Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Belakangan ini di media sosial dihebohkan dengan adanya isu jual beli identitas pada data e-KTP hingga data Kartu Keluarga (KK).
Padahal, ata Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di KTP Elektronik alias e-KTP dan Kartu Keluarga (KK) merupakan data pribadi yang sifatnya sangat privasi.
Karena sifatnya yang sangat pribadi, data NIK dan KK wajib dijaga kerahasiannya agar tak disalahgunakan oleh orang lain.
Namun, kini malah ada dugaan data tersebut telah diperjual belikan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Fenomena ini pertama kali viral di media sosial Twitter usai diunggah oleh akun @hendralm.
Dikutip GridHot.ID dari akun Twitter @hendralm yang mengunggah sebuah postingan pada 26 Juli 2019.
Awalnya, akun @hendralm tak habis pikir saat melihat unggahan akun Facebook M. Iqbal Nur Fahmi Al. yang hendak membeli NIK dan KK.
Tak disangka, unggahan akun M. Iqbal Nur Fahmi Al. tersebut mendapat banyak respon dari pengguna Facebook lain yang mengaku punya banyak data NIK dan KK.
"Ternyata ada ya yang memperjual belikan data NIK + KK. Dan parahnya lagi ada yang punya sampe jutaan data. Gila gila gila," TULIS AKUN @hendralm dalam cuitannya.
Tak hanya data NIK dan KK saja, bahkan ada juga yang mengaku punya data KTP dan foto selfie pemilik KTP tersebut.
Baca Juga: 5 Fakta Dibalik Sosok Pria Viral Pemakan Kucing, Berasal dari Banten dan Akrab Dipanggil Grandong
"Dan bahkan ada yang punya 1000 data KTP + Selfie.....kok bisa ya?," ujar @hendralm dalam cuitan selanjutnya.
Bahkan usut punya usut, data KK perlembar ditawarkan dengan harga Rp 5000.
Unggahan Twitter @ hendralm ini pun viral dan dibagikasn lebih dari 30 ribu kali pengguna Twitter.
Kabar tentang viralnya jual beli data NIK dan KK tersebut terdengar sampai pihak Polda Metro Jaya.
Pihak Polda Metro Jaya pun akhirnya angkat bicara untuk menyelidiki kasus tersebut.
Dikutip GridHot.ID dari Tribrata, Polda Metro Jaya mengaku akan turun tangan menyelidiki jual-beli data tersebut.
“Akan kita selidiki dan proses,” jelas Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu, Sabtu (27/07/19).
Namun usai adanya penyelidikan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tiba-tiba melapor ke Bareskrim Polri soal cuitan Twitter @hendralm yang membahas tentang temuan dugaan jual-beli KTP dan KK.
Kemendagri melaporkan akun Twitter @hendralm berkaitan dengan adanya pelanggaran pencemaran nama baik Ditjen Dukcapil.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.
Pasalnya Kemendagri merasa usai adanya unggahan dari akun Twitter @hendralm, semua warganet memberikan tanggapan negatif dan mengkritisi kinerja Ditjen Dukcapil dalam melindungi identitas warga negara.
Tak lama kemudian, berita pelaporan Kemendagri pada Bareskrim Polri pun terdengar si pemilik akun Twitter @hendralm.
Merasa tak punya salah, Samuel Christian si pemilik akun @hendralm pun membuat cuitan menanggapi tindakan Kemendagri.
Ia merasa dirinya tak bersalah, justru berniat untuk memberi informasi supaya kasus tersebut dapat perhatian dari pemerintah.
Selain itu ia juga berniat untuk memberikan imbauan pada masyarakat melalui cuitannya supaya waspada dengan kasus tersebut.
"Lah ini gimana? Kenapa saya yanag malah jadi dilaporin? So far saya bikin thread mention sana sini supaya kasus ini dapat perhatian dari pemerintah dan supaya masyarakat lebih waspada terhadap data peribadinya sendiri. Kenapa malah saya yang dilaporkan?" cuitn akun @hendralm.
Tanggapan akun Twitter @hendralm ini pun juga mendapat dukungan dari beberapa warganet yang mengomentari cuitanya ini.
Baca Juga: Pria Paruh Baya Pemakan Kucing Hidup - hidup Jadi Buronan, Berikut Pernyataan dari Kepolisian
Banyak warganet yang merasa pemilik akun @hendralm tak bersalah.
Pasalnya ia hanya ingin memberikan masukan justru malah dilaporkan oleh pemerintah.
Hingga berita ini ditulis, Tweet lanjutan dari akun @hendralm yang menanggapi laporan Kemendagri ke Bareskrim Polri telah dibagikan sebanyak 16.216 pengguna Twitter.
Jika dilihat-lihat, kasus ini mirip seperti kasus yang dialami oleh seorang Youtuber Rius Fernandez saat mengunggah foto menu makanan maskapai Garuda Indonesia yang ditulis tangan.(*)