudian menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat terutama di Amerika Serikat.
Apalagi developer FaceApp diketahui berasal dari Rusia.
Baca Juga: Usai Dipakai Nunung BAB, WC Tempat Membuang Barang Bukti Sabu Dibongkar Polisi
Dikutip dari Vox, ternyata kabar tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Vox menuturkan kalau pihaknya menganggap hal ini terlalu dibesar-besarkan.
FaceApp diketahui memang mengumpulkan data foto penggunanya di sebuah server, namun dengan tujuan agar memudahkan pengeditan dan kemudahan penyimpanan.
Baca Juga: Bos Ungkap Masa Depan Nunung di Acara Ini Talkshow yang Dipandunya Usai Diciduk Karena Narkoba
FaceApp sendiri mengatakan kalau pihaknya selalu menghapus data atau foto penggunanya setelah dua hari di server mereka.
Vox menganggap, Google dan Facebook lebih sanggup mencuri data masyarakatnya namun tak pernah ada kehebohan yang nampak masif karena dua perusahaan tersebut berasal dari Amerika sendiri.
Aplikasi serupa FaceApp, Snapchat bahkan lebih sering digunakan namun tak pernah ada kontroversi apapun.
Reporter senior The Verge, Russell Brandom beranggapan kalau ketakutan terkait FaceApp bukti kalau masyarakat mengalami Xenophobia.
Dikutip dari Merriam Webster, Xenophobia adalah ketakutan atau seringnya muncul sangkaan buruk dari orang yang berasal dari negara atau wilayah yang lain.
Apalagi hubungan antara Amerika dengan Rusia sedang dingin akhir-akhir ini sehingga muncullan persepsi yang seperti sekarang.
Bahkan sampai-sampai pejabat tinggi Partai Demokrat di Amerika menyerukan masyarakatnya agar tidak mengunduh aplikasi Face App.
Pada dasarnya tak hanya Face App, tiap aplikasi juga bisa saja mengambil data pribadi pengguna dengan ketentuan tertentu.
Pengguna boleh saja berhati-hati terkait data pribadi mereka, namun ada baiknya lebih mengerti dasar dari permasalahan tersebut.
(*)