Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Hari raya umat Muslim Idul Adha sudah semakin dekat.
Seluruh umat Muslim mulai mempersiapkan kurban saat Idul Adha tiba.
Dibalik persiapan menyambut hari raya Idul Adha, dikabarkan ada sebuah kisah yang memilukan sekaligus mengharukan dari seorang nenek yang tinggal di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Seorang nenek bernama Sahnun (60) yang selama ini diketahui bekerja sebagai pemulung dan tinggal di emperan ruko membuat hati warga Mataram tersentuh.
Sebagai seorang pemulung, nenek Sahnun bekerja mengumpulkan barang bekas.
Dia tinggal sebatang kara di Mataram dan kini menumpang tidur di sebuah kios di samping barat Mal Matataram.
Seorang warga yang merasa kasihan dengan nenek Sahnun kemudian memberikan tumpangan tempat tidur kepadanya di kios tersebut.
Jika pagi tiba, Sahnun secepatnya menggulung tikar alas tidur karena pemilik kios sudah mulai beraktivitas berjulan nasi.
Sebelumnya dikabarkan nenek Sahnun juga sempat tinggal di kuburan Hindu.
Melansir dari Kompas.com, ketika ditanya oleh wartawan, Sahnun bercerita sebenarnya ia memiliki keluarga.
Baca Juga: 5 Fakta Dibalik Sosok Pria Viral Pemakan Kucing, Berasal dari Banten dan Akrab Dipanggil Grandong
Keluarganya berasal dari daerah Narmada, Lombok Barat.
Namun, hingga saat ini tidak ada satupun keluarga yang mencari keberadaannya.
Meski hidup sendirian, Sahnun tetap bekerja keras untuk menghidupi dirinya.
Setiap hari tubuh kecilnya memikul karung berisi botol plastik dan barang bekas menyusuri jalan kota Mataram.
Ia biasanya muali berangkat memulung mulai dari subuh hingga malam hari dengan jeda waktu istirahat pada siang hari.
"Pagi-pagi subuh sudah berangkat, balik lagi istirahat nanti lagi lanjut sampai malam," ungkap Sahnun dengan bahasa Sasak ditemui Kompas.com, Selasa (30/7/2019).
Dengan penuh peluh dan keringan ia mengumpulkan botol plastik sekitar dua karung setiap harinya.
Barang bekas yang ia kumpulkan selama seminggu biasanya akan diambil oleh pengepul.
Barang bekas hasil memulungnya biasanya dihargai oleh pengepul antara Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu per karung.
Bertepatan akan dirayakannya Idul Adha, Sahnun berkata akan membeli seekor hewan kurban dari hasil memulungnya selama lima tahun.
Dan akhirnya menjelang Idul Adha tahun ini nenek Sahnun bisa membeli seekor sapi untuk dikurbankan dari hasil jerih payahnya selama lima tahun.
Pada saat ditanya wartawan kenapa ia ingin berkurban, Sahnun hanya menjawab dengan senyuman.
Hal itu menandakan bahwa niat untuk berkurban tidak ingin diketahui banyak orang.
Melansir dari Tribun Medan, pengurus Masjid Nur Iman bernama Kaling, masjid dimana nenek Sahnun berkurban sapi, sempat kaget saat menerima uang Rp 10 juta dari nenek pemulung tersebut.
"Saya juga merasa kaget kok bisa nilai satu sapi yang harganya 10 juta, mampu dibeli oleh seorang yang pekerjaannya sehari-hari pemulung," ungkap Kaling ditemui di rumahnya Senin (29/7/2019).
Dari penuturan Kaling, pemberian uang untuk membeli sapi kurban itu dilakukan nenek Sahnun saat pengajian majlis taklim di Masjid Nurul Iman yang dilakukan rutin setiap hari Kamis.
Sahnun spontan memberikan uang 10 juta untuk berkurban juga sontak membuat para ibu-ibu tercengang dan kaget.
Baca Juga: Pria Paruh Baya Pemakan Kucing Hidup - hidup Jadi Buronan, Berikut Pernyataan dari Kepolisian
"Dia langsung spontan saja menyebutkan Rp 10 juta, makanya kita kaget. Dia hanya pemulung kok bisa, ibu-ibu reaksi pada bengong melihat Sahnun memberikan uang senilai Rp 10 juta," kata Kaling. (*)